Happy reading!!
__________
Terlihat seorang wanita sedang menunggangi kuda dengan sangat cepat. Ya, dia adalah Ran yang masih nyasar di hutan.
Sudah 5 hari berlalu, tapi Ran masih belum menemukan arah pulang. Seharusnya ia menghafal arah mata angin agar tidak tersesat.
Bukan nya Ran tidak tau di sebelah mana arah mata angin nya. Tapi dia tidak tau dimana arah menuju ke kerajaan Yuan. Apakah di arah Barat? Atau Selatan? Atau Utara? Atau Timur?
Tapi jika mengikuti ingatan ini, seharusnya istana itu ada di daerah Barat. Ia terus menunggangi kuda sekuat mungkin agar cepat sampai. Tapi sudah 2 hari ia pergi ke arah sana tetap tidak menemukan apapun. Yang ia temukan hanyalah pepohonan yang semakin tinggi dan gelap.
'Apa gue salah jalan? Seharusnya bener jalan nya lewat sini. Tapi kok gak nyampe-nyampe. Apa jangan-jangan gue udah jalan-jalan terlalu jauh?' batin Ran sedikit panik. Ingat, hanya sedikit.
Di depan sana, terlihat seperti desa yang seperti sudah lama di tinggal kan. Karena banyak debu di daerah sudut-sudut luar rumah. Walaupun begitu, jika desa ini di bersihkan dengan benar, pasti masih layak huni.
'Desa ini terlihat masih layak huni. Tapi kok sepi? Bangunan yang masih kokoh, sawah luas yang terlihat akan masuk musim panen, lingkungan yang bersih. Hanya saja di beberapa bagian rumah ada yang sudah berdebu. Apa yang terjadi di desa ini sebenarnya?' heran Ran dalam hati.
Dia pun turun dari kuda nya dan menyuruh kuda tersebut menunggu di sana. Walau pun kuda ini di tinggal, dia akan tetap diam di sana sampai majikan nya datang. (Kuda yang sangat langka :>)
Karena penasaran, Ran mengeksplor seluruh desa ini. Seperti desa mati.
Baru saja beberapa menit berjalan, Ran mendengar suara tangis kesedihan. Seperti suara wanita tua. Karena kepo, Ran pun pergi ke arah suara tersebut.
Suara tersebut berada di dalam salah satu rumah yang cukup untuk di huni oleh 3 orang.
Karena Ran masih memiliki tata Krama, ia pun mengucap kan salam sebelum masuk.
Tok.. tok.. tok..
"Permisi. Apa ada orang di dalam?" Karena tidak ada jawaban, Ran ingin masuk ke dalam rumah tersebut. Tapi sebelum membuka pintu itu, pintu tersebut sudah terbuka dan memperlihatkan seorang wanita tua dengan mata sembab nya.
"Permisi, nek. Apa yang menangis tadi nenek ya?"
"Eh, apa kedengaran sampai keluar ya? Maaf jika mengganggu anak muda ini."
"Tidak apa-apa kok nek. Saya hanya ingin bertanya, nenek kenapa menangis ya? Apa ada masalah? Siapa tau saya bisa membantu."
"Tidak usah anak muda. Nenek akan melakukan nya sendiri."
"Tidak apa-apa nek. Bilang saja. Lebih baik kita melakukan nya bersama-sama agar masalah nya cepat selesai."
"Kamu yakin?" Dan di jawab anggukan oleh Ran.
"Mari masuk dulu. Tidak enak jika mengobrol di luar." Ran pun mengikuti nenek tersebut dan sampai lah di salah satu ruangan yang terlihat seperti kamar.
Di sana, terbaring lah seorang wanita terlihat seperti masih berumur belasan tahun sedang berbaring di atas kasur. Terlihat sangat lemah.
"Jadi gini anak muda, cucu nenek sedang sakit. Entah sedang sakit apa nenek juga tidak tau. Dan cucu nenek ini bukan orang pertama yang mengalami nya. Tapi seluruh desa. Bahkan banyak kasus 1 keluarga meninggal. Nenek hanya tidak mau cucu nenek sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel Of Rose Flower : Xiao Ran Yi
Ficción histórica[DON'T COPY MY STORY] (Original Story By Rindu Prima Adhiwidjaja) {Time Travel Series #1} ⚠️WARNING!!⚠️ - First story 😇 - Hasil imajinasi sendiri 🌈 - Plagiat harap menjauh 👋 -Typo bertebaran ✍️ - Beberapa scene ada yang terinspirasi 🤫 - Di revis...