5. Adek-adek

38 27 21
                                    

*^^*

Hai!

Gimana kabarnya para readers?

Semoga sehat selalu^^

Nggak usah banyak omong.

Mari kita nikmati tulisan ini.

HAPPY READING❤️

_________________________________

5. Adek-adek

"Wahai sobat. Janganlah engkau menilai orang dari tampilan luarnya saja. Karena, mungkin saja dia lebih baik dari apa yang engkau kira. Contohnya gue."

-Aliando Fairel Calief-

______________________________________

*^^*

Clara menatap mobil hitam yang masuk ke dalam pekarangan rumahnya itu dengan mata menyipit. Bertanya-tanya siapa pemilik dari benda hitam nan berkilau itu.

Barulah, setelah pengemudi mobil itu turun dari dalam mobil, Clara tahu siapa orang itu.

Ngapain dia di sini? batin Clara menatap lelaki itu sambil mengerutkan alisnya

Cowok itu berjalan menghampiri Clara dengan seragam sekolah yang sama dengannya. Ia lalu berdiri di depan gadis itu yang juga sedang menatapnya.

"Ngapain lo ke si-"

"Assalamu'alaikum," potong Rava cepat.

Clara mengerucutkan bibirnya merasa tidak terima ucapannya dipotong.

"Wa'alaikumsalam," jawabnya ketus lalu kembali fokus pada sepatu yang hendak ia pasang pada kakinya.

Rava mengangkat sebelah alisnya. "Kok jawabnya gitu?"

Clara mendongak, menatap tepat pada sepasangan pupil coklat itu. "Gue yang seharusnya nanya, kenapa lo ke sini?"

"Jemput calon pacar," jawab Rava seraya tersenyum.

"Mimpi aja terus! Lagian, bukannya kemarin gue udah bilang nggak usah jemput?"

"Emang iya."

"Terus?" tanya Clara dengan alis berkerut

"Mama yang nyuruh gue buat jemput lo. Surga kan ada dikaki ibu. Jadi gue dosa kalau nolak perintah mama, ya, kan?" kata Rava dengan seringai puas

Clara mendengus kesal. Mau membantah pun ia tidak bisa. Tidak mungkin, kan, Clara meminta Rava agar tidak menuruti perintah ibunya.

"BANG RAVAA!" teriak Gracia sambil memunculkan kepalanya ke luar jendela mobil

"SURUH KAK CLARA CEPET DIKIT! GUE NGGAK MAU TELATT!!" sambungnya dengan teriakan yang menggelegar, padahal jarak antara mobil dan tempat Rava berdiri tidak sejauh itu sampai harus berteriak.

"Heh, mulut toa! Sabar dikit napa!" protes Rava kesal dengan adiknya itu

"Ya udah, buruan!" Setelah itu Gracia kembali memasukkan kepalanya ke dalam mobil

Rava kembali mengalihkan perhatiannya pada Clara yang sudah selesai memasang sepatunya.

"Udah? Yuk berangkat," ajak Rava.

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang