aneh

1.1K 143 5
                                    

Kebimbangan menghantui Sunghoon yang sedang melaksanakan rapat sebab ia petugas PMR yang terpaksa menjadi petugas atas paksaan Doyoung. Ia mendengarkan namun pikirannya pergi kemana mana sebab teringat terus dengan satu perkataan Jaeyun tadi.

"Jaeyun beneran jatuh cinta sama seseorang, kak"

Sunghoon bingung, anak polos kelewat ingin ditabok itu bisa jatuh cinta juga? Lalu, jatuh cinta dengan siapa? Jaeyun melakukan apa saja sampai ia jatuh cinta? Dengan siapakah ia menaruh hati? Mengapa bisa ia menaruh hatinya pada seseorang itu? Semua pertanyaan itu menghantui pikiran Sunghoon, rasanya ia tidak suka adiknya menyukai seseorang.

"Woi Hoon! Lo dengerin gue gak? Kalo lo gak niat keluar aja"

"Hah? Apa? Oh, udah selesai?"

Sunghoon beranjak dan keluar begitu saja, sang ketua memukul meja dan menyumpah serapahi anggota agak anehnya itu. Disisi lain, Jaeyun tengah duduk duduk santai menikmati minuman dari Doyoung selepas lelah terus di suruh suruh Sunghoon.

Lalu ada yang menghampirinya dengan menepuk pundaknya, Jaeyun menoleh mendapati seseorang yang tidak di kenalnya.

"Hai, Jaeyun ya?"

"Iya, siapa ya?"

"Kenalin, gue Jisung, temennya Chenle"

Jaeyun mengangguk ketika mendengar nama Chenle disebutkan, Jisung ikut duduk di samping Jaeyun menikmati angin pula. Keduanya masih diam, Jaeyun tidak tahu harus berkata apa karena tak mengenal Jisung.

"Lo udah dapet temen siapa aja selain Chenle?"

"Baru Chenle aja, kenapa?"

"Bagus deh, kalo gitu kita sekarang temenan"

"Oke siap"

Hanya percakapan singkat itu lalu Jisung diam kembali memperhatikan Jaeyun dari samping, sangat imut menurutnya. Mata yang berkedip dengan bibir tebal ditambah kulit bersih Jaeyun tak lupa senyumannya berhasil menarik perhatian Jisung saat pertama kali melihat pemuda di depannya itu.

Pertama kali melihat saja Jisung sudah jatuh hati, itulah mengapa ia memberanikan diri mendekati Jaeyun. Sebenarnya Jisung bukan teman Chenle, ia hanya mengarang agar Jaeyun dapat percaya padanya.

Lalu Jisung mengajak Jaeyun jalan jalan disekitar sekolah sambil mengenalkan Jaeyun dengan beberapa tempat yang belum Chenle tunjukkan waktu itu.

Tanpa keduanya sadari, sedari tadi saat berkenalan itu, Sunghoon sudah mengamati keduanya dari jauh dengan raut tak mengenakkan. Ia tahu betul sifat Jisung, dengan berbekal kecurigaannya, Sunghoon mengikuti kemanapun dua sejoli itu pergi mulai dari ruang UKS, lapangan voli, kelas Jisung, sampai mereka berhenti pada area yang menurut Sunghoon tidak perlu di kunjungi, gudang.

"Ini gudang sekolah kita, biasanya gue sama temen temen gue nyebat disini"

"Emangnya boleh merokok di sekolah?"

"Sans aja lah, sekolah ini kan takut sama Chenle"

"Iya juga, tapi kan tetep aja gak boleh, Jisung"

"Oke oke, gimana kalau..."

Jisung mendekati Jaeyun perlahan lahan, pada awalnya Jaeyun bingung apa yang dilakukan teman barunya itu, tetapi semakin ia dipojokkan sampai badannya terpojok di tembok dan Jisung semakin mendekatkan wajah mereka mengikis jarak keduanya.

Jaeyun yang sudah tidak bisa mundur lagi memilih memejamkan matanya kuat kuat sebab nafas Jisung sudah menerpa wajahnya dan, sepersekian detik juga tubuh yang sudah semakin mendekati Jaeyun itu terhempas kebelakang cukup kuat berhasil membuat Jaeyun membuka matanya.

"Brengsek! Jauh jauh lo!"

Suara Sunghoon, pertama kalinya Jaeyun melihat Sunghoon marah seperti ini, bahkan Jisung sudah tersungkur.

"Sialan lo hoon! Gausah sok ikut campur!"

"Sekali lagi lo deketin Jaeyun, liat aja lo!"

"Gak ada hubungannya sama lo, sialan!"

"Ada!"

"Ah sialan!"

Sunghoon bingung sendiri dengan dirinya, ia berpikir untuk apa menolong Jaeyun toh ia tak menganggap apa apa adiknya itu, tetapi rasa ingin meninju ketika melihat adiknya hampir 'dilecehkan' itu membuatnya benar benar tidak bisa mengendalikan dirinya.

Sunghoon memukul tembok didekatnya, menyadarkan dirinya yang aneh sekali hari itu. Pikirannya tak henti hentinya memikirkan Jaeyun, padahal Sunghoon saja engan melihat pemuda itu.

Jisung pergi begitu saja meninggalkan adik kakak yang masih saling diam di tempat, Jaeyun yang masih kaget dan Sunghoon yang masih mencerna semuanya.

"Ka- pangeran Sunghoon a-ada yang luka?"

"Lain kali jangan sembarangan temenan sama orang, lo itu bego jadi gampang aja di tipu"

"I-iya maaf," suara lirih dan menunduk sudah bisa membuat Sunghoon jadi merasa bersalah. 

"Bukan maksudnya gue marah tapi-"

"Iya aku tau kok, makasih pangeran Sunghoon udah nolongin!" Antusiasnya memotong perkataan Sunghoon dan memilih tersenyum semanis gula.

Baru pertama kali Sunghoon gelagapan melihat seseorang senyum, masalahnya senyuman didepannya kali ini benar benar manis melebihi gula.

"O-oke bagus, l-lo gak lupa makasih"

"Tapi tangan pangeran Sunghoon berdarah, Jaeyun obati ya?"

"Gak! Gausah, gue bisa sendiri," dengan secepat kilat Sunghoon menghindar, jantungnya tidak baik baik saja sepertinya.

Ia berlalu meninggalkan Jaeyun, jantungnya benar benar tidak bisa diajak kompromi diwaktu yang tidak tepat. Sunghoon tidak pernah merasa jantungnya berdegup sekencang ini sebelumnya, bahaya memang. Bagaimana kalo ia sakit jantung? Bagaimana kalau ada yang salah dengan jantungnya?

"Kakak masih benci Jaeyun, ya?"

see-U

Trapped In Love ⟨ SungJake ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang