09. Pelaku

365 62 10
                                    

Malam yang cerah ini tak begitu menyenangkan setelah kepergian Asahi, rasanya hujan akan jauh lebih pantas menemani malam ini. Kesepuluh remaja tersisa saling berdiam diri, duduk melingkar menunggu ikan hidangan mereka matang.

Sunyi sekali.

Giselle duduk memeluk lutut, angin malam begitu dingin untuknya yang hanya mengenakan kaos tipis berlengan panjang dan hotpans, menunduk dalam memperhatikan kobaran api.

Yoshi yang duduk tebat disamping si gadis pun memberikan jaketnya. "Biar gak kedinginan."

"Gak usah makasih." pelan Giselle tak enakan karena hubungan mereka kurang akrab.

"Gue maksa." ketus Yoshi, melemparkan begitu saja jaketnya ke hadapan Giselle.

Mau tak mau tapi malu, Giselle mengambil jaket itu, lumayan untuk menghangatkan diri, terhindar dari flu.

Dimana ada Giselle yang tersenyum, ada Yoon Jaehyuk disana kesal sendiri, menyabut asal rerumputan penuh emosi, seketika perasaan tidak suka dengan Yoshi muncul.

"Heh, kenapa lu?!" tanya Kim Junkyu menepuk pundak lelaki Yoon.

Jaehyuk menggeleng kecil, memberi Junkyu tatapan tajam. "Apa bisa lo jadiin Yoshi target berikutnya?"

"M-maksud lo?" tanya kaku Junkyu, tangannya sedikit gemetar. "Target apa?"

Melihat ekspresi bodoh lelaki Kim cukup membuat Jaehyuk terhibur, dia pun terkekeh kecil, memalingkan wajah. "Gak usah dianggep serius, bercandaan aja gue."

Choi Hyunduk mengalihkan pandangan, melirik Giselle jauh didepannya. "Giselle, kata lo ada yang mau lo ceritain, masalah Doyoung sama Karina."

Mendengar hal demikian, yang lain turut membenarkan posisi duduk senyaman mungkin, bahkan mashiho yang tengah membolak balik kan ikan pun kembali ke posisinya, perbincangan ini akan menarik. Giselle mengedarkan pandangan, di sedikit ragu sebenarnya untuk buka-bukaan, dia tahu jika pelakunya masih ada diantara mereka.

Sesaat, si gadis menggigit bibir bawahnya. Kemudian, sentuhan lembut Ningning menguatkan Giselle untuk menceritakan semua, termasuk masalah ukiran di pohon yang ditemukan Ningning, Karina dan Doyoung siang tadi.

"Tadi siang, Ningning cerita ke gue kalo dia, Karina dan Doyoung menemukan tulisan yang diukir di pohon besar disana." Giselle menunjuk arah kebaradaan si pohon. "Saat Karina mau nyari air, dia menemukan ukiran itu."

Park Jihoon ganti melirik ke arah Ningning penuh selidik. "Emang apa ukiran itu?"

Ningning berdeham sesaat, tenggorokannya mendadak kering. "You will die, one by one."

"Oh shit, berarti bagimana pun kita berusaha bertahan hidup.. Akan mati jug akhirnya?" sarkas Jihoon, Ningning mengangguk, menanggapi ucapan Jihoon dengan nada bertanya itu. "Damn! Terus, rencana kita selanjutnya apa, tuan Choi Hyunsuk?"

Hyunsuk kehabisan akal pikiran, dia sudah tak memiliki ide apapun, biasanya diantara mereka Bang Yedam lah yang banyak memiliki ide. Tak bisa menjawab, Hyunsuk hanya menggeleng penuh kecewa. "Sorry, tapi gue gak bisa berfikir apa-apa lagi."

"Oh man, jadi kita akan benar-benar mati disini?! Shit, jauh lebih baik kalo gue ikut Doyoung Karina." ketus Jeongwoo, bangkit dari duduknya.

"Sialan Woo, pintu terbuka lebar. Lo bisa pergi kapan pun, tapi jangan harap bisa gabung lagi sama kita." ketus Haruto, tak peduli menyunggingkan smirk nya.

Bugh!

Haruto mendapat pukulan dilengan oleh Mashiho, sekarang giliran Haruto yang dilirik tajam Mashiho. "Diem lo, bisa?!"

[✅] Psychopath In Between [17+] // Treasure ft. AespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang