Yeonjun tanpa sadar mengeluarkan aura kematian yang kuat. Bagai kepulan asap hitam dan memenuhi sekujur tubuhnya. Emosi negatif seperti perasaan marah, kesal, dan menyesal memenuhi dirinya, menyebabkan aura kematian itu timbul dan perlahan melahap keberadaannya.
Ryan yang tidak tahu harus melakukan apa hanya bisa mengeong keras, memanggil sang majikan yang perlahan mulai kehilangan akal dan jati dirinya sebagai malaikat maut. Ryan mencoba untuk mendekat dan menggigit kaki Yeonjun. Usahanya sedikit berhasil karena Yeonjun melirik ke arahnya.
"Ry..an...?" Ucap Yeonjun lirih dan sedetik kemudian ia tersadarkan.
Dengan cepat Yeonjun mengambil kontrol atas dirinya dan aura kematiannya menghilang dalam sekejap. Yeonjun mengatur nafasnya, mencoba melirik ke arah sekitar. Ryan pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua saat ini dalam kondisi siaga, berjaga-jaga apakah akan ada arwah penasaran yang terpengaruh oleh aura kematian Yeonjun.
Tiba-tiba saja Ryan mendirikan bulu-bulunya, pertanda ada suatu hal yang buruk mendekat ke arah mereka. Yeonjun mengikuti arah pandangan Ryan dan menemukan sebuah sosok wanita dengan pakaian putih panjang, rambut panjang, dan jari-jari keriting terbang melayang dengan kecepatan tinggi ke arah mereka.
Yeonjun mengayunkan sabitnya dan berhasil mengirim arwah penasaran tersebut. Akan tetapi, tidak hanya sampai di sana, arwah penasaran lainnya mulai bermunculan dan memenuhi sekeliling rumah tua itu.
"Sial!" Umpat Yeonjun.
"Ryan, naiklah ke pundakku!" Perintah Yeonjun dan Ryan melakukannya dengan cepat.
Tiba-tiba sebuah lengan kurus dan panjang muncul dari lantai. Yeonjun berhasil menghindarinya dengan melesat ke udara. Ia mulai mengambil kuda-kuda dan berikutnya mengayunkan sabitnya ke segala arah – menebas segerombolan arwah-arwah penasaran level rendah itu dan mencari jalan untuk mencari Beomgyu.
Yeonjun mencoba untuk memusatkan kembali pikirannya. Berusaha untuk mencari sesuatu yang dapat menghubungkannya dengan Beomgyu. Gerakan Yeonjun tiba-tiba terhenti. Di hadapannya tampak sosok bagai lumpur busuk yang pernah dimusnahkannya beberapa bulan yang lalu. Itu sosok yang berbeda, namun secara aura dan kekuatan keduanya sama.
"Tck!" Yeonjun mendecakkan lidahnya – kesal.
"Bersiaplah, Ryan. Aku akan menggunakan kekuatan penuh!" Ujar Yeonjun yang bersiap mengambil ancang-ancang untuk menebas sosok besar dan memiliki bagian yang tebal itu.
Dengan mengerahkan segala tenaga dan kekuatan malaikat maut miliknya, Yeonjun berhasil mengirimkan sosok berlumpur itu dalam sekali tebasan. Meski ia berhasil dalam sekali tebas, akan tetapi usaha dan tenaga yang diperlukan sangatlah besar. Kini Yeonjun dapat merasakan kekuatan malaikat mautnya mulai melemah dan dirinya hampir kembali berubah menjadi wujud manusia.
"Tidak, tidak... Tidak sampai aku menemukan Beomgyu!" Ujar Yeonjun pada dirinya sendiri.
Yeonjun dengan tergesa-gesa mengelilingi seluruh sudut rumah tua dan terbengkalai tersebut, namun hasilnya nihil. Beomgyu tidak ada dimana-mana. Yeonjun sama sekali tidak dapat melakukan telepati, bahkan kehadirannya pun tidak ada sama sekali.
Di luar sana, hari sudah mulai memasuki waktu subuh. Yeonjun dapat melihat sosoknya yang mulai jelas karena tenaganya sebagai malaikat maut reguler mulai habis. Ia tidak memperdulikan dirinya yang hampir kehilangan sosoknya, dipikirannya saat ini hanyalah satu, Beomgyu.
"Ayolah, dimana kau, Beomgyu!" Yeonjun tidak tahu harus mencari kemana lagi. Kemudian, ia tiba-tiba teringat mengenai ruangan bawah tanah tempat arwah penasaran yang membawa Beomgyu pergi itu.
Dengan cepat Yeonjun melesat ke ruang bawah tanah tersebut. Sesampainya disana, ia mendekat ke arah sudut yang dimana sosok arwah penasaran itu mengorek-ngorek dindingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Souls | yeongyu
FanficSeorang Malaikat Maut yang bertemu dengan seorang atau sebuah jiwa yang tersesat di tengah-tengah perjalanan pulangnya. Highest Peak: #2 - beomjun #34 - kematian