4. Menemukan Cinta di Turnamen Basket (2)

318 46 14
                                    

"WOAAAAAAH SLAM DUNK MENGAGUMKAN DARI UZUMAKI NARUTO BERHASIL MENGAKHIRI PERTANDINGAN INI!!!"

Para suporter yang mendengarnya serempak berdiri bersama sorak sorai tak henti-henti. Begitupun Sakura. Ia berseru sekencang-kencangnya sampai lupa harus melentangkan spanduk. Tak apa, di saat momen seperti ini para pendukung terkadang lupa diri.

Gadis itu bahkan membuat pipinya menghangat dan memerah karena saking senangnya. Dan sekejap membuat beberapa pria di sekelilingnya terhenti hanya untuk menatap wajah menggemaskan Sakura seraya berucap,

"Kawai ne ...."

.
.
.

"Naruto!"

Suara yang sudah sangat Naruto kenali itu bagai tombol otomatis untuk membentuk senyumnya. Ia segera berbalik tubuh dan mendapati Sakura tengah berlari-lari kecil diikuti 2 orang lelaki dewasa yang masing-masing menggotong sebuah peti. Naruto kira benda kotak berwarna putih itu adalah peti minuman.

"Sakura-chan!" Ia tak kalah riang menyahut.

Saat ini Sakura sudah ada di hadapan Naruto, tersenyum lebar sampai pipinya memerah. "Tadi itu kau hebat sekali," puji Sakura. Naruto tak sempat merona sekalipun kala suara seseorang memcah suasana di anatra sepasang sahabat itu.

"Hanya Naruto, nih?" Keduanya kontan menoleh ke arah Kiba. Di sana pemuda pecinta anjing itu tengah bersidekap dada menatap mereka berdua.

"Tentu saja tidak. Kalian semua mengesankan, membuatku ingin berguling-guling saja. Hihi ...."

Kini semua pemain berkumpul di tempat yang biasa digunakan untuk ganti baju dan diskusi sebelum tanding. Di sana juga tersedia banyak loker untuk keperluan pemain.

"Jangan berguling-guling, Sakura-chan. Lantai di sini kotor, cubit aku saja untuk menyalurkan rasa senangmu." Itu Lee. Pemuda berambut mangkuk dengan mata bulat lucu. Katanya, Lee sangat mengagumi Sakura. Hal itu terkadang membuat Naruto merenggut sebab Lee akan memonopoli Sakura jika mereka sedang berkumpul.

"Kalian itu ... Oh ya, aku membawa minuman untuk kalian semua," ujar Sakura. Ia kemudian menoleh lalu memberi isyarat kepada 2 orang lelaki dewasa itu untuk menurunkan peti-petinya yang kemudian dibuka. "Cukup, tidak?" tanya Sakura.

"Wah, banyak sekali!" Lee berseru.

"Sakura memang luar biasa!" Itu suara Kiba.

"Arigatou gozaimasu, Sakura-san." Neji akan selalu dengan etiket baiknya. Sungguh klan yang hebat.

"Kau sebenarnya tak perlu melakukan hal merepotkan ini untuk kami. Tapi, terima kasih." Ya, jangan lupakan si Ahli Strategi.

"Tidak kok. Dan sama-sama, aku senang melakukan---"

"Kau terlalu berlebihan, kami tidak mungkin menghabiskan minuman sebanyak itu. Jangan merepotkan dirimu sendiri." Kata-kata Sasuke berhasil meruntuhkan senyum Sakura.

Gadis itu bukan bermaksud begitu. Ia juga mengerti jika ucapan Sasuke tidak bermaksud buruk. Lelaki itu hanya ingin menyadarkannya, tapi kelewat menusuk sebab perkataannya sungguh tajam. Sakura yang sedang sensitif-sensitifnya tentu saja tersentil. Sasuke salah karena menyinggung gadis yang sedang datang bulan.

"Kau tidak harus berkata seperti itu, Sasuke! Sakura-chan hanya bermaksud baik." Tentu saja Naruto takan diam. Ia jelas melihat kesedihan di wajah itu.

"Tidak apa, Naruto." Meski begitu, Sakura mencoba meredam perasaannya. "Maafkan aku ya, Sasuke-kun. Nanti tidak lagi, deh." Sakura sudah berusaha keras. Ia tak ingin merubah suasana menjadi tegang seperti ini. Maka ia berikan satu cengiran lebar.

Microspore to Ovule (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang