Gua berpisah dengan bagas di pertigaan jalan, dia menuju jalan raya untuk beli pecel lele, menu makan malam dia dan bang agus, sedangkan gue berbelok ambil jalan pintas lewat gang yang lumayan sepi agar bisa cepet sampe kosan.
Gang ini cukup sepi meski samar-samar gue masih denger suara tivi dari dalam rumah-rumah kontrakan yang berdiri sangat rapat antara bangunan satu dengan yang lain.
Gue berjalan sedikit cepat Ketika melewati belakang mall yang lumayan gelap. Belakang mall itu lumayan sepi dan jarang ada bangunan perumahan karena emang deket dengan lintasan kereta KRL.
Gue lihat beberapa ilalang yang mulai tumbuh tinggi menutupi pandangan orang dari ujung jalan raya kesini. Kalau ada perampokan dan pembunuhan gue rasa ga akan ketahuan karena disini lumayan gelap dan sepi.
Gue agak takut sih kalau tiba-tiba ada perampok atau preman gitu. ga mau mati muda dulu gue. gue liat didepan ada sebuah pos ronda. Lampunya emang sedikit remang-remang sih tapi setidaknya buat gue bernafas lega.
Pos ronda itu keliatan lumayan rame karena ada beberapa anak muda disana yang keliatannya lagi main kartu. Pos ronda itu ga kayak pos ronda yang biasa ada di kampung atau kompleks yang terbuka gitu.
Ternyata gue salah lihat, itu bukan pos ronda melainkan pos jaga palang kereta yang disampingnya di kasih dipan dan atasnya di pasangin terpal.
Pantes aja kecil dan tertutup gitu, tapi pos jaga itu emang sepertinya dibuat jadi pos ronda gitu deh. Ketika udah mendekati pos jaga tersebut tiba-tiba ujan turun dengan deras.
Gue kaget dong dan langsung aja lari ke pos jaga itu. Padahal tadi siang cuacanya cerah banget, tapi kok bisa tiba-tiba ujan sih.
"misi bang, numpang neduh bentar ya" ijin gue Ketika gue telah sampai di samping pos jaga itu dan ikutan gabung sama para pemuda itu.
Gue perhatikan ada sekitar empat orang pemuda, gue taksir umurnya rata-rata 20 tahunan. Mereka lagi main kartu dan kayaknya sedikit mabok deh.
Terlibat dari beberapa botol minuman keras yang ada di dipan tersebut disamping beberapa cemilan dan kacang rebus.
"oh iya mas, silahkan, ujannya tiba-tiba ya ngagetin aja" jawab salah satu pemuda itu yang punya tato di tangannya kiri dan kanan serta leher bagian samping kanannya.
"dari mana emang mas?" tanya pemuda bertato ini yang kini sedang membereskan sampah kulit kacang dan memasukannya kedalam kantong plastic hitam. Memberikan gue ruang untuk duduk didipan tersebut Bersama dengan ketiga temannya.
"dari rumah temen bang" jawab gue sambil tersenyum kepadanya. Gue lihat tiga temennya yang lain udah kayak setengah teler tapi karena hujan ditambah suara geluduk yang lumayan kenceng membuat mereka jadi terjaga.
"lagi ngeronda bang?" tanya gue penasaran. "hehe engga mas, ini emang tempat nonkrong kita aja, kebetulan tadi abis main kartu sambil minum ini dikit, tadinya mau jemput cewe kesini eh malah ujan" keluh si pemuda tato.
"oh gitu, kirain ini tuh pos ronda hehe, oh iya Namanya siapa bang? Saya Bayu" gue memeluk diri gue sendiri yang mulai merasa kedinginan karena hujan dan anginnya yang lumayan kencang.
"oh gua Zaki, ini Roy yang poninya kayak member boyband, trus ini samsul yang badannya paling begeng, dan ini mario si manik sex haha" zaki memperkenalkan kawannya satu persatu.
Gue memperhatikan penampilan Zaki lebih detail, tubuhnya proposional dengan komposisi otot yang pas pada tubuhnya, dia memiliki tato pada kedua lengannya dan tato tersebut berhenti pada kedua bisepnya.
Di leher bagian kanannya juga ada tato, gue perkirakan tatonya itu berpusat pada dadanya. Rambutnya zaki sedikit gondrong di bagian belakang. Menambah kesan jantan pada dirinya.
Zaki saat ini sedang memegang sebotol minuman keras, yang sesekali dia tenggak sambil memperhatikan hujan yang turun.
Setelah asik memperhatikan zaki, gue kemudian melihat teman-temannya yang lain, si poni boyband tadi kata zaki, siapa Namanya? Roy!
