Taeyong membuka matanya, ia pun segera beranjak.
"Diamlah! Kau masih harus diinfus. Yang benar saja, tekanan darahmu sangat rendah. Apa kau tidak sarapan pagi ini?" Ujar pemuda berambut coklat.
"Kyuhyun sunbae-nim, apa yang terjadi? Mengapa aku bisa berada disini?" Kyuhyun hanya menghela nafas, ia melipat kedua tangannya dan menatap tajam Taeyong.
"Seharusnya kau berterima kasih karena aku sudah menolongmu, kau tiba-tiba pingsan dihadapanku, aku membawamu karena aku tidak ingin mereka menyangka kau seperti ini karenaku." Taeyong hanya tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aku sudah mengurus segalanya dan meminta guru untuk izin dirimu. Hari ini aku pun bertugas membantu Sunhe-nim di klinik sekolah. Ah ya, lukamu itu karena Changwook dan Changmin lagi?" Taeyong terdiam, tak perlu menjawab Kyuhyun pun tahu jawabannya.
"Dua bocah setan itu benar-benar tak punya perasaan. Mereka melimpahkan kekesalannya kepadamu yang benar saja! Bahkan ucapanku dan Haneul selalu dianggap angin lalu!"
"Mungkin ini perlu adaptasi. Setelahnya pasti mereka tidak akan melalukan tindakan itu lagi."
"Terserahmu saja. Jika aku menjadi dirimu, aku memilih pergi. Tidak ada yang menyukaimu disini bukan?" Taeyong tersenyum.
"Tidak apa, aku hanya butuh waktu. Tidak memiliki teman pun tak apa. Aku bukan kalian yang kaya, jadi mendapat beasiswa disini suatu kebanggan." Kyuhyun pun mengangguk.
"Aku pun mendapat beasiswa, tetapi mereka tidak menghinaku karena Appaku." Taeyong mengangguk.
"Ah ya. Aku tidak sengaja menemukan ini. Ini milikmu bukan?" Kyuhyun menyerahkan inhealer dan botol kecil yang berisi obat. Taeyong dengan cepat menerimanya.
"Terima kasih!" Ujarnya.
"Kau memiliki asma?" Tanya Kyuhyun, Taeyong mengangguk.
"Itu obat asmamu?" Sejenak ia terdiam, dan kemudian mengangguk.
"Baiklah. Jika seperti itu kau harus lebih menjaga kesehatanmu." Taeyong mengangguk cepat.
"Istirahatlah. Jika masih tidak enak, kau dapat meminta izin pulang cepat. Aku akan keluar." Taeyong mengangguk dan tersenyum. Ia menghela nafas setelah Kyuhyun pergi. Ia sangat bersyukur, dua benda ini selamat
...
Changwook berjalan bersama Haneul, hari ini mereka membolos. Changwook cukup muak untuk pagi ini. Berkali-kali ia cukup menerima segalanya, tetapi tidak mampu, ia kecewa akan sikap Ibunya yang pergi meninggalkan mereka begitu saja, bahkan tak pernah ada kabar sedikitpun. Ia pun tidak mengingat bangaimana wajah ibunya? Jelas saja bukan, mereka masih sangat kecil saat Jaejoong pergi. Nenek mereka mengatakan Jaejoong pergi memilih lelaki lain yang lebih kaya. Itu yang sangat membuat Changwook dan Changmin kecewa. Mengapa sang Ibu dapat memperlakukan mereka seperti itu?
Haneul menarik tangan Changwook masuk kedalam toko.
"Selamat datang." Sapa pegawai disana.
"Apa sedang ada promo?" Tanya Haneul semangat, Changwook hanya melirik Haneul.
"Mengapa bertanya promo, jika kau ingin makan, ya silahkan makan. Aku akan bayar."
"Tsk! Tutup mulutmu." Kesal Haneul. Pelayan itu hanya terkekeh.
"Pemilik toko ini sedang memberikan potongan harga karena ini hari special."
"Benarkah?!" Riang Haneul.
"Benar. Hari ini adalah hari ulangtahun anakku." Seseorang pun datang dengan tersenyum.
"Wahhh senangnya." Haneul sangat berantusias, ia pun menarik Changwook untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly [TAMAT]
Fanfiction"Aku bermimpi, jika aku dapat terbang bebas. Jujur saja aku lelah." Lee Taeyong, anak remaja yang bersekolah dengan jalur beasiswa yang selalu mendapat perlakuan buruk dari teman seangkatannya dan para seniornya. Buruknya, ia pun sangat dibenci oleh...