6. New ship?

28 26 33
                                    


Halo!

Chap baru, nih.

Semoga suka.

Happy reading!❤️

______________________________

6. New ship?

"Jangan sesekali menunda sesuatu. Karena semua yang nggak tuntas itu nggak baik."

-Devano Zeiron Vernando-

______________________________________

*^^*

"ALDOOO, LO APAIN SAHABAT GUEE?"

Sagita yang memang sedang berjalan dikoridor itu pun menghampiri Aldo dan Nadia yang masih berdiri ditempatnya.

Aldo menoleh, menatap Sagita yang setengah berlari kearahnya. Salah paham nih, pasti, batinnya.

"Bener-bener ya, lo, Do. Lo apain Nadia, bego!" kesal Sagita sambil memeluk Nadia yang masih mengusap matanya.

Tuh, kan.

"Gini nih, sikap manusia. Sukanya su'udzon dahulu, tanya-tanya kemudian," protes Aldo.

Sagita menatap sinis Aldo dengan wajah menyebalkannya.

"Mata gue perih, Git. Kayaknya tadi kelilipan," ujar Nadia angkat bicara.

"Tuh, dengerin kata bebeb Nadia," sahut Aldo.

Sagita melotot tajam. "Siapa lo, panggil-panggil sahabat gue bebeb?" ketus Sagita tak terima

Aldo hanya mengedikkan bahu. Ia memalingkan wajahnya dari Sagita, tak mengacuhkan gadis itu. Lalu kembali fokus pada Nadia.

"Sini beb, aku tiupin," ujarnya.

Dengan polosnya Nadia mendekatkan wajahnya pada Aldo, lalu cowok itu pun meniup mata Nadia yang sudah memerah.

"Gimana? Udah nggak perih, kan?" tanya lelaki itu seraya tersenyum

"Iya, udah, makasih, ya," jawab Nadia.

Sagita melongo melihat interaksi kedua manusia dihadapannya ini dengan ekspresi tak percaya. Setelah beberapa saat, ia kemudian menarik lengan Nadia agar menjauh dari Aldo.

"Nggak, gue nggak bakal ngerestuin hubungan lo sama dia, Nad," tegas Sagita sambil memeluk erat lengan kiri Nadia yang sekarang nampak kebingungan.

"Gue nggak butuh restu dari lo! Iya, kan, Beb?" Kemudian Aldo menarik Nadia kembali ke sisinya

"Nggak. Kalau lo mau ambil Nadia, langkahin gue dulu." Sagita dengan kasar menarik tangan Nadia lalu menyembunyikan gadis itu di belakang tubuhnya.

Nadia yang masih tidak mengerti dengan situasi yang terjadi hanya menatap kedua orang itu dengan wajah kebingungan.

"Ya udah, kalau gitu kamu aja yang jadi bebebnya Aldo," ujar Aldo sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Dih. Ogah! Lihat muka lo aja gue jijik, Do!"

"Kamu rabun, beb? Kamu nggak lihat muka aku yang gantengnya ngalahin Jongkok, Jungkuk, Jangkrik, atau siapalah itu?" ujar Aldo dengan bangganya sambil mengangkat dagu, menunjukkan wajahnya.

Gue pergi aja kali, ya. Diam-diam Nadia memundurkan langkahnya, lalu berbalik dan menjauh dari kedua orang itu.

"Muka kaya babi gitu, apanya yang mau dibanggain, sih?"

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang