Khitbah Dadakan

2.4K 229 46
                                    

Hasan memasuki restoran biasa tempat mereka menongkrok bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hasan memasuki restoran biasa tempat mereka menongkrok bersama. Lelaki itu mendekati Kevin, Dylan, dan Ryhan yang sedang santai.

"Lho, Luthfi belum sampai Vin?" tanya Hasan membuat Kevin, Dylan, dan Ryhan kebingungan. Pasalnya Luthfi duluan yang mengadakan janji dengan mereka, namun kini dirinya malah belum datang sama sekali.

"Hah? Tumben banget sih big bos telat?" timpal Dylan.

"Nggak biasanya lho big bos telat, ada apa ya? Apa jangan-jangan dia lupa terus langsung pergi ke kantor?" sambung Kevin penasaran. Hasan langsung mengambil gawai dari saku celananya dan menekan nomor seseorsng di sana.

"Halo Dim? Apa Luthfi ada di kantor sekarang?" tanya Hasan kepada sekretaris Luthfi.

"Pak Luthfi? Belum datang Pak. Ngomong-bagaimana ini Pak, nanti ada rapat, tapi Pak Luthfi belum datang?"

"Mas Faiz udah datang?"

"Katanya Pak Faiz izin tidak masuk ke kantor karena masalah pondok yang di Jawa Mas?"

"Oh iya saya lupa. Yasudah kalau gitu nanti saya ke sana."

"Baik Pak."

Hasan menutup teleponnya, lantas meminta izin kepada teman-temannya untuk undur diri karena ada rapat dadakan. Jabatannya di perusahan Luthfi merupakan General Manager, sementara Faiz Direktur.

"Gimana bos?" tanya Ryhan penasaran.

"Dia belum datang juga."

"Lha terus gimana dong bos? Ini udah gue hubungin big bos, tapi ponsel dia mati." Dylan berinisiatif untuk mencoba menelepon Luthfi semenjak Hasan menanyakan keberadaan Luthfi kepada Dimas.

"Mau bagaimana lagi? Di kantor juga ada rapat dadakan. Luthfi nggak ada, Mas Faiz lagi pergi ke Jawa.  Kapan-kapan aja bahas masalah pondok. Yang penting kalian awasi saja semuanya, kalau ada sesuatu yang janggal, tinggal lapor aja,"

Kevin mengembuskan napas kecewa, ia sengaja tidak makan sejak tadi karena memang sengaja supaya Luthfi mentraktirnya. "Gagal maning gue minta traktiran sama big bos."

Hasan menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya, lalu setelah itu ia pamit mengundurkan diri.

🥀🥀🥀

Jalanan pagi ini begitu lenggang, Luthfi mengemudi dengan santai karena waktu masih menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit. Pagi ini ia berniat menemui sahabatnya untuk mencari tahu lebih lanjut siapa pelaku dibalik kebakaran gudang pondok.

Dari arah depan, terlihat mobil sedan berwarna hitam sedang melaju dengan kecepatan tinggi, entah mengapa dirinya merasa tertarik untuk mengikutinya.

Sampai di sebuah komplek yang cukup jauh dari kantor dan juga pondoknya, mobil itu berhenti di sebuah rumah minimalis. Luthfi pun mendadak menginjakan remnya. Ia cukup terkejut ketika melihat orang yang baru saja keluar dari mobil tersebut.

He Is My Coldest GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang