14. Berkeliling Istana

243 20 0
                                    

Happy Reading
__________

Hari sudah berganti menjadi sore hari. Tapi yang Ran lakukan hanya bermanja-manja bersama Ibu nya di dunia sini.

Sejak kejadian tadi, Ran bisa melihat bahwa permaisuri Xiao memiliki banyak sekali kemiripan dengan ibu nya. Mulai dari bentuk tubuh nya, sifat nya, dan sikap posesif kepada anak-anak nya.

Yang membedakan hanya lah ekspresi mereka. Jika permaisuri Xiao terlihat lebih ramah dan lembut. Berbeda dengan Mama Vera, dia terlihat lebih tegas dan sedikit dingin tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dia bisa menjadi wanita yang hangat kepada keluarganya.

Hari ini, Ran dan Permaisuri Xiao mengenakan hanfu berwarna ungu dengan motif berwarna putih tetapi dengan bentuk yang berbeda. Jika Ran bermotif bunga Teratai berwarna Putih, maka Permaisuri Xiao bermotif bunga Plum putih. Ran juga mengenakan cadar berwarna putih yang sedikit transparan.

Ran dan Permaisuri Xiao sedari tadi hanya berbincang ringan di gazebo milik Ran. Posisi nya, Ran sedang tiduran di paha sang permaisuri Xiao.

"Ibu..", panggil Ran.

"Ada apa Ran'er?", Sahut Permaisuri Xiao.

"Anu, akhir-akhir ini aku tidak melihat ibu selir Jia Lan dan anak-anak nya. Kira-kira mereka kemana ibu?" Tanya Ran.

'Iya juga, ya.. Jika di ingat-ingat, si selir dan anak-anak nya itu kan selalu ke pavilun Mawar dan menyiksa Ran. Kalau di novel yang sering ku baca, di awal-awal kesadaran pemeran utama nya itu pasti langsung bales dendam. Masa iya udah ketauan tuh keluarga sama antek-antek nya?' batin Ran. Tetapi setelah nya ia juga bingung, kenapa Ran memikirkan hal ini?

'Tunggu, kenapa aku malah memikirkan hal ini? Pasti aku sudah ketularan Farah nih. Dasar si maniak novel!! Ugh, menyebalkan..' Batin Ran sembari menghela nafas.

"Apa kau merindukan ibu selir mu? Mereka sedang berada di kediaman Mentri Jia. Mentri Jia adalah ayah dari selir Jia.", Jelas permaisuri Xiao itu setelah nya terkekeh..

"Ohh gitu..", Balas Ran singkat. Seakan-akan tidak menggubris pertanyaan pertama dari sang Permaisuri.

'Najis amat gue kangenin tuh orang..' batin Ran sinis. Bisa-bisanya ibu bilang aku merindukan orang yang sifatnya 11 12 sama Rubah dan Ular itu.

"Ran'er, sudah sore. Sebaiknya kau masuk kedalam pavilun. Tidak baik bagi tubuh mu untuk terkena angin yang bertambah dingin. Ibu juga masih memiliki banyak pekerjaan. Ibu akan pergi.", Ucap Permaisuri lalu bangun dari duduk nya setelah Ran terduduk.

"Yahh, padahal aku masih ingin mengobrol dengan ibu..", ucap Ran sedih dan sebenarnya ia tidak berbohong dengan ucapan nya itu. Ia seperti ini karena merindukan kasih sayang dari seorang ibu. Walau dia bukan ibu kandung Vera, tapi ia merasa bahwa mereka masih memiliki ikatan batin. Mungkin itu karena Vera berada di tubuh Ran.

"Kamu tidak boleh egois Ran. Ibu janji, setelah pekerjaan ibu selesai, kita akan menghabiskan waktu bersama. Bagaimana?", Sebenarnya Si permaisuri juga tidak ingin jauh dari anak sulung nya ini. Jarang sekali mereka terlihat seperti seorang ibu dan anak.

"Yaudah, aku akan menunggu sampai ibu selesai. Tapi jangan lama-lama!", ucap Ran sedikit tegas dan ada unsur marah nya. Tapi jika dilihat kembali, bukan nya merasa takut, tapi malah terlihat imut.

"Iya, iya. Mengapa putri sulung Ibu terlihat sangat imut?", Tanya permaisuri sembari menggoda Ran.

"Sudah lah Ibu, cepat pulang. Lebih cepat selesai lebih baik".

"Kau mengusir Ibu?"

"Oh ayolah Ibu.. Jika seperti ini terus, kapan selesai nya?"

"Baiklah, Ibu akan pergi. Jangan lupa setelah Ibu pergi, langsung masuk ke pavilun mu, ya".

Time Travel Of Rose Flower : Xiao Ran YiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang