Langsung aja yow !! Happy reading. Votmennya ga boleh skip !!
Part ini mengandung ....
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Pagi itu Arkan memasuki kelasnya dengan acuh, tak mempedulikan Maudy yang terus menatapnya dengan lekat, dari tatapannya gadis itu seperti menunggu penjelasan dari dirinya, namun ia hiraukan begitu saja. Lelaki itu lebih memilih untuk duduk tenang di bangkunya.
Bersamaan dengan itu dosen di kelas mereka pun datang untuk mengajar.
🌻🌻🌻🌻
"Jess hari ini lo ada waktu ga?" tanya Cindy menghampiri bangku teman kelasnya itu.
Rajes dan Aksa yang sedang mengobrol di bangku mereka pun jadi menoleh kearah suara tersebut.
"Gatau, ada apa?" tanya balik lelaki itu.
"Engga sih, tadinya gue mau minta anterin ke toko buku. Tapi kalo lo gabisa gapapa kok nanti gue sendiri aja kesana,"
Terdiam sebentar, sedikit menimang-nimang untuk menyetujui ajakan teman kelasnya itu.
"Bengong berarti bingung, dah gapapa gue sendiri aja." celutuk Cindy.
"Gue kosong santai aja kali," sahut Rajes tersenyum hangat kearah Cindy.
Gadis itu kembali tersenyum sebagai jawabannya. "Oke, gue kantin dulu ya." pamitnya melambaikan tangan kepada Rajes dan Aksa.
"Duluan Sa,"
"Yoii,"
🌻🌻🌻🌻🌻
Sore itu Jio terbangun dari tidurnya, semalaman kemarin dirinya kobam karna tak kuat meminum minuman keras seperti itu.
"Sial pala gue pening banget," gerutunya sambil mencoba bangun dari posisi tidurnya.
Di ambil ponselnya yang tergeletak juga di bawah lantai, di lihat jam nya. Sedikit kaget saat melihat jam sudah menunjukan pukul lima sore, dan dirinya baru terbangun. Berarti hari ini ia melewatkan kelasnya lagi.
"Semua gara gara psikopat tua itu!!" ketusnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Sial muka gue juga memar-memar gini," sedikit meringis saat memegang wajahnya yang penuh lebam.
Terlihat jelas di cermin, wajahnya terlihat sangat pucat dan juga banyak bekas tonjok dan lebam. Apalagi di bagian mata dan bibirnya.
"Gimana cara nutupin ni luka semua anjir," gumamnya frustasi menatap dirinya sendiri lewat pantulan cermin di lemarinya.
Bersamaan dengan itu ponsel miliknya berdering menunjukan bahwa ada panggilan masuk, terlihat jelas nama yang menelfon dirinya adalah papahnya sendiri. Jio jadi menatap kesal dengan tingkah papahnya yang selalu seenaknya kepada dirinya, lelaki itu menghiraukan panggilan dari sang papah dan menyenderkan kepala ke dinding kamar. Sesekali di tariknya nafas kasar.
Papa is calling ....
Jio berusaha meredam amarahnya karna pening di kepalanya masih belum juga hilang sejak tadi. Kekesalannya di tambah saat papahnya yang terus menelpon dirinya sejak tadi.
Papa is calling....
Lelaki itu masih menghiraukan telfon dari papahnya, namun semakin lama telfonnya semakin terus berdering membuat lelaki itu geram sendiri. Mau tak mau akhirnya ia mengangkat telfon dari papahnya.
"Kamu dimana, papah mau ketemu.."
Terdengar suara papahnya dari sebrang telfon sana.
"Jangan berharap kita ketemu lagi!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
kajess
Teen Fiction🌻🌻 Kitab aku dan kitab kamu itu berbeda, keduanya gabakalan bisa sama, sampai kapanpun, begitu pun kita. -rajess arganta.