10. Pekerjaan Pertama

801 178 27
                                    

"Sudah siap?" tanya Yeonjun yang sudah mengenakan wujud malaikat maut dan memegang sabitnya.

"Sebentar. Sedikit lagi," sahut Beomgyu sambil merapikan jubah miliknya.

Yeonjun menghela nafas panjang, kemudian mendekat ke arah Beomgyu yang terlihat kesulitan memasang jubahnya. "Biar ku bantu," ujarnya.

Beomgyu menggeleng dan berusaha menolak, tetapi Yeonjun tidak mengindahkan hal itu dan tetap membantu Beomgyu. Beomgyu memasang ekspresi cemberut karena jubah miliknya entah mengapa sulit sekali untuk dikenakan malam itu.

"Nah, sudah," ujar Yeonjun bangga.

"...Terima kasih," balas Beomgyu setengah hati.

Yeonjun hanya mengangguk dan mereka mulai berangkat menuju lokasi yang menjadi tempat mereka bertugas.

Sepanjang perjalanan, Yeonjun dapat merasakan kehadiran lainnya yang mengikuti ia dan Beomgyu. Sepertinya sosok yang mengikutinya itu sengaja tidak menyembunyikan keberadaan mereka dan membiarkan auranya sedikit keluar. Yeonjun tidak ambil pusing dan bersikap seolah tidak ada apa-apa. Ia juga tidak memberitahu Beomgyu karena ia yakin pasti partnernya itu akan melakukan hal yang tidak perlu, jadi Yeonjun membiarkan dirinya mengetahui fakta bahwa mereka sedang diikuti.

***

Lokasi yang menjadi tempat pekerjaan mereka adalah sebuah rumah tua di dekat area pemakaman. Karena berada dalam bentuk roh tanpa tubuh fisik, Beomgyu dapat melihat jiwa-jiwa atau roh penghuni sekitar yang bergentayangan atau tinggal di tempat itu.

"Ayo. Target kita ada di depan," ujar Yeonjun sambil berjalan masuk ke dalam area pemakaman.  Beomgyu mengikutinya dari belakang sambil melihat-lihat sekitarnya.

Beomgyu dapat melihat sebuah rumah tua dan seperti sudah lama tidak ditempati. Aura gelap segera meruak keluar dari arah rumah tersebut dan memberikan kesan mengerikan dan mencekam.

"Sepertinya kita akan mendapatkan tangkapan besar kali ini," ujar Yeonjun.

"Bercandamu tidak lucu," sahut Beomgyu – kesal dan hanya dibalas dengan tawa renyah dari Yeonjun.

"Bersiaplah," ujar Yeonjun sambil mengeluarkan sabit miliknya, diikuti dengan Beomgyu di belakangnya.

Mereka berhasil masuk dengan menembus pintu dan seperti yang dibayangkan oleh Beomgyu, di dalam rumahnya sangat gelap dan berantakan. Akan tetapi, karena wujud rohnya, Beomgyu dapat melihat jelas di dalam kegelapan karena tidak ada yang membatasi seluruh inderanya.

"Ryan, tolong." Yeonjun memanggil Ryan dan membiarkan kucingnya itu melakukan tugasnya dengan mencari jejak sang arwah penasaran yang menjadi target mereka.

"Beomgyu," panggil Yeonjun.

Beomgyu menoleh ke arahnya, "Ada apa?" tanyanya.

"Apa kau.. punya sesuatu, semacam kemampuan atau apapun itu yang bisa dijadikan senjata atau alat berlindung?" Tanya Yeonjun karena ia sendiri masih tidak begitu paham mengenai partner dan semacamnya.

Beomgyu berpikir sejenak. "Entahlah.. aku tidak begitu yakin," ujarnya sambil menggeleng pelan.

"Bagaimana dengan buku panduanmu? Apakah ada informasi mengenai kemampuan atau semacamnya?" tanya Yeonjun – lagi.

Beomgyu berusaha untuk mengingat kembali, kemudian menggeleng. "Aku belum membacanya.. hehe..." ujarnya sambil menggaruk belakang kepalanya.

Yeonjun menatapnya tidak percaya. "Kau—"

"Meowrrr! Miaauw!" Terdengar suara Ryan memanggil dari kejauhan.

Yeonjun dan Beomgyu saling tatap, kemudian segera berlari menyusul ke arah datangnya suara Ryan. Mereka tiba di suatu ruangan yang berada di bawah tanah atau basement.

Lost Souls | yeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang