AMBIVALEN $1$

1.4K 125 6
                                    

Ambivalen....

Kelas begitu bising dikarenakan siswa di dalam kelas tak bisa di ajak kompromi pasalnya beberapa saat lalu guru masuk tuk memberi kan informasi bahwa hari ini tak ada guru yang akan mengajar dikarenakan ada rapat dadakan yg harus semua guru hadiri mengingat sebentar lagi ujian nasional akan dilaksanakan mereka harus melakukan persiapan lebih awal agar ujian berjalan lancar.

"Ayolah ira bisakah kau berhenti mengejar ku,,?aku sudah tak kuat berlari".Ucapku dengan sedikit ngos-ngosan, walaupun aku hanya berlari kecil tetap saja aku sangat kelelahan.

"Tidak akan An kau selalu saja meremehkan kan ku tapi kali ini tak akan ku biarkan kau lolos" Ucapnya penuh percaya diri, lalu dia berlari dengan cepat menghampiri ku yang berada di ujung belakang kelas hingga membuatku spontan berlari menjauh dengan cepat dan brughh

"Auwww" Pekik ku ketika tubuhku terhuyung ke lantai dan wajahku mencium lantai, bisaku rasakan tadi ada kaki yang dengan sengaja menyandung kaki ku.

Dan parahnya lagi aku jatuh tepat di kerumunan siswa laki-laki ahhh sial.sunyi! Tiba-tiba kelas sunyi tak ada lagi suara bising dan nyanyian asal-asalan dari siswa-siswi dikelas,apakah mereka sedang memperhatikanku serta menertawakanku dalam hati mereka?.
Akhhh tidak ini konyol, aku jatuh dan mencium lantai dan di keliling laki-laki sial.

Bisa ku rasakan bibir ku sakit dan lidahku terasa asin dengan darah segar,,, yaaa pastinya akan berdarah karena aku mencium lantai dengan keras. Kesunyian tiba-tiba terhenti oleh suara Ira yang terdengar mendekat ke arah ku.

"Anala,, kau baik- baik saja kan??". Ucap Ira menyelidiki dan berusaha membangunkan ku, tapi aku tak bergeming rasanya aku sangat malu memperlihatkan wajahku kepada semua siswa di kelas yang entah apa ekspresi mereka melihatku jatuh ditambah kerumunan siswa laki-laki yang tak kunjung bubar, rasanya aku ingin menghilang dari bumi sekarang. Aku masih tertidur dengan keadaan terbalik, wajahku serta tubuhku menghadap lantai.

"Hey Bagaskara apakau senang melihat orang lain terluka.?? ".Ucapan Ira dengan nada marah dan tegas.

Tidak ada suara sedikit pun yang keluar dari mulut laki-laki itu hanya tatapan datar dan mata tajam yang dia perlihatkan dari tadi.

"Kau punya mulut kan? Jawab bodoh. " Lagi-lagi Ira berbicara dan masih sama tak ada suara pasalnya Ira melihat sendiri bahwa Bagaskara lah yang menyandung kaki sahabatnya itu hingga jatuh.

Aku masih tak bergeming dan bersuara, aku hanya meratapi nasibku yang tertidur terbalik seperti ini. Tubuhku rasanya seperti remuk wajahku juga sangat kaku dan sakit, dapat ku pastikan semua pakaian ku sangat kotor sekarang.

"Benar-benar menyebalkan,, kau terlalu sombong, sok ganteng, sok populer, sok berkuasa, sok dingin, sok pendiam, sok sopan, dan sok-sok lainya. Kau pikir dengan semua itu kau bisa seenaknya melukai orang lain dan jangan mengelak tadi aku melihat sendiri kau dengan sengaja menyandung kaki Anala kan? Jawab banjingan".Ucap Ira penuh amarah,walaupun aku tak melihat wajah Ira sekarang dapat ku pastikan wajahnya pasti merah padam dengan tatapan menghunusnya.

masih tak ada suara sedikit pun hingga tiba-tiba suara kursi terjatuh dan bisa dipastikan seseorang dengan emosi bangun dari duduknya dan membuat kursi itu jatuh dengan begitu keras lalu membuatku tersadar dari lamunan ku dan masih dengan posisi tertidur dilantai pasalnya aku tak menerima bantuan Ira karna aku merasa sangat malu bangun sekarang.

"Sudah selesai.??".Tanya Bagaskara dengan tatapan tajam dan muka terlampau datar tuk ukuran orang yang bersalah.

" Wah wah lihatlah dirimu, tak ada rasa bersalah sedikit pun ketika kau melukai orang lain."ucap ira sembari mendekat kearah ku dan membantu ku, aku bangun dengan wajah yang masih menunduk dan sangat malu.

AMBIVALENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang