04. Rival Lama?

2.2K 355 56
                                    

"Bersiaplah, Ryan. Kita mendapat tugas baru." Ujar Yeonjun sambil memasang mantel hitam panjangnya.

Ryan yang awalnya sedang tiduran, seketika membuka kedua matanya dan merenggangkan tubuhnya, lalu berjalan mendekati Yeonjun yang sudah berdiri di depan pintu Apartemennya.

"Kau tidak ikut?" Tanya Yeonjun pada Beomgyu. Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Hm.. baiklah. Aku memasang pelindung di seluruh ruangan ini. Meski kau bisa mengeluarkan kekuatanmu atau apalah itu, tetapi kau tidak bisa menyentuh barang-barang ku. Hanya itu peringatan dariku." Setelah berkata seperti itu, Yeonjun meninggalkan Beomgyu yang berdiri diam melihat kepergian Yeonjun.

"..kalau aku bisa pun, aku pasti akan langsung meminta untuk dilenyapkan..." Bisik Beomgyu sambil memandang tangannya sendiri yang pucat dan tembus pandang.

***

"Ryan.. apa kau merasakan sesuatu yang mengganjal tentangnya?" Tanya Yeonjun pada Ryan yang sekarang berada di dalam gendongannya.

Ryan hanya menggeliat pelan, seolah-olah menggelengkan kepalanya. Melihat respon itu Yeonjun bukannya tenang, ia justru semakin khawatir dan lebih waspada kepada sosok Beomgyu dan sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam.

"Baiklah, kita sampai..." Yeonjun menurunkan Ryan dari kedua tangannya, begitu turun, Ryan segera menatap tajam mansion kosong di hadapannya dan bulu-bulu di tubuhnya berdiri.

"Sekuat itukah?" Ujar Yeonjun sambil bersiap memegang Sabitnya.

"Yeonjun?" Seseorang tiba-tiba memanggil Yeonjun dari belakang.

Yeonjun menoleh. "Soobin? Apa yang membuatmu berada disini?" Tanya Yeonjun.

"Aku mengikuti buku Panduan Arwah milikku dan berakhir disini. Oh, halo Ryan!" Ujar Soobin dan tidak lupa ia menyapa Ryan.

"Apa maksudnya ini? Dua Malaikat Maut dalam satu kasus? Seburuk itukah?" Yeonjun sudah menggenggam Sabit miliknya.

Soobin juga mengambil Sabitnya yang berbentuk Rapier dan menggenggamnya erat. "Mungkin ada banyak tubuh dan jiwa yang masih bingung dengan keadaan mereka atau tidak ada yang berani mendekati tempat ini. Sebaiknya kita segera masuk sebelum mereka menjadi semakin kuat." Ujar Soobin dan berjalan memimpin. Yeonjun mengikutinya dari belakang.

Yeonjun menatap mansion itu dengan lekat. Bangunannya sangat besar dan luas sehingga memakan lahan-lahan di sekitarnya. Ditambah lagi aura kematian yang kuat berbentuk gumpalan awan hitam pekat yang menyelimuti sebagian besar Mansion tua itu jika dilihat dari pandangan Malaikat Maut seperti Yeonjun dan Soobin.

Dengan mata telanjang, Mansion ini berupa bangunan tua dan angker yang ditinggalkan dan terlihat sangat menyeramkan dari luar.

"Kau tahu? Meski kita disebut Malaikat Maut, rasanya kita seperti pemburu han--itulah.. meski hanya berbeda penyebutannya saja." Ujar Yeonjun santai.

"Jika Tuan Sihyuk mendengar ucapanmu, mungkin jabatanmu akan di cabut dan di kembalikan ke SMA Soul untuk mengulang kembali pelajaran." Ujar Soobin, Yeonjun hanya tertawa remeh mendengar jawaban Soobin.

Benar, bukan? Seharusnya mereka mendatangi rumah-rumah manusia sekarat yang menunggu ajalnya di jemput, bukannya membasmi jiwa yang kebingungan, tidak, bukan membasmi, tepatnya membawa mereka menuju akhirat dan ke tempat dimana mereka layak mendapatkannya. Yeonjun sangat ingin memanggil mereka dengan sebutan hantu, tetapi hal itu merupakan suatu pelanggaran dasar dan hukumannya cukup berat.

Lost Souls | yeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang