Ritual dimulai. Seluruh partner di dalam ruangan Beomgyu menunduk dan memejamkan kedua mata mereka. Beomgyu sama sekali tidak paham mengapa mereka semua dapat melakukannya dengan serentak, sementara dirinya sama sekali tidak mengetahui apapun. Entah itu proses atau langkah-langkah yang perlu dilakukan selama proses berlangsungnya ritual.
Beomgyu mengikuti yang lain, ia memejamkan kedua mata dan menundukkan kepalanya. Ia dapat mendengar para malaikat pendoa membacakan doa atau mantra yang sama sekali Beomgyu tidak paham artinya. Perlahan Beomgyu merasa kesadarannya mulai menghilang. Ia merasa.. ngantuk. Beomgyu menggelengkan kepalanya pelan agar dirinya tetap fokus.
Namun, tiba-tiba sebuah cahaya muncul memenuhi diri Beomgyu. Beomgyu segera membuka kedua matanya dan dengan cepat cahaya tersebut menghilang. Seisi ruangan menoleh ke arahnya. Beomgyu tidak tahu apa yang harus ia katakan karena ia memang tidak mengetahui apapun.
"Hei, apa kau melihat sebuah cahaya tadi?" bisik seseorang di dekat Beomgyu.
"Cahaya? Apa yang kau maksud?" tanya yang lain.
"Eh? Benarkah tadi ada cahaya?"
"Tidak ada yang melihat apapun.. mungkin itu timbul karena kau terlalu fokus mendengarkan doa dan membuat jiwa mu tersucikan,"
"Hahaha mungkin kau benar,"
"Diam," ujar seorang malaikat maut berpangkat senior.
Seketika semua diam.
"Silakan dilanjutkan," sambungnya.
Para malaikat pembaca doa mulai melanjutkan doa mereka.
Beomgyu melirik ke arah malaikat maut senior tersebut dan dirinya tidak mendapatkan tatapan curiga atau apapun itu. Beomgyu merasa lega, tetapi juga tidak boleh santai. Ia harus tetap waspada dan kembali fokus agar dirinya tidak melakukan kesalahan yang sama, meski ia sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya mengeluarkan cahaya seperti itu.
Akhirnya, ritual berjalan normal dan tidak ada kejadian lainnya yang muncul. Beomgyu dan para partner lainnya telah resmi mendapatkan restu dan ikatan mereka terhadap partner mereka pun telah disetujui. Para partner sudah dapat melakukan tugas mereka dan mendapat buku panduan milik mereka sendiri.
"Beomgyu!" Panggil Hueningkai.
Beomgyu menoleh, "ada apa, Hueningkai?" tanyanya.
"Apa kau mendengar ucapan para partner lainnya saat upacara tadi?" tanya Hueningkai.
Beomgyu kembali waspada dan bertanya balik dengan hati-hati, "ucapan apa yang kau maksud?" tanyanya.
"Eh? Yah, bukan apa-apa. Sepertinya itu memang kekuatan dari para malaikat pendoa," ujar Hueningkai.
"Haha.. aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau maksud," balas Beomgyu.
Hueningkai menanggapi ucapan Beomgyu dengan tawa cerianya seperti biasa. Mereka berdua berjalan bersama menuju aula utama untuk bertemu dengan partner masing-masing. Yeonjun dan Soobin juga baru saja menyelesaikan upacara mereka dan saat ini sudah mengganti mantel mereka menjadi mantel baru. Bahannya lebih kuat dan mampu melindungi dari serangan para arwah penasaran, karena ketika mereka menjadi malaikat maut reguler, mereka akan lebih sering bertemu atau menerima pekerjaan yang berhubungan dengan arwah penasaran.
"Oh, itu mereka," ujar Soobin ketika melihat Beomgyu dan Hueningkai tiba bersama.
"Sepertinya kau menuruti perkataanku," ujar Soobin kepada Hueningkai.
Hueningkai tersenyum bangga dan menjawab, "tentu saja, kau pikir aku seseorang yang tidak mengerti apa-apa, huh?"
"Haish, inilah yang menyebalkan darimu," balas Soobin malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Souls | yeongyu
FanfictionSeorang Malaikat Maut yang bertemu dengan seorang atau sebuah jiwa yang tersesat di tengah-tengah perjalanan pulangnya. Highest Peak: #2 - beomjun #34 - kematian