vote komennya sobat jangan lupa !!
Happy reading...
🌻🌻🌻🌻🌻
Seperti biasa, Rajes menjemput Maudy terlebih dulu agar keduanya bisa berangkat bersama menuju kampus.
"Mulai sibuk ya?" tanya Maudy memulai pembicaraan diantara keduanya.
Rajes menoleh kecil lalu kembali fokus menyetir. "Yaa gitu dehh.." jawabnya apa adanya.
Maudy hanya mengangguk kecil mengalihkan objek pandangnya menuju kaca luar, gadis itu lebih memilih untuk menikmati suasana ramai Jakarta di pagi hari.
Sesekali Rajes menoleh kepada gadis yang ia suka. "Maudy.." panggil Rajes.
"Ha? Kenapa?" tanya gadis itu saat sadar dari lamunannya.
Rajes menggeleng kecil. "Engga papa.."
Gadis itu tersenyum kecil, kini pandangannya sudah beralih menatap lekat seniornya itu. Rajes yang merasa dirinya di tatap pun jadi memalingkan fokusnya untuk menatap sekilas Maudy.
"Kenapa??" Tanya Rajes singkat.
"Ganteng..." celetuk Maudy tanpa ia sadari.
NAHLOO KAN MAUDYY.......
Seniornya jadi tertegun, menggulum senyumnya. "Ha??" tanya Rajes pura-pura.
Maudy jadi tersadar akan ucapannya tadi. "Ehh...." gumamnya tersenyum malu.
Jantung Rajes berdesir dengan halus setiap kali melihat gadis yang di suka tersenyum manis ke arahnya.
🌻🌻🌻🌻🌻
Kini kedua remaja tersebut sudah sampai tepat di parkiran kampus, dengan gesit Rajes membukakan sabuk pengaman milik Maudy. Gadis itu hanya bisa tersenyum saat mendapat perlakuan manis dari seniornya.
"Gue duluan ya kak.." pamit Maudy seraya hendak turun dari mobil Rajes.
Namun seniornya menahan langkah Maudy agar tidak keluar lebih dulu. "Jangan gue elo plis.." lirihnya.
Maudy jadi terkekeh melihat tingkah Rajes yang menggemaskan. "Iyaa,"
"Iyaa apaa???"
"Iyaa aja,"
Tanpa meminta izin terlebih dahulu, seniornya langsung menarik jari Maudy ke dalam genggamannya. "Biar aku anter kamu sampai depan kelas." ujar lelaki itu.
Maudy hanya menuruti perkataan seniornya itu sambil tersenyum tanpa henti. Hatinya terasa senang.
Tak lama keduanya sudah sampai tepat di lantai kelas Maudy berada, di tuntunnya gadis itu dengan sayang. Sesampainya di depan pintu kelas Maudy, Rajes tak langsung membiarkannya masuk begitu saja. Ia ingin lebih lama sebentar lagi dengan gadis ini.
"Kenapa ga di lepas?" tanya Maudy menautkan alisnya saat sadar Rajes yang terus menggemgam tangannya.
Lelaki itu terus menatap Maudy dengan lekat, mampu membuat yang di tatap jadi tersipu malu. "Kenapa sihh??"
Rajes mencebikkan bibirnya ke depan, ekspresinya saat ini terlihat lebih gemas dari usianya. "Masih kangenn masaa.." lirih Rajes dengan ekspresi sedih.
Gadis itu jadi terkekeh, gemas sendiri dengan tingkah seniornya ini. "Kann nanti bisa ketemu lagi..." sahut Maudy merapikan kecil rambut Rajes ke samping.
Jantung Rajes berdesir begitu cepat.
"Udahh ah masuk yaa.."
"Jangan duluu.." pinta Rajes yang terus menahan Maudy agar tidak masuk ke dalam kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kajess
Teen Fiction🌻🌻 Kitab aku dan kitab kamu itu berbeda, keduanya gabakalan bisa sama, sampai kapanpun, begitu pun kita. -rajess arganta.