#13 - Bukanlah Tujuan

16 5 0
                                    


WARNING - KATA KASAR

....................................................

D-DAY!

Hari ini adalah hari pensi tahunan kampus. Hari ini juga tepat sudah hari ke sepuluh Aurora dan Bumi belum bertemu. Aurora sibuk dengan praktikum menjelang UAS sedangkan Bumi sibuk dengan akademik, BEM, dan terkhusus untuk mempersiapkan pensi saat ini. 

Kali ini tak hanya Zea dan Galih saja, ada Raihan yang juga ikut bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini tak hanya Zea dan Galih saja, ada Raihan yang juga ikut bersama. Bahkan, mereka sudah semakin dekat sebagai seorang teman. Saat Bumi tak ada, Raihan siap untuk menjemput, dan menemani Aurora saat sendirian, tanpa diketahui Bumi. 

Gue di depan Ra. 

Raihan. Bukan pertama kali Raihan menjemputnya, pertama kali itu saat Aurora menunggu Bumi di lapangan futsal, tapi Bumi sibuk dengan laprak dan persiapan pensi. Saat itu Raihan sedang bermain dengan teman sekelasnya, tentu ada Zea dan Galih mereka selalu ada. Aurora menunggu Bumi selesai dengan urusannya, tapi sayang Bumi harus melanjutkan rapatnya sampai malam. 

Aurora berjalan ke depan rumah menggunakan topi, dan baju berawarna putih berlengan panjang, disesuaikan dengan warna baju Zea. Galih dan Zea ada di mobil itu, duduk di kursi belakang. Pensi kali ini tidak di selenggarakan di kampus, tapi di Lapangan Pusenif Bandung. 

Lapangan ini terkenal dengan tempat konser beberapa sekolah dan univ di Bandung, sudah seperti pusatnya. Jalanan Supratman sudah mulai macet, entah karena ini weekend atau memang banyak yang datang ke pensi. 

"Lo mau sampai akhir acara Han?" tanya Aurora pada Raihan. 

"Iya. Eh, tapi gimana lo aja sih biar lo ada temen pulang." Raihan tak melirik Aurora, tapi terus fokus pada jalan. 

"Gue sih sampai selesai, gapapa?" 

"Dengan senang hati." Raihan menganggukkan kepalanya. 

Aurora merasa nyaman berada di dekat Raihan. Sejak pertemuan pertama, Raihan belum pernah membuat Aurora merasa tak nyaman. Saat Aurora sendiri, Raihan yang mengisi kekosongan itu. Jangan sampai gue jatuh ke lubang ular, bahaya, batin Aurora selalu berkata begitu. Karena, Raihan bagaikan Ular dan membuat lubang agar mangsanya bisa masuk.

Aurora selalu mengingat hal itu, dia memiliki lelaki yang sayang padanya, dia memiliki lelaki yang sudah kenal betul dengan orang tuanya. Tapi, bisikan setan memang sadis, terkadang Aurora ingin sekali memiliki Raihan, siapa yang tidak tersihir dengan Raihan.  Ucapan, suaranya ketika nyanyi, apalagi saat duduk berdua dengannya dan berbicang tentang keseharian, dosen, lancar atau tidaknya kuliah hari ini, Aurora selalu bagikan itu pada Raihan yang seharusnya itu dibagikan untuk Bumi. 

Tidak, Aurora jarang sekali menceritakan hal seperti itu pada Bumi. Aurora adalah pendengar yang siap membuka telinganya disaat Bumi  membutuhkannya, siap untuk menjadi sandaran disaat lelahnya Bumi. 

BUMI | Na Jaemin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang