🌻🌻
"Ar gue mau ke perpus buat cari beberapa buku, lo mau ikut?" Tanya Maudy yang sudah berada tepat duduk di depan meja arkan.
Arkan hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, lalu memakai airpods milikinya dan memejamkan matanya sambil menyenderkan badannya yang terasa pegal.
"Lo kenapa?" Tanya Maudy.
Lelaki itu masih fokus memejamkan Matanya dan menikmati setiap alunan musik yang ia dengarkan lewat airpods miliknya itu. Benda itu termasuk ke dalam benda kesayangan milik Arkan setelah nastar si cinta pertamanya Arkan.
"Arkan iih!" Teriak Maudy jengah, gadis itu membuka airpods yang di kenakan lelaki tersebut.
Arkan hanya menaikan satu alisnya lalu berdehem kecil. "Hm?"
"Lo kenapa?"
"Gapapa, kenapa?"
"Aneh aja,"
"Gue ga suka perpus."
"Tapi kan suasana perpus tenang bukan?"
"Gue gasuka bau buku,"
Tingkah Arkan hari ini terlihat aneh di mata Maudy, lelaki itu hanya merespon
Maudy dengan sedikit kata, tak seperti biasanya yang selalu mengeluarkan banyak kata.Akhirnya Maudy pun berjalan sendiri menuju perpus untuk mencari buku karna sebentar lagi ujian semester sudah di depan mata. Gadis itu terus berjalan dengan pikiran kosong.
Langkahnya kakinya kini memelan saat sudah sampai tepat di depan pintu perpus, dirinya melirik ke dalam perpus dari jendela luar untuk melihat apakah suasana di dalam ramai atau tidak. Gadis itu terus fokus mengintip ke arah dalam tanpa ia sadari sudah ada seseorang yang berdiri di sampingnya sejak satu menit yang lalu.
"ASTAGA!" Umpat Maudy saat mendapati seniornya sudah berada tepat di depan pintu.
"Kaget banget kayanya,"
Maudy tersenyum tipis. "Hehe, sorry."
"Mau ke perpus juga?" Tanya seniornya.
"Iya, kak. Gua duluan masuk ya soalnya buru buru." Pamit Maudy melangkah lebih dulu untuk masuk ke dalam perpus.
Cindy hanya tersenyum tipis saat mendapat respon yang berbeda dari juniornya itu.
Setelah kejadian di lift saat itu, mampu membuat sikap Maudy berubah.
Maudy berjalan menuju rak buku yang di tuju, saat bertemu dengan seniornya tadi pikiran Maudy kembali teringat dengan kejadian di pintu lift saat itu.
"Padahal ga seharusnya gua ngehindar kaya tadi," gumam Maudy yang mulai mencari buku di rak tersebut.
"Apalagi gua gatau alasan keduanya pelukan," lanjutnya.
"Makanya aku mau jelasin sama kamu, biar kamu ga salah paham." Ucap lelaki yang kini sudah menghimpit badan Maudy.
Maudy melirik kearah suara tersebut dengan berbalik badan. Sedikit kaget saat sadar dirinya di himpit hingga jarak di antara keduanya hanya sejengkal.
"Kak Rajes ngapain disini?" Tanya Maudy kaget.
Rajes masih sibuk berjinjit untuk mencari buku di atas rak tersebut. "Ini kan tempat umum, semua orang bebas buat kesini,"
"Iya tapi kan ini bukan rak tempat anak management." ketus Maudy.
Rajes pun menghentikan kegiataannya yang sibuk mencari buku sambil berjinjit itu. Kini pandangan lelaki itu turun kebawah untuk menatap gadis yang ia suka tepat berada di hadapannya. Mata keduanya bertemu dan saling menatap lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
kajess
Teen Fiction🌻🌻 Kitab aku dan kitab kamu itu berbeda, keduanya gabakalan bisa sama, sampai kapanpun, begitu pun kita. -rajess arganta.