Bagian 5

1.2K 163 44
                                    

Jaejoong menatap kedua putranya yang tengah makan, ia pun dengan telaten untuk menemani keduanya makan.

"Lalu mengapa Umma tidak datang dan mengatakan kepada Appa bahwa Umma tengah mengandung saat itu?" Tanya Changwook.

"Umma sudah berjanji kepada Nyonya Jung, paling tidak Appa kalian selamat dan tertolong. Umma tak dapat membayangkan untuk kehilangannya."

"Ternyata benar ucapan Jihyo ajhuma, Umma terlalu bodoh." Jaejoong sedikit mendelik, dan membuat Changwook serta Changmin terkekeh. Ekspresinya serupa dengan Taeyong.

"Appa adalah anak Halmoni, tak mungkin untuk membiarkan anaknya mati. Ia akan menyembuhkan sekalipun Umma tidak pergi, seharusnya Umma berpikir lebih licik." Jaejoong hanya terkekeh, ia tak berpikir untuk kesana.

"Idemu selalu gila min, tetapi benar." Ujar Changwook. Changmin hanya membenarkan kerahnya.

"Jung Changmin." Jaejoong pun tersenyum senang.

"Kalian terlalu mirip dengan Appa kalian, menyebalkan, tetapi Umma tak pernah bisa marah."

"Lalu bagaimana dengan adik kami?" Tanya Changwook. Jaejoong menghela nafas.

"Sama sekali tidak dapat ditemukan, bahkan sisa-sisa jasad pun tidak ditemukan."

"Apa Umma pernah mencari tahu? Hanya anak Umma saja yang tidak ditemukan? Melihat Cctv?" Ujar Changwook.

"Untuk apa? Memang kondisi disana benar-benar parah saat itu."

"Hyung mencurigai sesuatu?" Tanya Changmin. Changwook mengangguk.

"Umma, bisa beritahu dimana Umma melahirkan? Aku akan mencari tahu." Changmin tersenyum, sementara Jaejoong menatap putranya, apa yang mereka lakukan? Apa mereka membuat harapan kembali?

"Changwook-ie, Umma tak ingin berharap kembali."

"Umma, tenanglah! Hyung ini murid terpandai, walau terkadang aku sering mengalahkannya, tetapi percayalah. Ini hanya meyakinkan sesuatu." Jaejoong menghela nafasnya, ia pun beranjak dan mengambil sesuatu di laci.

"Ini Rumah Sakitnya, dan itu surat kematian adik kalian." Changwook mengambilnya.

....

Bel sekolah pun usai, Haneul dan Kyuhyun sudah berada di depan kelas Taeyong. Keduanya melambaikan tangan.

"Hari ini kedua setan itu sedang tidak ada, dan kami menggantikan mereka." Ujar Kyuhyun.

"Hah? Aku bukan anak kecil."

"Kami tidak ingin para iblis itu mengamuk dan merugikan kami, jadi menurutlah." Ujar Haneul.

"Taeyong-ie!" Jaehyun datang dan tersenyum, ia segera meraih tangan Taeyong dan mengabaikan kedua orang disana.

"Kau sudah keluar dari Rumah Sakit, bagaimana jika kita merayakannya? Bagaimana jika kita ke taman bermain? Atau tempat lain yang kau suka?" Kyuhyun hanya melirik sekilas Haneul.

"Kau Jaehyun?" Tanya Haneul.

"Ah. Iya."

"Ternyata ini serangganya!" Ujar Kyuhyun.

"Serangga?" Tanya Jaehyun.

"Hn." Kyuhyun pun memegang tangan Taeyong dan mengajaknya pergi, tetapi sepertinya usaha Jaehyun tak pernah menyerah. Ia pun tetap mengikuti Taeyong.

Sikap mereka membuat benar-benar Taeyong muak.

"Aku bisa pulang sendiri! Jangan mengikutiku!" Ujarnya. Ketiganya hanya mengangguk. Taeyong melangkah pergi.

Butterfly [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang