Bagian 10

1.4K 166 25
                                    

Taeyong menarik nafasnya, ia tidak ingin asmanya kambuh, tetapi percuma untuk menahan rasa sesak itu. Taeyong menekan dadanya. Melihat aksi Taeyong, Nyonya Jung pun segera mendekat.

"Atur nafasmu, tenanglah." Ujar Nyonya Jung dengan wajah penuh kecemasan.

"Halmoni, kumohon. Kalian bicara, Appa menyayangi Halmoni, begitupun Halmoni bukan?"

"Katakan dan jelaskan, apa maksudmu?"

"Saat aku bayi, seseorang mengambilku, mereka bermaksud menculik anak lain, tetapi mereka salah mengambil, setelahnya kebakaran terjadi. Penculik itu yang membesarkanku, margaku Lee mengikuti mereka, tetapi... Changwook hyung membawa bukti DNA bahwa aku adalah anak Jung Yunho dan Kim Jaejoong. Mereka kedua orangtuaku, dan aku cucu Halmoni. Aku memang tidak mengetahui mengapa Halmoni sangat membenci Umma, tetapi... jika karena Halmoni merasa Umma tidak mencintai Appa, Umma pasti akan mencari orang lain, ia tidak akan terus merindukan Appa. Aku yakin kalian hanya tidak berbicara dengan baik. Halmoni, aku takut karena kau akan menolakku, tetapi saat ini aku tahu halmoni menerimaku, jadi aku mohon untuk menerima Umma." Nyonya Jung hanya menghela nafasnya.

"Aku tahu, pasti kau ada maunya." Taeyong pun menatap Nyonya Jung, ia takut akan penolakan, tetapi saat ini ia melihat senyuman Nyonya Jung.

"Walau wajahmu sangat mirip dengannya, tetapi kau pandai merayu seperti Yunho." Nyonya Jung menyentil hidung Taeyong, Taeyong tersenyum dan segera merangkul Nyonya Jung. Nyonya Jung tersenyum membalas pelukan Taeyong, ia mengusap punggung Taeyong.

"Semenjak bertemu dengan Ummamu, Appamu tidak pernah berisikap manis, ia terus membela Ummamu tanpa  mendengarkan Halmoni, jika mereka kembali kesini, dan Appamu kembali bersikap baik, Halmoni akan berusaha menerima semuanya." Taeyong segera melepas pelukan tersebut dan menatap Nyonya Jung dengan riang.

"Apa halmoni dapat berjanji?" Tanya Taeyong, Nyonya Jung mengangguk. Taeyong tersenyum riang dan kembali memeluk Nyonya Jung.

"Aku sangat menyayangi Halmoni."

"Kau pandai membuat halmoni senang ya." Taeyong hanya terkekeh.

"Lihatlah hyung, kita mencemaskannya, dia malah asik menghabiskan jatah makanan." Ujar Changmin. Taeyong terkejut akan suara tersebut. Ia pun segera melihat ke arah sumber suara.

"Bagaimana hyung bisa disini?" Tanya Taeyong.

"Bagaimana? Seharusnya kami yang bertanya? Bagaimana kau dapat ke tempat halmoni tanpa kami? Kau mau menghabiskan makanan tanpa kami?" Ujar Changmin, Changwook hanya menggelengkan kepala dan merasa bahwa disebelahnya ini bukanlah saudara kembarnya. Changwook berjalan menghampiri Nyonya Jung, ia tersenyum dan mencium pipi nyonya Jung.

"Bagaimana kabar halmoni?"

"Sangat baik. Mengapa kalian datang tiba-tiba? Biasanya terlebih dahulu memberi kabar?" Tanya Nyonya Jung.

"Sebenarnya kami mencari Taeyong, seharusnya kami pun masih ada kelas tambahan, tetapi karena tidak ingin kami di introgasi, kami bertanya kepada teman Taeyong, dan benar dia disini."

"A-.."

"Sudah berkali-kali hyung katakan, beri kabar dimana dan kemana kau pergi."

"Tetapi aku bukan anak kecil hyung." Bela Taeyong.

"Jangan banyak alasan." Ujar Changwook dan Changmin, Taeyong hanya mendesis.

"Halmoni, lihatlah! Mereka sangat menyebalkan, semua aktivitasku dipantau!" Nyonya Jung hanya terkekeh senang.

"Sudahlah. Taeyong-ie, mereka sangat khawatir denganmu, jadi sangat wajar. Dan kalian, kalian pun khawatir, tetapi jangan terlalu posesif, kasihan adik kalian." Changwook, Changmin dan Taeyong hanya terkekeh.

Butterfly [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang