AMBIVALEN $7$

139 28 4
                                    

Ambivalen.....

Aku kembali bertemu dengannya di situasi yang sangat rumit tuk dijelaskan, aku bahkan tak tau kenapa aku terus saja bertemu denganya dan entah mengapa setiap aku bertemu denganya aku pasti akan terlihat sangat terkejut dan seketika membeku ketika tatapanya tepat mengarah pada mataku. Mata hitam serta alis tegasnya mampu menyihir ku, aku terus menolak untuk mengakui bahwa aku benar-benar tengelam dalam tatapan nya. Aku sendiri bingung pada diri ku, aku terus berucap memaksa hati ku membenci nya namun berbanding terbalik,,, melihat nya terus mendekat dengan tatapan tajamnya membuat ku seolah berada dalam dimensi lain.

Aku hanya bisa pasrah ditarik oleh tangan kuat Bagaskara, aku bahkan bingung kenapa Bagaskara menarik ku keluar meninggalkan ira serta orang-orang yang berada di ruangan tanpa penjelasan.

"Hey lepaskan apa yang kau lakukan bagas, lepaskan. " Ucap anala memberontak namun tidak digubris oleh bagas

Anala masih memberontak hingga bagas dengan cepat menarik anala mendekat dan membisikan sesuatu

"Berhenti memberontak atau kau akan dalam masalah. "Bisik bagas tepat disamping telinga anala, anala bisa merasakan deru nafas bagas membuat dia membeku seketika.

Tak mau terjebak dalam masalah akhirnya Anala pasrah ditarik oleh Bagaskara dan entah akan dibawa kemana. Bagaskara terus menarik tangan ku menyusuri lorong rumah sakit hingga tiba-tiba Bagaskara berhenti di depan lift ___tunggu lift? Apa Bagaskara akan membawa ku ke lantai atas atau bagaimana?

" Bagas lepaskan ,kau akan membawa ku kemana? Jangan mencoba berbuat macam-macam atau kau akan menyesal. "Ancam anala membuat Bagaskara kembali menatapnya tajam lalu menjawab

" Kau mengancam ku? Kau yang akan menyesal karena dengan berani mengacam ku anala, aku sarankan berhenti bertanya atau kau akan benar-benar dalam masalah."

Deg jantung anala semakin tak karuan dengan ucapan Bagaskara dan tentu dengan tatapan tajamnya membuat anala semakin merasa gugup dan takut.
Bagaskara tersenyum sinis menyadari ekspresi anala yang takut juga terkejut.

Bagaskara dengan cepat menekan tombol lift setelah masuk kedalam lift bersama anala, oh tunggu___kenapa Bagaskara menekan tombol paling atas, apa kami akan ke rooftop?oh Jangan lagi,,,apakah ini akan menjadi momen memalukan anala tuk kesekian kalinya?.

Hening tak ada yang bersuara hanya suara lift yang sedari tadi menemani keheningan mereka, hingga lift berhenti tepat di atap rumah sakit.

Bagaskara bergegas keluar dari lift dengan tetap mengengam tangan anala, anala sudah sangat pasrah dengan perilaku Bagaskara. dia tak pernah berubah selalu saja melakukan hal yang tidak terduga dan pastinya akan melibatkan anala.

Angin berhembus kencang diingat mereka berada di rooftop rumah sakit,anala bahkan lupa jika tanganya terus digengam Bagaskara karena terlalu fokus dengan pemandangan yang disuguhkan, anala juga bisa merasakan dinginya malam tapi dia tidak pedulikan karna kembali fokus pada pemandangan yang ada. Sungguh sejuk, damai dan juga melegakan.

Bagaskara yang menyadari sikap anala yang sudah tak memberontak kembali menatap wajah anala tapi kali ini tatapanya berbeda, tatapan yang mengisyaratkan rasa yang sudah 6 tahun dia pendam dan bahkan gadis ini tak tau, tapi akan lebih baik jika dia terus menutup rasa sukanya dengan bertingkah seolah dia benci dengan gadis ini.

Hening hingga tiba-tiba anala tersadar akan situasi yang ada, dengan cepat anala melepas tautan tangan Bagaskara dan membuat Bagaskara terkejut tapi dengan wajah datar tentunya. Bagaskara dan anala beradu dalam tatapannya seakan mengisyaratkan seuatu tapi mereka sendiri tak tau.

"Hey kau __kenapa kau membawa ku kesini? Aku bahkan tak melakukan apapun tapi kau dengan tiba-tiba menarik ku pergi, tidak punya perasaan dan keras kepala. "Ucapan anala membuat Bagaskara semakin menatapnya lekat seperti tak ada hari esok tuk melihat anala, anala semakin gugup dengan keadaan ini hingga dia memutuskan tuk menjauh beberapa langkah agar terhindar dari bagas walaupun dia tau itu tak akan berhasil.

AMBIVALENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang