15. Be Happier, Please

376 66 1
                                    

                   

Hari kelima sejak acara olimpiade saintek dimulai Jeno belum pernah absen untuk membantu seluruh kepengurusan logistik para divisi perlombaan. Dengan modal surat kepanitiaan yang berstempel resmi fakultas, Jeno berhasil lolos untuk tidak mengikuti seluruh kelas biasa kuliahnya selama satu minggu. Dia hanya menghadiri praktikum di lab yang memang tidak bisa ditinggalkan kalau mau lulus semester ini.

Kesibukan Jeno di hari kelima tentu saja nggak beda jauh dengan hari-hari sebelumnya. Ya ngatur keperluan lapangan, ya nyusun banner, ya ngejelma jadi keamanan mendadak, ya dengerin petuah koordinator lapangan –Bang Jeff, sampai bantu divisi konsumsi yang mana anggotanya adalah salah satu teman dari jurusan biologi yang dia kenal bernama Juna.

                   

Siang di hari kelima Juna minta tolong sama Jeno yang baru banget rebahan dibawah AC ruang sekre fakultas untuk bantuin koor konsumnya beresin keperluan konsum setelah divisi futsal selesai nanti karena dirinya ada kelas pengganti praktikum mendadak sore itu.

Dan Jeno tentu tidak menolak.

                  

"Juna kemarin kena omel di depan lab gara-gara salah ngumpulin laporan, kak. Makanya gue kesian."

               

Sore itu Jeno baru aja selesai bantu menyusun keperluan konsum ke sekre fakultas dan sedang kembali lagi ke lapangan kampus untuk membantu divisi futsal bebenah.

Jeno tidak berjalan sendirian, ada koordinator konsum bersamanya.

"Hah? Gimana ceritanya?"

"Di jurusan lo kalau nulis laporan di ketik atau tulis tangan?"

"Eum, ketik sih, kenapa?"

"Oh, kalau di kimia tulis tangan, si Juna juga biologi diketik kayak lo. Jadikan dia bilang dia nitip sama temennya ngeprint, udah teledor dianya dan temennya juga nggak ngecek lagi. Pas dikumpulin ternyata laporan Juna itu laporan fotosintesis sederhana yang semester satu."

Cewek yang bersama Jeno itu tiba-tiba saja tertawa, "Lah? Wkwkwk anjir terus gimana?"

"Ya makanya kan tadi dia minta tolongnya yang melas banget, Jen tolong gue Jen bisa kiamat gue ampe bolos lab doi lagi."

Bianca –si koordinator konsum langsung tertawa membayangkan anak buahnya –Juna memelas seperti itu.

Dan Jeno ikutan ketawa.

Jalan setapak menuju gedung olahraga kampus itu pun sayup-sayup diisi oleh kekehan mereka.

Tapi,

               

radar itu lagi-lagi tetap berarah.

                    

Iya, dari sudut mata nya yang membulan Jeno tau di salah satu sudut area parkir di dekatnya ada Kinan yang berdiri memandangnya dengan tatapan getir.

                

Jeno tau,

Tapi dia nggak bisa apa-apa.

           

Negur?

Percuma.

                  

Cewek itu yang mau nya mereka menjadi seperti ini. Dua orang asing.

               

[✔️] PRIORITY || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang