2. Membeli yang Bersayap untuk Sakura-chan

409 53 0
                                    

Naruto tampak berpikir sejenak, berusaha mencerna perkataan wanita dewasa itu. "Baiklah. Meski aku belum mengerti periode bulanan itu apa, tapi jika Sakura-chan sampai merasa sakit, aku tau aku harus membantunya. Aku akan pergi menyusul," ucap Naruto.

Tanpa menunggu balasan, Naruto segera kembali berlari menuju kamar Sakura yang ia kira. Namun sebelum ia benar-benar jauh, Naruto membalikan lagi tubuhnya sembari berseru, "Arigatou gozaimasu Ayame-neesan, minna-san!"

Hanya saja, Naruto melewatkan ekspresi tertegun bercampur haru milik wanita dewasa itu. Ia tak sampai mengira Tuan Muda seperti Naruto mau memanggil namanya, seakan tak ada derajat apapun yang membedakan antara mereka.

.
.
.

Tok!

Tok!

"Sakura-chan, kau di dalam?" Saat ini Naruto sudah berada di kamar Sakura. Tak mendapati keberadaan sahabatnya itu di sana, membuat ia melangkahkan kaki mendekati pintu kamar mandi yang tertutup.

"Ya, aku di sini!" seru Sakura dari balik pintu.

"Daijoubu ka?" Tidak ada jawaban lagi, tapi telinga Naruto menangkap derap langkah kaki mendekatinya. Ia pun mundur perlahan dari daun pintu.

Tak lama setelah itu, benar saja, sosok Sakura menyembul dari balik pintu. Ia nampak terburu-buru sampai tak mengacuhkan keberadaan tubuh tinggi tegap Naruto yang menjulang. Gadis itu berjalan menuju lemari lalu mulai mengobrak-abrik isinya, seakan tengah mencari sesuatu.

"Butuh bantuan?" Tidak ada jawaban.

"Apa yang perlu ku cari untukmu?" Masih belum dijawab. Jika seperti itu, Naruto bingung harus membantu apa. Pemuda berusia 16 tahun itu pun berjalan menghampiri Sakura yang masih belum teralihkan fokusnya.

Semakin langkahnya memangkas jarak antara ia dan Sakura, mambuat Naruto dapat jelas melihat apa yang sedang Sakura lakukan. Gadis itu tampak beringas saat mencari-cari sesuatu. Gerutuan kesal pun semakin nyaring seiring waktu berlalu dan gadis itu frustasi tidak berhasil mendapatkan barang yang tengah dicarinya.

Naruto terus mendekat, "Sedang mencari apa, Sakura-chan?" Dan pertanyaannya lagi-lagi tak kunjung dijawab. Tetapi pemuda pirang itu tak menghentikan gerakan kakinya. "Sini aku bantu!" Belum juga ada sahutan.

Dua langkah lagi untuk mencapai Sakura yang kini jelas terlihat lebih beringas mengobrak-abrik lemarinya. Entah mengapa itu sedikit membuat bulu kuduk Naruto berdiri, tapi ia tetap paksakan mendekat. Sampai, "Kita bisa mencarinya sama-"

"TIDAAAAAAAK!!!"

Naruto terperanjat bukan main. Ia sampai terhempas oleh rasa kagetnya sendiri. Berakhir dengan ringisan kecil saat bokongnya mendarat terlebih dahulu di lantai. Suara Sakura yang tiba-tiba berteriak bersama raut frustasi bercampur kesalnya sukses membuat tubuh tegap itu oleng.

"Ittai! ... Sakura-chan, daijoubu desu ka?" Meski demikian, yang lebih Naruto khawatirkan adalah gadis itu.

"Habis! Tak ada yang tersisa! Aku harus bagaimana?!!"

"Hei hei, tenang dulu. Ada apa?" Naruto bangkit perlahan lalu menghampiri Sakura.

Sedangkan Sakura di sana sudah berurai air mata. Tangan kecil gadis itu bahkan sampai mencengkram kaos bagian depan Naruto, lalu tubuhnya merosot ke bawah sembari menangis kencang. Sungguh adegan penuh drama.

"Sa-"

"Pembalutku, tak ada lagi. HUAAAAA!"

"Pe-pembalut? Aku tak mengerti, jadi katakan apa yang harus aku lakukan untuk membantumu, Sakura-chan," Naruto berusaha tenang, ditengah cengkraman tangan Sakura yang menggucang-guncang tubuhnya.

Microspore to Ovule (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang