³⁸

46 35 63
                                    

Udah senyum?




Happy reading dakss





🌻🌻🌻🌻🌻


Setelah beberapa minggu Berlin di rawat di rumah sakit akhirnya ia di bolehkan pulang oleh dokter asal dengan syarat melakukan pemeriksaan teratur dan mengikuti kemoterapi sesuai jadwal yang sudah di tentukan.




Wanita tua itu terlalu takut untuk langsung mengambil tindakan operasi sumsum tulang belakang, karna baginya itu terlalu berlebihan. Ia yakin bahwa penyakitnya yang sedang di deritanya saat ini akan sembuh dengan seiring berjalannya waktu.




"Mama hari rabu ada pemeriksaan rutin jam sepuluh siang, tar biar Maudy yang anterin mama kesana." ucap Maudy mengingatkan

"Iya sayang, mama juga udah tau jadwalnya dari dokter Ardi."

"Kamu kalo ada kelas lanjut aja nak, mama bisa kok di antar sama Mas Ares."

"Tapi ma---"

"Percaya sama mama, mama ga selemah itu kok. Mama kuat karna putri kecil mama juga hebat." ucap Berlin menatap sendu sang anak sambil tersenyum hangat ke arahnya.





Gadis itu hanya membalas senyum hangat yang di gambarkan oleh Ibunya menatap kagum sang mama, ada perasaan sesak ketika melihat senyum mama yang begitu terlihat tulus namun terasa sakit.


Ada perasaan kecewa yang terus mengelabui Maudy saat ia tahu bahwa Ibunya sendiri sengaja menyembunyikan penyakitnya dari dirinya, selama ini Berlin harus menahan rasa sakit sendirian, bangun sendirian, bahkan wanita tua itu harus tetap tersenyum di hadapan semua orang.






🌻🌻🌻🌻🌻🌻







"Maudy hari ini mau mampir buat makan di---" ucap Rajes terpotong saat mendengar namanya di panggil.

"Jess, hari ini bisa anterin gue ke sel mami ga? Mau jenguk." sela Cindy menghampiri meja Rajes dan Maudy yang sedang duduk di perpustakaan.


Sedangkan Maudy hanya bisa diam, gadis itu hanya menatap datar kedua seniornya secara bergantian menunggu kata selanjutnya yang akan di ucapkan keduanya.


"Gue ada urusan sama Ma---"


"Maudy!"



Seru seseorang dari belakang sana, lagi lagi ucapan Rajes harus terpotong. Gadis itu jadi memutarkan setengah badannya untuk menoleh ke arah suara tersebut. Mau tak mau Rajes pun pasrah dan ikut menoleh ke arah belakang untuk melihat siapa orang yang memanggil nama kekasihnya itu.



Terdapat Arkan sedang berdiri tegap dengan senyum tampannya, diam berdiri di samping pintu masuk perpus, sudah satu minggu lelaki itu pergi meninggalkan Maudy sahabatnya karna ada urusan di luar kota.

kajessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang