Warning:
Rate Mature
-------------------------Malam itu...
Pieck duduk di bar sendirian disebuah kelab malam. Dia tidak datang sendirian, dia datang bersama dengan teman-teman kantornya yang lain, mereka merayakan keberhasilan sebuah proyek yang dia sendiri juga ikut dalam tim itu. Tapi dia merasa kesal karena bukan ide miliknya yang di gunakan tapi milik saingannya. Dia merasa senang dengan keberhasilan itu, tapi...
Pieck menghela nafasnya dengan keras, memutar-mutar isi dari gelasnya, dia berpikir untuk pulang saja. Jika bukan karena teman-teman yang lain, dia sudah menolak ajakan ini.
"Bukankah sangat kesepian duduk sendirian di sini?" Pieck sangat hapal dengan suara itu, suara seseorang yang sering membuatnya jengkel.
"Apa ini sudah waktunya untuk mengejekku?" Pieck menoleh ke samping dan mendapati Jean Kirstein, orang yang paling tidak dia inginkan untuk duduk di sampingnya.
"Aku tidak mengejekmu. Aku hanya menggodamu." Jean mengatakan hal itu dengan seringai di bibirnya.
Pieck merasa jengkel, "Bisa kau cari korban yang lain?"
"Kau satu-satunya korban yang ku punya."
Pieck menatap sebal kearah pria yang sedang duduk di sampinya itu, "Ugh..." dan berdiri dari tempat duduknya.
"Tunggu... kau mau kemana?" Jean menjegahnya pergi.
"Menjauh darimu... Bisakah kau meninggalkan ku sendiri... Kau selalu membuatku sakit kepala."
"Oh ayolah... Kita berhasil kali ini dan akhirnya kita bisa bekerja sama dengan baik. Bisakah kau tenang dan duduk kembali walaupun hanya sesaat?"
Masih dengan perasaan jengkel, Pieck duduk kembali.
"Tenanglah, jangan kesal begitu, kau juga bagian dari proyek. Walaupun sebagian besar berkat diriku."
Pieck menatap tidak percaya kearah Jean yang masih memasang tampang jahil. Dia merasa ingin sekali melempar gelas yang ada di dekatnya ke wajah itu.
"Kau benar-benar menyebalkan." Pieck berdiri kembali dari duduknya.
"Oi... tunggu, tunggu, tunggu.." Jean meraih lengan Pieck dan memintanya duduk kembali, Pieck mematuhinya "Aku tidak bermaksud untuk mengejekmu."
"Kau baru saja melakukannya." Pieck menghela nafas dengan kesal, "Apa yang kau inginkan, Kirstein?"
Jean melepas peganganya pada lengan Pieck, "Aku hanya ingin berteman denganmu."
Pieck tertawa sinis, "Apa?" dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan pria itu, dia merasa jika dia hanya ingin mengerjainya. "Apa kau ingin menjahiliku?"
"Oh ayolah... apa kau tidak lelah dengan semua yang terjadi di antara kita?" Jean dengan frustasi memberikan alasan yang logis kepada Pieck, sudah hampir tiga tahun mereka berdua saling kenal. Karena antusiasme mereka dalam pekerjaan membuat mereka selalu berargumen, saling bersaing siapa yang bisa mengambil alih dan menyelesaikan proyek-proyek dengan sempurna.
Entah mulai kapan hal itu terjadi, Jean sering sekali menggoda dan mengejek Pieck, begitu juga dengan Pieck yang melakukan hal sama padanya. Sekian lama saling bersaing membuat mereka berdua tahu seperti apa karakter mereka satu sama lain.
"Sejujurnya..." Jean melanjutkan, "Aku lelah kita selalu mengejek satu sama lain, setiap kali kau melototi ku, aku merasa jika kau ingin membunuhku."
"Aku melototimu karena kau menyebalkan, sombong, terlalu percaya diri. Itu membuatku jengkel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)
FanfictionJean dan Pieck tidak pernah akur, selalu saling mengejek dan membenci satu sama lain. Hingga seketika kehidupan mereka berubah saat mereka memutuskan untuk berdamai.