Chapter 15: Masa Depan

301 18 19
                                    

Note:
Chapter terakhir...
Sebelumnya, terimakasih banyak untuk pada pembacaku yang setia dan sabar menunggu updatean fic ini... Jujur saja, setiap komen dan vote kalian berikan sangat berarti buat aku dan membuatku untuk terus bisa menulis fic ini hingga selesai..

Untuk rasa terimakasihku, aku bakal ngash bonus chapter prekuel ato bisa dibilang Chapter 0 dari fic ini... dan kalian bisa membacanya setelah chapter 15..

Selamat membaca
----------------------------------------------------------------

"Hari ini semua orang akan bilang, Armin adalah pria yang beruntung..."

Jean berdiri di ambang pintu kamar mandi hotel sambil menatap kearah Pieck yang sedang berdiri di depan cermin, menggunakan dress maxi bergaris leher rendah berwarna mint dengan cetakan bunga, tali yang bersilangan dibagian punggung, rok maxi ruffles dua tingkat dan rambut yang di ikat ponytail tinggi membuat lehernya terekspos.

Pieck menyeringai dengan kata-kata Jean, dia tahu kata-kata yang dia ucapkan itu masih kurang lengkap "Tapi?"

Jean mendekati Pieck yang sedang menggunakan lipstik, berdiri di belakangnya dan memeluknya. "Tapi..." Dia mendekatkan wajahnya di leher dan berbisik, "Setiap hari, aku adalah pria yang paling beruntung di dunia." Dia mencium leher Pieck.

Wanita itu tertawa kecil, "Setiap pria akan berkata begitu pada pasangan mereka."

Jean menarik wajahnya kembali, "Tapi aku yang paling beruntung..." dia memutar tubuh Pieck dan membuatnya menghadap dirinya, "karena aku bersamamu, duniaku."

Jean kembali menundukan tubuhnya dan mencium leher Pieck, wanita itu hanya tertawa, "Rayuan yang bagus, tapi..." dia mendorong Jean yang membuatnya melepaskan ciuman dilehernya, "Jangan sekarang."

"Kenapa?" Jean tidak terima karena Pieck mendorongnya menjauh.

"Kau akan menghancurkan riasanku."

Jean menyeringai, "Kau bisa memperbaikinya lagi." dan bersiap mendekatkan wajahnya kembali tapi Pieck meletakan telapak tangannya di wajah Jean dan menghentikannya.

"Tidak... Kita akan terlambat."

"Tidak akan, lokasi pernikahannya hanya di halaman hotel ini." Jean masih memaksa untuk mencium Pieck.

"Upacaranya di pantai bukan di halaman."

"Pantainya hanya beberapa meter dari halaman."

"Tapi aku harus bertemu Annie dulu."

Jean menyerah, "Berikan aku ciuman, sekali saja."

Pieck menyipitkan matanya, "Tidak... kau akan menghapus lipstik ku."

Jean menghela nafas panjang dan melepaskan Pieck, dia menolehkan wajahnya dan bergumam, "Istriku sungguh jahat, dia bahkan tidak memberiku satu ciuman. Bagaimana aku bisa tahan dengan dress punggung terbuka dan rambut diikat seperti itu." dia cemberut.

Pieck hanya memperhatikannya dan mencoba menahan tawanya, "Berhentilah cemberut, kemarilah."

Pria itu berhenti cemberut dan menolehkan wajahnya ke arah Pieck dengan antusias.

"Hanya satu ciuman dan jangan rusak riasanku."

"Kita lihat saja nanti." Ucap Jean sambil menyeringai, mengangkat Pieck dan mendudukannya di meja rias.

"Oh my..." Pieck sepertinya telah membuat keputusan yang salah.
***

Pieck terlambat bertemu dengan Annie. Karena Jean, dia harus merapikan riasannya, rambutnya dan juga pakaiannya.

Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang