06. Kantor Pusat

1.3K 258 69
                                    

Meski disebut sebagai Malaikat Maut, tapi tetap saja perasaan takut dan gugup selalu menyertai. Seperti yang dirasakan Yeonjun saat ini. Berbeda dengan rasa takut manusia, rasa takut yang dirasakan oleh malaikat maut lebih seperti rasa takut akan kegagalan, akan dipecat, atau dicabut jabatannya dan dirinya dibiarkan menjadi sebuah roh yang tidak bisa pulang baik ke bumi maupun ke alam arwah.

Setelah kejadian malam itu, dirinya tiba-tiba mendapat surat panggilan langsung dari atasan yang menyuruhnya untuk segera pergi ke Kantor Pusat karena Kepala Divisi Pemungutan Nyawa, yaitu Tuan Sihyuk ingin berbicara padanya. Yeonjun beberapa kali menelan ludahnya, bahkan Ryan yang biasanya tidur di gendongan Yeonjun, kini berjalan mengikuti Yeonjun dan sesekali menatap tuannya itu.

Yeonjun yang menyadari tatapan Ryan, mengangkat kucing abu-abu itu ke dalam gendongannya dan mengelus pelan kepala Ryan, "Tenang saja, Partner.. kita pasti akan baik-baik saja." Ujar Yeonjun lirih.

Mendengar kata Partner, seketika Yeonjun teringat akan sosok anak laki-laki pucat dan kurus di apartemen tempat ia dan Ryan tinggal. Anak itu bernama Beomgyu dan Yeonjun benar-benar penasaran mengenai siapa sebenarnya Beomgyu. Mungkin saja dirinya dipanggil mengenai hal itu dan juga.. mungkin Yeonjun akan mengetahui semuanya hari ini juga.

"Kita akan mengetahui semuanya hari ini, Ryan. Bersiaplah..." Bisik Yeonjun pelan saat dirinya dan Ryan tiba di depan pintu besar berwarna hitam dengan ukiran rumit di setiap sisinya. Hawa dingin merembes keluar dari arah pintu tersebut. Yeonjun semakin mengeratkan genggamannya pada Ryan.

"Baiklah.. kita masuk!" Yeonjun mengetuk pelan pintu tersebut dan selang beberapa detik kemudian, terdengar jawaban dari dalam yang menyuruhnya masuk.

Yeonjun mendorong pelan pintu tersebut dan melangkahkan kakinya perlahan. Di hadapannya terlihat sosok Kepala Divisinya dengan papan nama terukir di atas mejanya. Tuan Sihyuk, begitulah mereka memanggilnya.

"Duduk dan jangan terlalu kaku, aku tidak akan mencabut nyawamu," ujar Tuan Sihyuk sambil tertawa pelan mendengar candaannya sendiri.

Yeonjun hanya bisa membalas tawa hambar dan menuruti perintah Tuan Sihyuk. Ryan meminta Yeonjun agar menaruhnya di atas pangkuan Yeonjun, tidak biasanya hewan peliharaannya itu manja seperti sekarang ini. Yeonjun hanya menurutinya dan mengelus-elus kepala dan tubuh Ryan dengan perlahan.

"Kucing yang manja", ujar Tuan Sihyuk tiba-tiba dan memecah keheningan, membuat Yeonjun sedikit terperanjat dari tempat duduknya.

"O-oh.. iya, Tuan. Entah mengapa saat ini ia sangat ingin dimanja", ujar Yeonjun sambil tersenyum menatap Ryan yang tertidur di pangkuannya.

Tuan Sihyuk tersenyum singkat, kemudian melanjutkan, "Sepertinya mereka sudah datang.. Silahkan masuk", ujar Tuan Sihyuk.

Yeonjun menoleh ke arah pintu tempatnya datang tadi dan menemukan sosok Soobin dan juga Taehyun. Keduanya juga nampak sedikit tegang, terutama Soobin. Taehyun, anak itu tetap memasang wajah tenangnya di sebelah Soobin. "Maaf atas keterlambatan kami, ada sedikit gangguan di gerbang utama dan kami harus membereskannya terlebih dahulu", ujar Soobin dengan penuh hormat.

Yeonjun mengerutkan keningnya, saat ingin bertanya, Tuan Sihyuk sudah lebih dulu berbicara dan Yeonjun segera bangkit dari tempat duduknya sambil menggendong Ryan di kedua lengannya. "Baiklah, sebelum masuk ke topik utama, aku ingin menjelaskan mengenai situasi kita. Kalian bertiga silahkan duduk, mungkin akan srdikit panjang", Tuan Sihyuk sekali lagi mempersilahkan mereka duduk dan segera diikuti oleh ketiganya.

"Jadi, disini saya ingin menjelaskan mengenai keadaan di perbatasan. Kalian tahu apa itu perbatasan, bukan?" Tanya Tuan Sihyuk.

Taehyun mengangkat salah satu tangannya, kemudian menjawab, "Perbatasan merupakan sebuah tempat dimana sebuah jiwa berada di antara hidup dan mati", ujar Taehyun.

Lost Souls | yeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang