Bunyi bel menginterupsi keadaan kelas. Istirahat kedua, waktunya makan siang.
Gigi hendak berjalan sambil membawa bekalnya menuju kantin bersama Alia, tapi niatnya sedikit terhalang ketika tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Gigi."
Wow. Itu Harris.
Gigi speechless.
Tapi Gigi tetap berusaha anggun menanggapinya, "hm?"
"Lo kan disuruh makan bareng gue, kenapa mau ninggalin?"
"Karena gak mau."
Tanpa permisi Harris mengambil kotak makan ditangan Gigi dan berjalan mendahuluinya ke kantin. Apasih tu orang, batin Gigi heran sambil menyusul Harris.
Lia ikut speechless "kurang ajar emang, malah ninggalin gue sih?!"
Gigi melihat Juna yang sudah dalam posisi nyaman, memakan bekalnya sambil mengangkat salah satu kakinya. Ah iya, dengan Harris di depannya. Dengan cepat ia menghampiri si pencuri itu.
"Kan gue bilang gak mau," ucapnya tapi tetap duduk juga, disebelah Harris pula.
"Amanah itu harus dijalanin" Harris membuka kotak makan yang menurutnya terlalu besar untuk porsi Gigi, ya walaupun dia gatau porsi biasa gadis itu sih. Tapi punya Gigi jauh lebih besar dari milik Juna, kayak sengaja disiapin untuk porsi dua orang.
"GI SUMPAH LO LUPA ADA GUE HAH?!" Lia sedikit ngegas, sambil bernapas berat karna tadi sedikit berlari dan harus mencari letak meja temannya itu.
"Astaga Li, sorry," sahut Gigi yang baru sadar dengan merasa bersalah. Semua gara-gara Harris. "Duduk dulu, sini gue pesenin."
"Gausah gapapa, gue mesen dulu."
"Alia, titip es teh manisnya dua."
"Rakus banget deh," cuit Gigi, jengkel.
"Itu buat lo."
"Dih, nggak Li jangan."
"Gausah sungkan lah."
Gigi mendelik tak suka. "Apasih? Gue gamau teh, maunya es jeruk," Gigi menoleh pada Alia sambil mengembangkan senyumnya.
"Ayo, Li. Lo gak bakal sanggup bawa segitu banyak."
"Gausah Jun, bisa pake nampan kan."
"Sekalian, gue juga seret," ujar Juna berjalan mendahului Lia.
Gigi diam.
Harris juga. Tapi cuma mulutnya, tangannya bersiap menyuap sesendok nasi begitu saja. Tidak peduli yang punya sudah menatap tajam. "Ris, mau."
Digesernya bekal itu kehadapan Gigi, "sendoknya cuma satu nih." Harris mengangkat sendok yang ada ditangannya. "Mau bareng ata-"
"Gue pake ini," potong Gigi cepat mengambil sendok Juna yang dibalas anggukan oleh Harris.
"Ris, emm.. makasih ya," ucap Gigi tiba-tiba.
"Untuk?"
"Waktu itu, yang di minimarket. Masa lo ga inget gue?"
"Oh..cewek yang mau belanja tapi lupa bawa dompet"
"Mau gue ganti? Bilang aja lo mau apa, atau ga es teh lo gue yang bayar."
"Gak usah, udah basi."
"Ck, udahlah gue ganti aja. Gak mau ya gue sampe hutang budi sama lo."
"Gue ikhlas, Gi."
"Sering kali ya lo sedekah mendadak gitu? Setiap ada orang gak bisa bayar dengan dermawannya lo bayarin, terus ditinggal gitu aja. Biar misterius kayak di film-film?" Gigi menyeringai tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence with G [ON HOLD]
RomansaI'd fell for you since God hasn't even decided. I already do, G. -a boy who has Einstein's brain, but becomes a dumbass when in love. Harris Fabian Wiranto. ; romance fiction ; ft. Haruselle, Taennie, Junlia July 20th, 2021. © 2021 𝕛𝕖𝕟𝕚𝕤𝕖𝕝𝕝�...