Typo mungkin bertebaran
Happy reading..Pagi ini pun Amanda masih bad mood kepada orang yang namanya Wen Junhui. Dan Jun tentu tau hal itu, makanya ia langsung melontarkan kata 'maaf' ketika Amanda menghampiri nya dengan raut wajah yang.. Err.. Sangat bersahabat :)
Entah sudah berapa kata maaf yang terlontar namun tak kunjung mendapat respon dari gadis dibelakang nya ini.
''Man.. Maaf yaa, sebelum kamu bales aku gabakal nyalain motor". Lihat, sangat kekanakan kan?.
"Terserah.. Gue bisa pesen Gojek". Oke Wen Junhui kalo kamu milih buat pake cara childish kaya gini, let's do it.
"Ish.. Kamu mah, Maaf ya.. ya.."
"Amanda please.. Kalo kaya gini terus kamu bisa telat"
"Lo ga liat ini gue otw buka aplikasi gojek"
"Ck, jangan.. Yaudah iya aku gabakal larang-larang kamu kaya kemaren lagi.."
"Janji?!"
"Apa?"
"Huh.. Yauda gue pesen Gojek aja.. "
"Ish, iya janji tapi maafin dulu.. "
"Iya gue maafin, uda Buru gue bisa-bisa telat nih gegara lo". Akhirnya, setelah perdebatan yang cukup menguras waktu motor Jun kini dapat meninggalkan pekarangan rumah Amanda. Tanpa sadar bahwa sang ibu sedari tadi mengintip lewat jendela sembari menahan senyum juga menggelengkan kepala melihat tingkah 2 remaja tersebut.
🐱🐱🐱
Hujan deras mengguyur kota. Bel berbunyi nyaring menyebabkan keriuhan di seluruh penjuru sekolah. Selesai sudah semua pelajaran hari ini, waktunya kembali ke rumah masing-masing.
Semua siswa memang keluar kelas dengan semangat, namun enggan langsung beranjak menuju gerbang sekolah.
Tidak ingin basah, alasannya.
Beberapa dari mereka memilih untuk menunggu di koridor, kantin, aula, depan kelas, dimanapun. Asal masih tertutup atap. Namun tidak dengan gadis yang tengah berlari ditengah lapangan. Bergegas menuju gerbang tak menghiraukan teriakan teman nya untuk tidak menerobos hujan.
Berbekal jaket tipis yang ia alih fungsikan sebagai payung. Pikiran nya hanya satu.
'Jun pasti kehujanan'
***
Sepatu basah nya berhenti diluar gerbang. Berusaha mengedarkan pandangan untuk mencari si lelaki yag sedari tadi dipikirkan. Namun nihil, tidak ada sosok nya hanya ada motor matic nya yang pasrah terguyur hujan di sebrang sana.
Kemana dia?
"AMANDA.. ". Teriakan yang hampir sama kerasnya dengan bunyi hujan. Amanda akhirnya menemukan sosok yang ia cari. Jun yang tengah meneriaki namanya dari halte, tak jauh dari posisi Amanda berdiri.
Seulas senyum lega Amanda tampilkan. 'Untung jun ga kebasahan' Kemudian berlari menuju halte tersebut.
"BODOH, LO NGAPAIN NEROBOS UJAN SIH?!" sebentar.. l.. lo katanya? Hey.. Kenapa Jun marah?
Jika Amanda pernah bilang bahwa ia tidak suka ketika ia bersitatap dengan manik Jun karna akan berdampak tidak baik bagi jantung nya. Maka Jun yang sedang menatap nya penuh emosi seperti ini lebih membuat Amanda tidak suka.
Ralat, Amanda bahkan tidak berani mengangkat kepalanya hanya untuk melihat sang lawan bicara. Mata yang menatap nya tenang namun dalam seakan menusuk. Melihatnya sekilas saja sudah membuat Amanda bergidik ngeri.
"G.. Gue fikir lo kehujanan karna nunggu gue lama". Ucapnya lemah, masih dengan pandangan menghadap tanah.
"Trus kalo lo yang keujanan, basah, gapapa?". Ah.. Benar juga, kenapa Amanda bahkan tidak memperdulikan diri sendiri. Ani.. Kenapa otak Amanda bahkan tidak berfikir bahwa Jun pasti akan berteduh!
Benar kata Jun tadi, ia bodoh. Kini Amanda hanya dapat menundukan kepala sembari mengucap kata 'maaf' yang pastinya tidak terdengar, teredam oleh derasnya suara hujan.
Entah maaf untuk apa, ia bahkan tidak tau apakah yang dilakukan nya tadi termasuk sebuah kesalahan atau tidak.
Jun melepas jaket nya, kemudian menggantung nya begitu saja di bahu kanan Amanda. "Pake" ucapnya singkat terkesan terlalu ketus lalu kembali duduk ke posisinya semula.
Amanda terdiam sebentar, kemudian memakaikan jaket Jun ke tubuhnya. Aroma vanilla menguar menyapa Indra penciuman Amanda. Ia terkikik kecil mengingat aroma ini terlalu soft untuk Jun yang sangat mengerikan jika sedang marah begini.
Sedikit hangat menyapa tubuhnya, kala jaket hitam kebesaran itu membalut tubuh basah Amanda.
Jangan tanya bagaimana keadaan jaket Amanda yang ia alih fungsikan sebagai payung tadi. Basah kuyup adalah jawaban pasti. Untung saja seragam Amanda tidak hampir basah kuyup seperti jaketnya. Ditambah tubuhnya yang kini menghangat karena terbalut jaket Jun juga aroma vanilla yang tak henti menyapa penciumannya. Aroma yang seketika menjadi candu bagi Amanda, sangat manis dan menenangkan.
"Not bad" ucap Amanda dalam hati. Kemudian berjalan perlahan untuk duduk di ujung halte, dengan Jun yang ada di ujung sebaliknya. Serasa de javu?
"Ngapain disitu, basah" Amanda yang sedang asyik menciprat-cipratkan genangan air dengan sepatunya terkejut ketika Jun menarik tangan nya lembut. Membawa tubuhnya untuk duduk tepat disamping Jun.
"Kamu galiat disitu atap nya bocor, nanti kamu nambah basah.. ". Kamu.. Ya Jun-nya sudah kembali, bukan lagi sebagai Jun yang pemarah seperti tadi.
"Maaf" Kali ini bukan Amanda, melainkan Jun yang secara tiba-tiba melontarkan kata maaf membuat Amanda terkejut juga bingung.
"Maaf tadi aku kebawa emosi, abisnya aku kaget ngeliat kamu lari-lari basah kuyup kaya gitu" Amanda mengangguk namun tidak menjawab.tanganya ntah mendapat keberanian darimana malah tergerak untuk mengelus rambut pria disamping nya.
"Rambut lo basah.. " gumam nya, yang dielus tak bergeming. Terlalu mengahayati bagaimana lembutnya elusan yang ia terima.
Pikiran nya melayang, merujuk pada sang mama. Sekali lagi Jun membatin.. "Persis.. "
"Rambut kamu lebih basah Amanda"
"Hehe.. " Jawaban yang membuat Jun menggelengkan kepalanya. Menahan untuk tidak mencium gadis ini saat ini juga.
"Hujan nya terlalu deras aku bawa laptop soalnya tadi ada kelas, maaf kita gabisa nerobos ujan"
"Gapapa"
Jun merogoh tas laptop nya mengeluarkan sesuatu dari sana "nih" ucapnya, memberikan nabati coklat yang diterima dengan senang oleh gadis itu. Lumayan pengganjel laper pikirnya. Makanya Amanda langsung membuka dan melahapnya.
"Punya Ichan tadi aku ambil hehe" Kegiatan makan Amanda seketika terhenti.
"Lah gimana dong.. Adek lo ntar marah gimanaa.."
"Gapapa, ntar aku beliin yang baru" Jawaban yang membuat sudut bibir Amanda tertarik, kemudian melahap habis nabati tersebut dengan semangat.
"Oh iya Amanda, kamu tau ga tadi... " Dan lagi, sore ini juga dipenuhi oleh cerita Jun, dengan suara yang saut menyaut dengan hujan. Ditemani angin yang rasanya menusuk hingga ke tulang, dengan aroma vanilla yang terus menguar, dengan Jun dan kekehan nya, dengan mereka.. Yang masih belum ada kejelasan.
Tbc.. 💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Lean on me |JUN|✔
FanfictionStart: 15.05.2021 End: 30.11.2021 Meskipun kita tak tau kapan kita akan berakhir, Meskipun sesuatu terjadi dan kita tak bisa bertemu lagi, Bersandarlah padaku.. " hey Amanda kenapa bumi itu bulat? "