Roy ini rambutnya emang kayaknya paling bagus diantara yang lain, lurus dan tebal gitu, udah gitu poninya juga kayak model poni lempar yang bikin dia keliatan gemesin.
Gue liat roy sedikit teler, mungkin udah mulai mabuk tapi masih bisa senyum Ketika tanpa sangaja pandangan gue ketemu sama dia. Buat seorang berandalan bisa dibilang kulitnya cukup terang dan bersih tanpa adanya tato.
Tapi gue liat dia punya tindikan di kuping sebelah kanannya. Mirip Pein di Anime Naruto. Hihi
Lalu ada juga samsul yang sama telernya kayak roy ini. Dia ini udah mulai rebahan tadi tapi mulai bangun dan duduk lagi karena hujan. Tubuhnya emang yang paling kecil dibandingkan mereka berempat, tapi anehnya dia malah telanjang dada.
Seolah bangga dengan tubuh kurusnya itu, meski kurus gue bisa melihat otot perutnya yang tercetak lumayan jelas. Di dada kirinya juga ada tato yang ntah gampar apa itu. gue bingung disaat ujan ini apa dia ngerasa ga dingin bertelanjang dada begitu?
Dan terakhir, Mario. Ntah kenapa dia dipanggil si manik sex, secara muka, mario ini yang paling ganteng diantara mereka berempat, potongan rambutnya justru paling rapi, kayak potongan rambut anak SD. Pendek dan cepak gitu, tapi ga setipis potongan ala abri.
Dia juga paling bersih kulitnya dan paling bening. Bibirnya juga merah meski gue liat ada sebatang rokok yang lagi asik disedot ama dia.
Badannya mario sih kayaknya mirip sama si zaki, berotot meski ga terlalu besar. Dan ntah kenapa, Gue ngerasa mario ini dari tadi ngeliatin gue terus.
"mas itu lehernya kenapa? Kok merah-merah sih?" tiba-tiba roy dengan wajah setengah telernya menanyakan leher gue yang banyak bekas cupangan ini.
"eh? Anu...ini...gatel mas...kayaknya kedinginan karena ujan ni" jelas gue dengan gelagapan. "oh dingin mas? Mau diangetin ga?" samsul menyahut sambil tersenyum nakal dan disambut tawa dari teman-temannya.
"nih mas Cobain minum anggur merah, enak loh" tawar zaki sambil menyodorkan gue botol anggur merahnya yang daritadi dia pegang.
"errr...saya ga minum bang" tolak gue. "gak apa mas cicipin aja sedikit, bisa bikin anget" roy kini mulai membuka kacang Bersama dengan mario.
Gue pun akhirnya meminum sedikit anggur merah tersebut. Rasanya emang sih badan gue jadi lebih anget dan nyaman. "gimana? Enak kan?" cek zaki yang kini ntah sejak kapan mulai memepet gue untuk duduk diantara dirinya dan roy.
"i...iya bang, lumayan" jawab gue dengan gugup, "yuk sekali lagi mas biar enak, nih sambil bersulang haha" kali ini samsul mengajak gue buat meminum anggur sekali lagi.
Tanpa sadar gue mulai larut dengan obrolan dan candaan mereka, gue ga sadar kayaknya mereka mulai nyekokin gue dengan anggur ini, hingga gue ngerasa kepala gue sedikit pusing dan gue mulai agak ngerasa mual. Hujan pun tidak kunjung reda.
"mas, mau yang lebih anget ga?" bisik zaki dengan sensual di kuping gue. "aaahh...paaahh...tuh?" jawab gue dengan sedikit desahan karena merasakan hembusan napas zaki di kuping gue.
Tiba-tiba zaki menciumi leher gue sambil tangannya menyelinap masuk kedalam kaos gue dan membelai putting gue.
Gue yang udah lemas dan mulai merasa pusing cuman bisa mendesah pasrah Ketika roy juga mulai menciumi kuping sebelah kiri gue.
Gue cuman bisa menatap mario yang juga balik ngeliatin gue dengan tatapan sayu dan bibir merahnya yang sedikit terbuka, udah ga menghisap rokoknya.
Aahhh...kayaknya ini bakalan jadi malam yang Panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelet Anus
FantasiaBayu muak dengan segala penolakan yang dia dapat dari lelaki-lelaki yang dia inginkan, karena hal tersebut dia nekat memasang sebuah susuk yang ditanamkan di anusnya, karena susuk tersebut kini bayu harus siap melayani nafsu lelaki manapun yang terk...