0. Prolog

125 59 50
                                    


0. Prolog

Cinta?
Itu perkara yang mudah.
Yang sulit hanyalah menyerahkan hati kita kepada orang yang tepat.

______________________________________

*^^*

"Besok kamu mulai masuk sekolah lagi kan? Nggak kerasa, sekarang putri papa sudah sebesar ini," ujar seorang pria berumur sekitar empat puluhan itu sambil mengelus kepala putrinya. Ia tersenyum hangat dengan lesung pipi yang sudah menjadi ciri khas pria itu walaupun helai demi helai rambutnya sudah mulai memutih.

"Ini semua karena papa sudah menjadi orang tua terbaik buat Clara." Gadis itu membalas senyuman papanya tak kalah manis.

Angin malam menyerbak masuk ke dalam kamar yang didominasi warna pastel itu melalui jendela yang terbuka. Suasana yang kian berubah menciptakan hawa yang kian berbeda. Wajah yang tadinya dipenuhi senyuman itu perlahan diganti oleh kepahitan yang menyakitkan.

"Andai mama kamu masih di sini, dia pasti bangga melihat putri kecilnya kini sudah tumbuh menjadi gadis secantik ini," ungkap Adnan menatap putrinya dengan sedu, berusaha sekuat tenaga melawan air mata yang hendak mengalir bebas.

"Papa jangan sedih. Walaupun mama udah nggak ada, tapi masih ada Clara. Putri papa yang cantik ini pasti bakal bahagiain papa sampai nanti papa jadi kakek-kakek." Clara tersenyum seraya menggenggam tangan papanya.

Hati Clara sakit jika melihat papanya memasang ekspresi seperti itu. Apakah cinta begitu menyakitkan? Kenapa kisah yang seharusnya bahagia malah berakhir menyakitkan seperti ini?

"Bukan hanya papa, dong. Putri papa juga harus bahagia, oke?"

Clara mengangguk dengan senyuman.

Adnan mengecup singkat dahi putrinya. Dalam hati ia bersumpah untuk melindungi putri semata wayangnya ini. Tidak akan pernah ia membiarkan seorangpun melukai hati putrinya, apalagi sampai membuatnya menangis. Cukup dia saja yang menderita, jangan sampai Clara ikut merasakannya.

Adnan mengelus lembut puncak kepala Clara.

"Sudah malam, sebaiknya kamu tidur, besok kan kamu harus bangun pagi," ucap Adnan dengan senyuman yang terlihat jelas dipaksakan.

Clara mengangguk, "Selamat malam, my Hero," katanya.

"Selamat malam juga, my little princess, have a nice dream," ucap Adnan lalu mengecup lagi kening Clara sebelum meninggalkan kamar itu.

Clara masih setia menatap pintu kamarnya bahkan setelah papanya pergi. Ia tahu, pasti setelah ini papanya akan bersedih sendirian di kamarnya. Clara memang tidak memiliki banyak kenangan bersama mamanya, karena di saat mamanya pergi, Clara masih berumur 10 tahun. Usia yang masih sangat muda untuk merelakan orang terkasih pergi. Seorang wanita yang selalu terlihat lemah dan rapuh itu akhirnya pergi tanpa meninggalkan banyak ingatan yang berarti dihidup Clara. Tapi bagaimanapun, Clara tetap menyayanginya.

Clara turun dari kasurnya menuju ke depan jendela. Membiarkan hawa dingin menyapu setiap inci wajahnya. Membiarkan sinar rembulan menemukan dirinya. Dan di sinilah setiap malam ia akan menumpahkan isi hatinya.

Kenapa disaat mama pergi, papa lah yang paling menderita. Padahal di sana mama sudah bahagia, kan? Mama sudah tidak kesakitan lagi seperti sebelumnya.

Clara mengambil sebuah pigura yang terletak di atas meja di dekat jendela. Pigura dengan foto masa kecilnya bersama kedua orang tuanya. Perlahan Clara mengusap kaca pigura itu. Membiarkan desiran halus di dalam hatinya bergejolak bersamaan dengan serpihan masa lalu yang berputar diotaknya.

Ia memandangi wajah papanya. Wajah yang masih muda dengan senyum kebahagian yang sudah tidak pernah ia lihat lagi setelah mamanya tiada.

Cinta yang begitu besar itu seakan perlahan mencabik-cabik hidup pria itu. Setiap napas yang ia ambil terasa seperti polusi yang menyesakkan dadanya. Walau di depan Clara dia tampak baik-baik saja, tapi gadis itu tahu, punggung yang semakin lama semakin rapuh itu nampak kesepian.

Aku takut jatuh cinta lagi. Aku takut, jika disaat rasa itu menghampiriku, itu hanya akan bertahan untuk sesaat, dan dia akan pergi meninggalkanku seperti mama dan orang itu.

*√√*

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang