"Hari sudah pagi, dan sayangnya nyawa Doyoung sudah tidak bisa diselamatkan." ujar Haruto dengan nada rendah.Terlihat mereka sudah semakin histeris, Doyoung meninggal dengan pisau tertancap di kepalanya, darah mengalir ke mata dan hidung.. Hampir seluruh wajah Doyoung dipenuhi darah.
Karina menangis dalam pelukan Jihoon, lelaki Park tak membiarkan gadis bersurai panjang ini untuk melihat betapa mengenaskannya keadaan Doyoung sekarang. Hyunsuk sudah menahan amarah sejak tadi, diantara mereka tak ada lagi yang berperan sebagai polisi..
"Silakan untuk berdiskusi." ujar Haruto diantara tangis mereka.
Tersisa Junkyu, Hyunsuk, Jihoon, Junghwan dan Karina. Mereka harus bertahan dan mencari dengan tepat siapa pelakunya, jangan sampai mereka salah langkah dan akhirnya membunuh yang tak bersalah.
"Jihoon, gimana? Sekarang, lo bisa ngaku kan?" serang Junkyu tiba-tiba, mengatakan sebuah kalimat yang tidak jelas kebenarannya.
Lantas Jihoon melirik tajam. "Apa maksud lo hah?! Harusnya lo yang ngaku! Muka doank manis, tapi sikapnya kayak iblis."
Mereka sudah tak bisa lagi saling percaya satu sama lain, bahkan Hyunsuk juga bingung dia harus berpihak pada siapa, kedua temannya itu salah menurut Hyunsuk, saling menuduh padahal mereka belum tahu pasti siapa mafianya.
Terutama.. Hei, tolong bantu menenangkan Jihoon dan Junkyu.
Samar-samar, ditengah kegaduhan kedua orang yang saling menuduh itu, pendengaran Junghwan yang tajam berhasil menangkap suara helikopter yang mendekat, apa mungkin itu dari tim penyelamat?
Lelaki So yang kini hanya mempercayai Hyunsuk pun memberi kode pada sang leader yang kebetulan duduk disampingnya, dia membisikkan sesuatu, sebisa mungkin agar Haruto tidak curiga.
"Hyunsuk." panggil pelan Junkyu sampai Hyunsuk menoleh.
Salah satu alis lelaki Choi terangkat. "Kenapa?"
Junghwan mendekat, membisikkan sesuatu. "Lo denger suara itu?"
Hyunsuk berusaha menajamkan pendengarannya, sesaat dia pun terbelalak, telinganya berfungsi. "I-itu suara.." Hyunsuk tak lagi bisa berkata-kata, maniknya berkaca terharu.
Lelaki So mengangguk senang. "Iya, itu suara helikopter. Ini kesempatan kita untuk selamat."
"Kalian! Ngapain?!" tandas Haruto.
Keduanya terdiam membeku, harus ada alasan logis untuk dilontarkan kepada Haruto, tapi apa?
"Ya kita diskusi lah, nyari siapa pelakunya." sambar Junghwan.
Hyunsuk bisa bernafas lega, Junghwan memang selalu bisa diandalkan dalam mencari alasan, apapun itu.
"Kenapa bisik-bisik sih? Kan gue jadi curiga." cibir Haruto dengan smirk tajamnya.
Tersenyum simpul, Junghwan beralih menatap kedua lelaki disana yang masih beradu argumen, ini saatnya mereka memulai rencana. "Mereka berdua berisik." katanya, menunjuk ke arah Junkyu dan Jihoon.
"Udah kan diskusinya?" manik Haruto memincing, sudah mulai curiga rupanya. "Menurut kalian, siapa dalangnya?"
"Menurut gue, itu bisa jadi antara Junkyu dan Jihoon, mereka berdua gak pernah akur. Ada alasan kuat kenapa gue milih diantara mereka." ujar Junghwan menyampaikan opininya, Junkyu dan Jihoon berhenti berdebat, mendengarkan dengan seksama ocehan lelaki yang lebih pintar diantara mereka. "Satu, itu bisa jadi Park Jihoon, karena.. Bukan gak mungkin dia ingin jadi leader kita satu-satunya, bukan yang kedua. Dia iri sama Hyunsuk, dan iri dengan kita yang selalu mengistimewakan Hyunsuk. Dua, tahu kan tahun lalu perusahaan orang tua Junkyu bangkrut? Yang gue tahu, ayah dia korupsi.. Dan orang tua Hyunsuk gak mau memberi suntikan dana ke perusahaan Junkyu. Jelas kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] Psychopath In Between [17+] // Treasure ft. Aespa
Детектив / ТриллерSaat kau terjebak disuatu pulau tak berpenghuni bersama teman, tolong jangan percaya pada siapapun, semua topeng mereka akan terbongkar, baik buruknya seorang teman akan terlihat saat keadaan mereka terdesak. Keburukan mereka satu persatu, yang bel...