-03

5.1K 403 165
                                    

ƃuᴉpɐǝɹ ʎddɐɥ

Bukannya tidak mau melawan. Hanya saja, dirinya tidak mau menambah masalah. ~Arcya Christa~

✯✯✯

Motor ninja berwarna merah hitam itu berjalan sedang di tengah-tengah jalan raya yang terlihat ramai itu. Malam ini cuacanya sangat mendukung sekali. Tidak hujan tidak panas membuat pria yang sedang duduk diatas motor besar itu tidak mengeluarkan kata-kata umpatan dari mulutnya. Biasanya, kalau serasa ada yang membuat dirinya tidak enak pasti cowok itu akan mengumpat tak henti-hentinya.

Rencananya, malam ini Aglen mau pergi ke markas mereka. Bukan markas geng anak motor atau semacam apalah itu. Itu hanya markas tempat biasa untuk mereka nongkrong. Disana, mereka bisa melakukan apa saja tanpa dilarang atau dilihat oleh orang-orang sekitar.

Dibalik helm full pack itu, kedua mata Aglen tak sengaja melihat seorang gadis biasa di ujung sana. Gadis itu terlihat sedang melayani para pelanggannya dengan ramah. Berbeda sekali saat di sekolah.

Sontak Aglen pun menepikan motornya di pinggir jalan dan turun dari motor itu. Bibirnya mengeja huruf yang tertempel didepan gerobak coklat putih di depan sana. 'Roti Panggang'.

Saking penasarannya, cowok bertubuh tinggi itu melangkahkan kakinya menuju ke arah gerobak di pinggir lapangan sana. Ternyata benar dugaan Aglen, gadis yang berjualan roti panggang itu adalah Arcya. Gadis yang notabenya sedang menjadi babunya saat ini.

Aglen berhenti saat sudah berada tepat di depan gerobak coklat putih itu. Ia melihat gadis itu masih belum menyadari keberadaannya karna sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

"Mau pesan berapa ma—kak Aglen." Jantung Arcya kaget kala melihat pria yang sedang berdiri santai di depannya itu. Tidak salah lihatkah Arcya? Atau ini hanya halusinasi nya saja karna selalu memikirkan Aglen yang sungguh kejam itu.

"Lo jual roti panggang?" Tanya Aglen.

Yang ditanya masih syok melihat keberadaan pria itu. Lalu buru-buru Arcya menetralkan kembali penglihatannya. "I-iya kak." Tuh kan. Kalau lagi ngomong sama Aglen pasti selalu gugup.

"Sejak kapan?" Tanya Aglen lagi.

"U-udah lama kak, semenjak aku kelas sembilan SMP."

Aglen mengangguk-angguk mengerti, lalu matanya melirik ke samping melihat beberapa roti yang masih di panggang. Melihatnya, perut Aglen tiba-tiba saja mendadak menjadi lapar.

"Gue pesen satu," kata Aglen.

•••

⚠️MOHON MAAF. SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN⚠️

UNTUK BISA MEMBACA KESELURUHAN ISI CERITA, KALIAN BISA MEMBELI DI VERSI NOVEL.

PAINFUL LIFE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang