Sebuah Kado

2K 185 9
                                    

Assalamu'alaikum, yang mau gabung di grup whatsapp nya, bisa langsung chat, Wattpad : @Ratualya27_  Instagram : @meralyaa27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamu'alaikum, yang mau gabung di grup whatsapp nya, bisa langsung chat,
Wattpad : @Ratualya27_  Instagram : @meralyaa27.

Kita bakal ngobrol-ngobrol bersama Gus Es Kutub langsung🤗.

*****

Hari telah berganti kembali, jam sudah menunjukkan pukul 08.30. WIB. Di KBM saat ini, Wafiq tidak fokus dengan guru sedang menjelaskan materi pembelajaran hari ini, memang matanya tertuju pada papan tulis, tapi pikirannya berkelana pada yang lain.

Apa yang bakal gue lakuin kali ini? Batin Wafiq bertanya.

“Kamu dengar penjelasan Ibu, Wafiq?!” teriak Bu Hamida kepada Wafiq.

Wafiq tersentak. “Hah Bu?”

“Dari tadi kamu tidak memperhatikan saya?”

“Memperhatikan Bu.”

“Coba jelaskan apa yang saya terangkan tadi?”

Wafiq diam membisu, ia menggaruk kepalanya tak gatal. Mampus gue! Batinnya.

“Benarkan, sedari tadi kamu tidak memperhatikan Ibu menerangkan materi hari ini! Sekarang Ibu hukum kamu buat rangkuman di bab 11!” perintah Bu Hamida.

“Anu Bu, anu, buku saya ketinggalan di asrama!” alibi Wafiq.

“Ambil sekarang!” Wafiq mendengkus. Lalu berdiri dari tempt duduknya.

“Ayo Bil!” Wafiq menarik tangan Nabila.

“Kenapa ajak Nabila? Kamu sendiri saja!”

Wafiq tidak menghiraukannya, ia tetap berjalan keluar dari kelas bersama Nabila, walau Bu Hamida sangat marah.

“Kenapa lo ngajak gue?” tanya Nabila heran.

“Kita ke mal sekarang!” perintah Wafiq.

“Mau ngapain emangnya? Kita kabur lagi nih?” Nabila mengerutkan dahi bingung. Wafiq mengangguk.

“Kita ganti baju dulu di asrama, mumpung belum istirahat, dan para santri juga lagi sekolah, kita kabur!”

“Tapikan---”

“Sekarang udah mulai takut lo? Please anterin gue buat beli sesuatu untuk Gus Es Kutub itu.” Mata Wafiq berbinar.

Nabila menghela napas, kalau sudah begini, ia tidak bisa menolak permintaan Wafiq.

🥀🥀🥀

Setelah berhasil kabur dari pondok, kini mereka berdua berada di mal, tepat saat mereka sampai, mal baru saja di buka. Dengan segera mereka berdua masuk dan menuju ke sebuah toko jam yang berada di lantai 1.

Wafiq sibuk memilih jam-jam yang terpampang dalam meja berkaca itu.

“Kayaknya jam yang itu keren deh Mbak, coba saya mau lihat,” ucap Wafiq seraya menunjuk jam berwarna hitam yang berada di ujung sebelah kanan.

He Is My Coldest GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang