Jaeyun sudah menikmati bakso enak bersama Chenle di kantin, membicarakan berbagai macam gosip yang dulu dulu atau bahkan yang tengah hangat dibicarakan.
Nampak dari kejauhan sana, sosok tinggi gagah itu berjalan santai dengan teman temannya dan terdengar pula tawa cukup kencang dari gerombolannya. Jaeyun mengamati sosok itu, kakaknya. Nampak kakaknya bahagia sekali berbeda ketika bersama dirinya, lebih sering sinis atau marah marah tanpa alasan.
"Jadi hubungan lo sama Sunghoon itu apaan? Kenapa Sunghoon kenal lo dan kenapa lo panggil Sunghoon pangeran?"
"Emm... Soalnya kami adik kakak.."
"APA?!" Chenle tersentak kaget sampai beberapa orang menoleh penasaran kearahnya.
"Bukannya Sunghoon punya adik perempuan tapi hilang? Terus lo?"
"Adik angkat, mamanya Sunghoon sebulan yang lalu adopsi aku dan kemarin aku baru jadi adiknya pangeran Sunghoon"
Chenle manggut-manggut paham, pantas saja nampaknya ada awan hitam meliputi Sunghoon sedari tadi dikelas. Sunghoon itu memang hanya menyayangi adik perempuannya yang hilang lama saat bermain di pantai, adiknya terseret ombak hingga sejak saat itu tidak ada kabar dari sang adik. Lama sekali Sunghoon terus rindu pada adiknya sampai akhirnya ia mulai bisa melupakan, Jaeyun malah datang mengambil posisi adiknya.
Chenle jadi iba ada rasa kasihan yang tidak bisa dijelaskan terlebih rasa ingin melindungi.
Jaeyun melambaikan tangannya ketika Sunghoon tidak terlalu jauh dari tempatnya sedikit berteriak memanggil Sunghoon membuat beberapa orang menoleh heran, dan Sunghoon? Laki laki itu sudah kesal.
"Kakak!"
Sunghoon tak mau status kakak adik itu sampai ketahuan rakyat sekolahnya, ia menarik kasar tangan Jaeyun untuk pergi ke tempat yang lumayan sepi dan memojokkannya ke tembok.
"Denger, ya! Lo gak boleh panggil panggil gue kakak kaya tadi, udah gue bilangin lo bukan adek gue dan gue bukan kakak lo! Ini terakhir kalinya gue kasih peringatan, kalo sampe lo langgar, awas aja!"
"T-tapi kak-"
"Gue bukan kakak lo Jaeyun! Gue gak pernah mau jadi kakak lo! Gak akan pernah!"
Sunghoon berlalu begitu saja meninggalkan jaeyutn yang sudah berkaca-kaca, bagaimanapun juga ia menyayangi Sunghoon dan ingin menganggap dirinya sebagai seorang adik bukannya orang asing.
Chenle menenangkan Jaeyun dengan membawanya ke kelas, mengatakan bahwa Sunghoon memang keras kepala apalagi soal seperti ini, Sunghoon masih belum terbiasa dengan hadirnya adik laki laki yang asal usulnya saja Sunghoon kurang mengerti.
Sebenarnya, setiap melihat Jaeyun, Sunghoon jadi teringat adiknya yang hilang itu, ia jadi sedih lagi dan semakin merindu yang tak tersampaikan. Adiknya hanyalah gadis berusia dua belas tahun yang hilang di pantai, hanya itu dan bukan yang lainnya.
Ia sendiri merenung, tak mau melukai Jaeyun tetapi rasanya ia tidak bisa menahan gejolak dalam dirinya yang terus saja marah tanpa alasan setiap memandang Jaeyun.
Kembali pada pemuda lesu di pinggiran lapangan dengan tas hampir jatuh juga bibir tebal yang ia majukan. Jaeyun menunggu Chenle yang mengajaknya pulang bersama, Chenle masih mengambil mobilnya di parkiran khusus entah dimana Jaeyun tidak tahu.
Lalu kedatangan beberapa laki laki entah darimana menggoda Jaeyun yang memang nampak polos dan empuk sekali menjadi sasaran.
"Jadi lo anak baru itu, cantik juga"
Ucap salah seorang yang sudah mencolek dagu Jaeyun lancang membuat sang empunya yang dicolek mundur beberapa langkah kebelakang karena takut. Tetapi kenakalan laki laki itu tidak berhenti sampai disitu, ia mengelus pipi halus Jaeyun dan merapalkan kata kata gombalan yang bagi Jaeyun sangat menjijikkan untuk didengar.
"Hoi! Ngapain itu?"
Teriak seseorang mengagetkan pria yang sudah melingkarkan tangannya di pinggang Jaeyun, menatap sinis pemuda yang menghampirinya dengan decakan kekesalan.
"Ngapain?"
"Ck, ganggu lo!"
"Gue tanya lo pada ngapain? Ini namanya pelecehan ngerti gak?!"
Hanya mendengar bentakan itu, sudah mampu membuat laki laki nakal tadi pergi karena takut dihajar habis habisan. Jaeyun menghela nafas lega sekali sambil mengusap air matanya di pipi, ia berterimakasih pada seseorang itu.
"Terimakasih ya"
"Sans, lo gapapa? Oh ya, masih inget gue kan? Doyoung"
"Inget kok, yang tadi di UKS kan?"
"Yup, lo pulang bareng siapa? Nebeng gue?"
"Ngak usah, ini lagi nunggu Chenle ambil mobilnya"
Yang tadi itu Doyoung, ia mengangguk mengerti dan kenal dengan yang namanya Chenle. Siapa sih yang tidak kenal dengan pemuda kelewat sultan pemilik sekolah itu? Ketenarannya sudah meluber ke mana mana.
Doyoung berinisiatif menemani Jaeyun menunggu Chenle yang memang parkiran khusus itu jauh apalagi mobil mehong Chenle tidak bisa menginjakkan ban di aspal sekolah ini. Harus melayang dulu. Sepanjang itu, Doyoung menanyai berbagai pertanyaan ringan yang bisa dijawab Jaeyun selagi mendengar suara mobil Chenle yang jelas berbeda di telinga.
"Nah tuh lele, sana masuknya hati hati ya"
"Iya, sekali lagi terimakasih, Doyoung!"
"Yoi manis"
Jaeyun masuk, Chenle juga menyapa Doyoung lalu mobil itu pun melaju pergi menjauhi sekolahan yang sudah sepi. Jaeyun tak melihat Sunghoon dimana mana, pikiran laki laki itu meninggalkannya tanpa mau mengantarkannya pulang. Untungnya ia punya teman baru yang baik hati, agak sombong sih tapi yang ia sombongkan memang ada.
Karena Chenle juga kenal dengan Sunghoon, pasti ia tau rumah Sunghoon ada dimana jadi tidak perlu berlama lama mereka sudah sampai didepan rumah, Jaeyun berterimakasih pada Chenle dan masuk sudah melihat Sunghoon bersantai di depan televisi sambil makan buah.
Orang tua mereka ada kerjaan diluar kota dan akan kembali satu minggu lagi. Dan karena satu minggu itu lah, sesuatu yang tak pernah Jaeyun rasakan sebelumnya, tumbuh.
Rasa cinta pada kakaknya sendiri, Sunghoon.
see-U
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Love ⟨ SungJake ⟩
Fanfic"ternyata cinta hanyalah sesuatu menyakitkan aneh yang rumit" Jaeyun • fanfiction! • lokal • bahasa campur aduk [ 2021.12.12 › 2022.08.23 ]