someone who's still there

157 31 77
                                    

Evan

|Hai
|Tebak gue siapa
21.03

Apasih van|
Gue masih nyimpen nomor lo kali|
21.07

|Lama banget balesnya☹️
21.07

Eh maaf ahahaha|
Tadi ketiduran|
21.07

|Typing lo keliatan bahagia banget
|Hatinya gimana?
21.08

Udah mati kayaknya|
21.08

|Je
|Jangan sungkan untuk cerita ke gue
|We're friends right?
21.08

No, I'm not van|
Gue bakal cerita|
Tapi gak sekarang ya?|
21.08

|Okay
|Kalau besok?
21.09

Sure|
21.09

|Oke, besok gue jemput
21.09

Gausah|
Kita ketemuan aja di slowrange café|
21.09

|Okay
|See you
21.09

Lelaki yang tengah menunggu di meja dekat dinding kaca kafe itu menoleh ke arah pintu masuk begitu mendengar bunyi lonceng akibat dorongan dari pelanggan yang baru saja datang berkunjung. Senyumnya merekah kala mendapati kedatangan dari wanita yang ia tunggu.

Keduanya menghambur ke dalam pelukan satu sama lain, melepas rindu layaknya sahabat karib yang lama tak berjumpa. "Gimana kabar lo?" Lelaki itu yang memulai percakapan pertama kali usai pelukan itu terlepas.

"Nggak baik-baik aja," jawab Jessi dengan senyum terpaksanya. Mereka kemudian duduk sebelum melanjutkan perbincangan tersebut lebih jauh.

"Jadi, udah mau cerita sekarang?"

Jessi mengangguk pelan sebelum menghela napasnya berat. "Theo ngilang, Van."

"Ngilang? Ngilang gimana maksud lo?" Evan mengubah posisi duduknya untuk mendengarkan dengan lebih seksama.

"Dia pergi. Pergi jauh," ujar Jessi menatap sendu sahabat karibnya. "Dia bahkan gak pamit, gak kasih gue satu pun salam perpisahan atau sekedar ucapin kata putus."

Raut terkejut dari lelaki tersebut memudar tergantikan dengan wajah datarnya yang terlihat serius. "Sejak kapan?"

"Sejak prom. Itu kali terakhir gue ketemu dia."

"Lo udah cari dia?"

"Ya lo pikir aja. Apa yang bakal orang lakuin pas tiba-tiba gak dikasih kabar kayak gini sama pacarnya?"

"Je.." Evan menepuk pundak Jessi pelan, mencoba untuk menyalurkan ketenangan pada wanita itu. "Lupain dia."

"Ini lagi dicoba." Jessi hanya mengulas tipis senyumnya pada Evan. Kekecewaannya terlalu jelas nampak untuk disembunyikan.

Tak lama seorang pelayan menghampiri keduanya membawakan pesanan mereka. Ralat. Pesanan Evan. Segelas vanilla milkshake dan hot americano telah dihidangkan di meja itu. Jessi mengulas lebar senyumnya antusias.

Limerence with G [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang