Chapter 9: Tinggalah

300 27 18
                                    

Note:
Aku Kembali...
Semoga kalian suka..
7.2 ribu kata untuk kalian...
----------------------------------------------

Tidak ada yang memulai pembicaraan.

Saat Pieck memperkenalkan Porco dan Jean satu sama lain, mereka hanya saling bersalaman, berkenalan, Porco mengucapkan selamat kepada mereka dan pergi. Jean mengatakan pada Pieck jika barang-barang yang mereka pesan akan di antar beberapa hari lagi.

Selama di perjalanan pulang, mereka hanya saling terdiam. Jean tidak bertanya apapun tentang apa yang di bicarakan Pieck dan mantannya.

Pieck secara tidak sadar mulai memainkan kalung pemberian ibu mertuanya yang berada di lehernya dengan jemarinya. Dia tenggelam dengan pikirannya sendiri, dia merasa gelisah.

Apa dia harus mengatakan pada Jean tentang apa yang baru saja terjadi? Apa Jean ingin mengetahuinya? Apa dia... marah?

Hingga mereka sampai di rumah, Jean hanya berbicara seadanya seperti... dia yang akan memasak makan malam atau dia akan mandi. Saat makan malam pun, mereka hanya terdiam.

Akkhh.. Pieck merasa gusar, dia merasa sangat tidak nyaman dengan situasi ini. Dia tidak pernah menyangka jika hal seperti ini akan terjadi, dia tidak menyangka jika pria yang telah dia lupakan, datang untuk mencarinya.

Saat Pieck sudah duduk di bangku yang ada di depan toko prabotan itu, dia melemparkan senyuman kepada Jean yang berada jauh di depannya, dia memperhatikannya hingga pria itu menghilang masuk lebih dalam ke area toko.

Pieck merapatkan mantel panjang berwarna hitam yang dia kenakan, hingga...

"Pieck..."

Dia menoleh ke kanan, ke sumber suara yang memanggilnya dan... terkejut. Seseorang yang tidak dia harapkan datang kembali ke kehidupannya dan sedang berdiri tidak jauh darinya, sedang memandangnya dengan ekspresi terkejut yang sama. Pieck hanya tetap duduk di bangku itu.

"Porco..." Pieck mengucapkan namanya dengan nada bergetar. "Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Saat Pieck melontarkan pertanyaan itu dan melihat ekspresi wajahnya, dia berfikir jika Porco juga tidak menyangka akan bertemu dengannya disini, tidak tahu tentang apa yang terjadi dan juga tentang pernikahannya. Tapi... apa mungkin dia sudah tahu?

Pieck bisa melihat ekspresi wajah pria itu sudah berubah tenang, sudah lama Pieck tidak melihat mata berwarna hazel miliknya, raut wajah yang tegas dan rambut pirangnya. Dia terlihat masih sama seperti terakhir kali Pieck melihatnya.

Pieck tidak membantahnya, jika dia merindukan pria ini.

Porco menghela nafas, masih berdiri diposisinya dengan cangkir kertas di tangannya "Aku ingin bertemu denganmu. Aku ingin menelfonmu tapi aku berfikir lebih baik aku pergi ke apartemenmu dan... kau tidak di sana."

Pieck mengalihkan pandangannya sesaat dari pria itu, dia merasa ini agak lucu. Setelah apa yang terjadi di antara mereka, kenangan, sifat keras kepala mereka, pertengkaran dan perpisahan, kini dia datang dan mengatakan ingin bertemu dengan Pieck.

Pieck tersenyum masam, "Kenapa? Aku pikir kau sangat suka berada di London dan kau datang jauh-jauh kesini hanya untuk bertemu denganku?"

"Ya..." pria itu menatap Pieck dari tempatnya berdiri, "Aku dengar kau pindah rumah."

Pieck mengangguk, "Ya... bagaimana kau tahu?"

"Aku bertanya pada Annie... dan dia tidak ingin memberikan penjelasan apa-apa padaku, dia hanya bilang kau sudah pindah."

Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang