Derap langkah tergesa pemuda itu mulai melambat kala matanya tak sengaja menangkap presensi seorang wanita, kakak kelasnya.
"Kak Je? Pagii," sapanya sambil tersenyum lebar.
"Pagi juga, Ris. Baru dateng kamu?"
Harris cengengesan menanggapinya. "Iya nih, Kak. Untung Pak Damar tadi belum ngunci gerbang sebelum nyari sarapan."
"Aduh kebiasaan banget deh yaa, udah sana masuk. Tadi aku liat Bu Tina udah masuk kelas kamu loh," ucap Jessi sambil menyapu teras kelasnya, tugas negara.
"Astaga ulangan kimia! Kak aku duluan ya," pamit Harris yang langsung bergegas menuju kelasnya.
。。。
"Halo, Gi? Kenapa nih tumben, kangen Kakak, ya?" goda Jessi pada adik bungsunya.
"Ih ini Juna tau! Gigi lagi di toilet."
"Oh haha oke oke, ada apa nih ganteng?"
"Kangen kak huee.." rengek Juna layaknya bocah 5 tahun yang meminta diajak ke taman bermain, tolong ingat kalau dia adalah remaja SMA.
"Kan Kakak bilang juga apa, sini aja. Sok-sok an di Jogja, gak betah kan kalo gak ada Kakak?"
"Astaga Kak, aku tuh ya dariawal pro ke Kakak kok. Tapi kan gak mungkin aku biarin Gigi sendiri disini. Capek banget deh bujuk dia, kepala batu."
Jessi terkekeh pelan mendengar keluhan Juna, adiknya, sekaligus kembaran dari Gigi. Mereka bukan kembar identik, mulai dari fisik hingga perangainya tidak sedikitpun ada yang sejalan.
Orang tua mereka sudah pisah sejak empat bulan lalu, Gigi bersikeras ikut bunda ke Jogja saat kelulusan sekolah menengah pertama dan melanjutkan studinya di kota tersebut. Juna mana tega biarin kembarannya itu kesepian sendiri di kota puitis itu, tapi tega sama kakaknya. Tenang, orang tua mereka berpisah secara baik-baik tanpa ada drama ataupun perebutan hak asuh. Jadi mereka bebas berpindah Jogja-Jakarta kalau mau.
"Juju, ngapain ih?!" pekik Gigi yang melihat Juna memakai ponselnya tanpa permisi, sesegera mungkin ia marampasnya kembali. "Halo, Kak?"
"Halo, Gi. Kamu gak kangen aku apa, Gi?" protes Jessi sambil merengut. "Ayolah sini. Semester dua nanti kalian pindah aja, ya?"
"Ju, diem dulu deh," ucap Gigi sambil mendorong Juna yang yang menempelkan telinganya, berusaha menguping. "Okay..miss you too. Aku juga kangen ayah, walaupun aku suka disini sih. Tapi disini gak ada Kakak, gak seru sepi banget. Nanti aku bilang bunda deh."
"Gi, are you serious?! Omg thankyou, Babe!!!" Juna segera memeluk adiknya itu.
"Stay away Juna, or I'll change my mind," jengah Gigi. "Udah dulu ya Kak, udah bel. Bye, love you."
"More, Babe."
Jessi terkejut bukan main saat berbalik. Harris ini apa gak sadar badannya besar, malah diem aja sambil nguping. "Astaga kamu ngapain sih, Ris?"
"Eum, nunggu Kakak. Niatnya mau ngajak ke kelas bareng, tapi kayaknya sibuk ya?"
"Oh.. nggak kok. Ayo."
"Habis telepon siapa?"
"Adik aku, mereka tinggal sama bunda tapi semester dua nanti mau pindah kesini. Seangkatan kamu loh Ris, nanti aku kenalin deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence with G [ON HOLD]
عاطفيةI'd fell for you since God hasn't even decided. I already do, G. -a boy who has Einstein's brain, but becomes a dumbass when in love. Harris Fabian Wiranto. ; romance fiction ; ft. Haruselle, Taennie, Junlia July 20th, 2021. © 2021 𝕛𝕖𝕟𝕚𝕤𝕖𝕝𝕝�...