08. Ritual Pertama

1K 194 59
                                    

Hari ini, merupakan hari yang cukup spesial bagi para malaikat pencabut nyawa. Menapa? Karena hari ini merupakan ritual penerimaan malaikat baru dan pergantian seragam. Karena menunggu datangnya hari ini tiba, Yeonjun sampai tidak dapat tidur dengan tenang. Berbeda dengan sang partner yang ternyata pemalas dan tukang tidur, terutama setelah menggunakan kekuatannya.

Menurut data dan beberapa informasi yang Yeonjun peroleh sekarang, kemampuan partner lebih mengarah pada perlindungan dan/atau melindungi. Untuk saat ini diketahui bahwa kemampuan milik Beomgyu ialah mengeluarkan cahaya terang yang dapat membutakan para arwah penasaran dan melindungi dirinya beserta malaikat maut-nya.

"Masuk akal juga.. karna setahuku para malaikat maut sebenarnya tidak diajarkan untuk bertarung, melainkan melindungi jiwa kita", Yeonjun bergumam seorang diri dengan Ryan yang tidur di atas pangkuannya.

"Yah, meskipun namanya melindungi diri, itu hanyalah sebuah perumpamaan. Kita tidak pernah di ajarkan seperti itu, hanya mengantar jiwa-jiwa manusia menuju tempatnya saja", ucap Yeonjun-masih bergumam.

Ia terdiam sebentar. "Entah mengapa, semakin ku selidiki, semakin bertentangan pula apa yang diajarkan dan apa yang dilarang..." ujarnya sambil menyenderkan kepalanya di sandaran sofa.

"Hm? Yeonjun?"

Mendengar suara yang memanggilnya, Yeonjun menoleh ke arah datangnya suara tersebut. "Oh, kau sudah bangun, Beomgyu?" Tanya Yeonjun.

"Yah, begitulah. Bagaimana denganmu? Semalam kau berisik sekali dan ingin segera menyiapkan diri. Tapi, yang kulihat kau sepertinya belum mempersiapkan apa-apa..." Tegur Beomgyu.

Mendengar hal itu, Yeonjun segera bangkit dari posisinya dan hampir saja membuat Ryan terjun bebas mencium lantai kalau saja dirinya tidak segera mengganti wujud. "Astaga maafkan aku Ryan!" Mohon Yeonjun sambil mengelus kucing abu-abunya itu. Meski berwajah masam, Ryan adalah kucing cerdas yang mengerti perkataan baik manusia maupun para malaikat maut lainnya.

"Selalu saja seperti itu. Ryan, kemarilah", panggil Beomgyu dan dengan cepat Ryan berlari ke arahnya dan Beomgyu menggendongnya ke dalam pelukannya sambil mengelus pelan kepala Ryan.

"Kau seperti bibi di kamar sebelah saja", omel Yeonjun, tetapi dengan suara pelan.

"Oh ya? Bukankah kau yang selalu mencari masalah dengan Bibi? Aku sungguh kasihan padanya karna harus memiliki tetangga seperti mu", sahut Beomgyu yang rupanya masih dapat mendengar ucapan Yeonjun.

"Hei, justru aku menjaga agar jiwanya tetap tenang dan berada pada frekuensinya. Jika tidak, wanita itu bisa saja dilahap oleh arwah penasaran yang mengincar tubuh rentannya itu", protes Yeonjun.

Beomgyu hanya diam. Semenjak kedatangannya di apartemen Yeonjun, bibi itulah yang menjadi teman berbicaranya. Bibi sebenarnya panggilan dari Yeonjun dan sesungguhnya merupakan seorang wanita yang berumur sekitar 63 tahun, tetapi masih memiliki fisik yang kuat. Hanya saja, ia memiliki kelemahan, yaitu kesepian. Suami dan anak-anaknya pergi meninggalkannya lebih dulu dan membuatnya harus tinggal di dalam apartemen yang sudah dibayar lunas oleh sang anak sebelum kepergiannya.

"Jangan sedih seperti itu, aku sudah memasang pelindung disekitarnya. Jadi kau tidak perlu khawatir," hibur Yeonjun.

"Berisik. Ayo cepat pergi", Beomgyu berjalan meninggalkan Yeonjun.

"Wah, kau memang partner terbaik yang pernah ada", ujar Yeonjun dengan memberikan penekanan pada kata terbaik.

Beomgyu mengabaikan ucapan Yeonjun dan memakai mantel miliknya yang tiba semalam. "Bagaimana? Sangat cocok denganku kan?" Beomgyu memamerkan mantel berwarna hitam yang hampir menutupi seluruh bagian atas tubuhnya-dari leher hingga lutut.

Lost Souls | yeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang