2. Hukuman Dihari Pertama

3.6K 255 8
                                    

"Yang namanya pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang namanya pesantren. Selain di didik untuk mandiri, kita juga akan di didik untuk kebersamaan."

•Wafiq Azizah•

🥀🥀🥀

Mentari telah menampilkan sinarnya pada semesta. Pagi hari telah menyambut. Dipagi ini, seluruh santri putra maupun putri baru digiring bersama di tengah lapangan guna mempersiapkan acara yang akan diselenggarakan oleh pihak pesantren, yakni sesi perkenalan lingkungan pondok pesantren.

Seluas senyum mengembang dibibir seorang gadis berkulit putih bersih dengan pipi yang sedikit gembul, seolah tidak ada beban yang sedang ia pikul. Padahal jauh dari itu, ada sesuatu yang disembunyikan.

Gadis itu mulai melangkah, menikmati udara segar dipagi ini. Sambil melihat dedaunan hijau yang menyejukkan, seseorang dari arah belakang mendekatinya seraya menyapa.

"Asalamualaikum, Wafiq," sapanya.

Wafiq menoleh seraya tersenyum.

"Waalaikumussalam, Ustazah," jawabnya sembari mencium tangan orang yang ada dihadapannya dengan takzim.

"Nanti Ustazah minta tolong sama kamu ya. Tolong gantiin tugasnya Nanda untuk ngawasin santri baru." Katanya, Wafiq mengerutkan alis bingung

"Memangnya Nanda kemana, Ustazah?" tanya Wafiq mengerutkan alis bingung.

"Beliau sedang sakit, jadi Ustazah minta tolong kamu yang gantiin?"

"Kenapa harus saya Ustazah? Saya bukan pengurus munadzomah. Kenapa tidak menyuruh pengurus yang lain?"

"Karena Ustazah percaya sama kamu. Maka dari itu, Ustazah amanahkan ke kamu," ucap ustazah jujur. Setelah mengatakan itu, ustazah Rani pergi berlalu dari hadapan Wafiq.

Ya, walau bisa dibilang Wafiq itu biang onar di pondok, tapi dia juga salah satu santri kepercayan ndalem dan juga para asatidz dan asatidzah. Tidak percaya? Entahlah, hal apa yang membuat Wafiq menjadi santri kepercayaan.

Wafiq menghela napas panjang sebelum kakinya melangkah menuju tengah lapangan yang sudah dipenuhi para santri baru.

Sampai di tengah lapangan, seluruh mata menatap heran ke arah Wafiq, tak terkecuali Ziah, dia menatap gadis itu tidak suka.

Wafiq yang melihat itu tidak menghiraukan mereka, ia lebih memilih untuk menyapa para santri yang kini tengah berbaris rapih dengan posisi istrirahat ditempat.

"Assalamu'alaikum semuanya, shobahul¹ khair!" sapa Wafiq dengan ceria.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, shobahunnur² ukhti!" jawab seluruh santri dengan kompak.

He Is My Coldest GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang