Ambivalen.....
Setiap inci dan setiap lekukan pada wajahnya membuatku kembali teringat pada masa dimana aku pertama kali melihatnya, pertama kali pula aku merasa jatuh jauh kedalam matanya. Berusaha sekuat tenaga membendung rasa ku agar terhindar dari hal itu namun lagi-lagi gagal karna tatapan indah nan sayunya membuat ku tersihir. Anala Anandya gadis dengan sejuta keindahan yang mampu membuat ku jatuh jauh sangat dalam hingga aku sendiri lupa cara mengeluarkan diri dari belenggu rasa suka ku.
Tatapan ku dan tatapannya bertemu hingga aku sendiri lebih memilih menghindari tatapan itu. Anala terlihat begitu terkejut melihat Bagaskara yang mendekat kearahnya, seolah dia membeku bak balok es yang tersimpan jutaan tahun di Kutub Utara.
Ribuan Pertayaan hingga jutaan rasa yang tak mampu dijabarkan menerpa keduanya."Selamat pagi nona anala, saya Rahman supir sekaligus asisten pribadi tuan Bagaskara" Ucap Rahman setelah jarak antara dirinya dengan anala dekat.
Anala masih diam menatap tak percaya pada pria yang sudah sangat lama membuat dia menggila bahkan Bagaskara tak henti-hentinya mencuri pandang ke arah Anala tapi tetap saja pria itu hanya mampu menunduk sambil sesekali mengarahkan pandangannya kelain arah agar tak bertemu mata indah Anala.
Lamunan Anala buyar karna tubuhnya sedikit di gerakan oleh orang disamping nya, siapa lagi kalau bukan radit, radit yang sedari tadi sadar akan sikap terpesona anala terhadap Bagaskara dengan gerak cepat menyiku lengan anala pelan membuat sang empun sadar dari lamunya dan sesegera mungkin memudarkan ekspresi terkejut dan kagumnya.
"Ohhh,,,,,pa,,gi pak ." Jawab Anala gugup, sungguh Anala kembali membuat dirinya malu setengah mati sekarang, berharap dia bisa menghilang bak ninja-ninja yang ada dalam serial televisi,, sudahlah kembali kepada dunia mu anala.
"Tak perlu gugup nona,oh ya mari saya kenalkan dengan bos saya sekaligus pemilik restoran ini".ucap Rahman sedikit bergerak kesamping membuat Bagaskara terlihat sepenuhnya, tubuh tinggi nya, wajah nya yang tegas namun datar tetap saja mempesona, mata hitamnya yang mampu membuat Anala tersihir,,,, ayolah Anala kembali fokus.
Bagaskara yang sadar dirinya disebut langsung maju satu langkah ke arah Anala membuat Anala sedikit was-was dan jantungan nya tak karuan, ayolah kendalikan diri mu anala ucap anala dalam hati.
" Senang bertemu dengan mu nona Anala, aku Bagaskara. "Ucap Bagaskara menatap Anala yang sedari tadi menunduk.
Anala sontak terkejut dan langsung mendongak, apa dia bilang.. Nona Anala? Yang benar saja dia seakan memanggil orang yang baru saja dia kenal, sedangkan dia dan Anala??. Ira benar dia harus berhati-hati dengan pria ini, karna sifat misterius nya tak akan pernah bisa di tebak dengan mudah.
Anala lebih memilih membuyarkan lamunan nya dan kembali membalas sapaan Bagas
" Senang bertemu dengan mu juga tuan Bagas,,, kara. "Balas Anala dengan sedikit penekanan dijung kalimat nya.
Bagaskara yg menyadari sifat Anala tersenyum tipis, bagaimana tidak? Bagaskara berhasil membuat gadis ini kesal. Rasanya rindu sekali untuk menjaili gadis ini, tak akan enak jika melewatkan ekspresi kesal serta marah yang diperlihatkan anala.benar-benar tak berubah sejak 6 tahun lalu.
" Baik nona Anala untuk kedepanya saya harap anda bisa bekerja dengan baik dan nyaman disini, selanjutnya anda anak di tuntun oleh radit dan lebih jelasnya biarkan dia yang menjelaskan apa yang harus anda kerjakan. "Ucap Rahman pada Anala di ikuti anggukan singkat Anala, Radit yang merasa namanya di sebut langsung melakukan tugasnya yaitu membawa Anala dan menjelaskan beberapa bagian yang akan menjadi pekerjaannya.
" Baik Pak, terimakasih. "balas Anala sebelum benar-benar pergi diikuti oleh Radit.
Bagaskara yang menyadari Anala akan pergi segera menahan pergerakan Anala dengan menahan tangan Anala dan sontak sang empun terkejut lalu berbalik melihat siapa pelaku dari semua ini,,, Bagaskara mencekal tanganya???? Tidak mungkin...
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBIVALEN
Fantasía"Mau merayu Tuhan bersama ku? " "Kau merayu Tuhan mu dan aku merayu Tuhan ku. "