11. So Junghwan

333 59 8
                                    

Srek.. Srek..

Dengan susah payah, Jeongwoo menarik dua daun kelapa yang sudah mengering, dia melangkah di bawah terik matahari menghampiri Doyoung dan Karina yang tengah membuat gubuk kecil, untuk tempat berlindung sementara waktu dari panas dan hujan.

Telapak kaki Jeongwoo sudah kebal semenjak dia menjelajahi pantai tanpa alas kaki, sejam yang lalu Jeongwoo bahkan menaiki pohon kelapa yang tinggi, mengambil kepala. Nampak menggiurkan.

Sampai dibawah, dia dan Doyoung justru kebingungan bagaimana caranya membuka buah super keras ini tanpa golok -ya paling tidak pisau-

Tapi mereka tak kehabisan akal, Karina menemukan cara baru. Yaitu dengan kelapa yang dibenturkan kuat ke batu berujung tajam. Hal itu berbuah manis, kelapa terbelah sempurna. Mereka bisa menikmati air nya yang menyegarkan.

"Nih daun kepalanya." Jeongwoo meletakkan daun itu.

Lantas dia tergeletak ke tanah, menaik turunkan baju, mengipasi dirinya sendiri, dengan begini akan dipastikan kulit tan nya akan berubah lebih kecoklatan. Setelah terbebas dari pulau ini, ingin sekali Jeongwoo kelakukan perawatan lagi.

Yah.. Itu pun jika dia bisa kembali.

"Anjir, capek banget gue. Mana panas lagi." protes Jeongwoo tak henti-henti.

Karina yang sedari tadi mendengar celotehan Jeongwoo pun merotasikan bola matanya malas. "Ck, baru juga ngangkut dua daun kelapa." cibir si gadis.

Dia duduk dibawah naungan pohon beringin, mengayam daun kelapa muda untuk digunakan sebagai tali atap gubuk.

Cibiran Karina sontak membuat Jeongwoo terduduk. "Hei nona, baru lo bilang?! Lupa diri ya sejam lalu lo udah nyuruh gue naik turun pohon kelapa yang tingginya bukan main. Sedangkan lo cuma ngebucin disini sama Doyoung."

"Yaelah, lo kan cowok, Woo. Udah sepantasnya bisa diandalkan, lemah amat." lagi, Karina mencibir seperti tak akan ada habisnya.

"Oh shit, terus lo pikir Doyoung itu apa? Waria?!" ketus Jeongwoo, ubun-ubunnya mendidih ingin meletup. "Kampret lah, mending gw nongkrong dibatu karang sama Doyoung dari pada ngobrol sama nenek lampir macem lo, bye."

Jeongwoo pergi meninggalkan Karina sendiri, tengah memisuh-misuh tidak jelas.

Suasana di bebatuan karang begitu menyegarkan, bau serta suara deburan ombak menenangkan siapapun disana, rasanya sudah bukan seperti terdampar lagi, melainkan liburan dengan cara yang lebih ekstream.

Hal itu yang seorang Kim Doyoung rasakan.

Sesaat dia merasa senang jauh dari keluarga dokternya, peranan kedua orang tua yang menjadi dokter cukup membuat Doyoung tertekan, ditambah sang kakak yang juga masuk kuliah kedokteran semakin membuat Doyoung terpojok. Hanya dirinya lah yang memilih jalan menjadi seorang musisi.

Ingin mengikuti pasion tanpa ada paksaan siapapun.

Terkadang, Doyoung bosan berada dirumah, lebih menyenangkan menghabiskan waktu diluar rumah.

"Ey Doy." sapa Jeongwoo.

"Eh, ngapain lo kesini? Udah kelar nyari daun kelapanya?" tanya Doyoung, memberi tempat untuk Jeongwoo duduk.

Lelaki berkulit tan mengangguk. "Udah kok, dapet lumayan. Mau refreshing gue kesini."

Doyoung mendengus pelan. "Bacotan lagi sama Karina?"

"Yaps." ujar Jeongwoo.

Kedua orang itu saling terdiam, indah sekali pemandangan didepan, ada untungnya juga mereka terdampar, bisa menghindar dari hiruk pikuk perkotaan yang begitu bising.

[✅] Psychopath In Between [17+] // Treasure ft. AespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang