Masih dengan jaeyun yang melongo mendengar ocehan kakaknya, uang yang sudah disakunya tadi dipaksa Sunghoon untuk dikembalikan.
Jaeyun yang tidak terima tentu merebut kembali, sedikit pergulatan antara kakak adik tadi merebut uang itu untung yang menang tetap Jaeyun. Sunghoon kesal, ia duduk di sofa dengan tangan dilipat di depan dada masih menatap tajam kearah Jaeyun yang juga menatapnya tajam.
"Pokoknya lo gak boleh kemana mana, titik!"
"Pangeran Sunghoon ngak bisa gitu dong, Jaeyun cuma mau beli jajan aja kok habis gitu pulang"
"Gak! Gue gak percaya, pasti lo mau ajak orang yang lo suka ke rumah!"
Jaeyun bingung sekali dengan omongan ngelatur kakaknya itu, maksudnya ia mengajak Sunghoon kerumahnya sendiri begitu? Toh Jaeyun memang benar benar ingin membeli jajan untuk persediaannya.
Masih sengit keduanya saling tatap tatapan tajam, Jaeyun mendekat kearah kakaknya dan dengan kesal mendudukkan dirinya di salah satu sofa masih bersikukuh membujuk sang kakak.
"Aku beneran cuma mau beli jajan, pangeran Sunghoon kenapa sih?"
"Panggil kakak aja, tapi cuma boleh di rumah! Kalo diluar lo panggil gue sunghoon aja"
"Apa? Beneran boleh panggil kakak? Yang bener? Oke siap, kakak!"
Antusias Jaeyun, ia sudah senang sekali diperbolehkan memanggil Sunghoon dengan embel-embel kakak. Sunghoon sedikit heran, begitu saja adiknya sudah sangat senang seperti mendapat lamaran.
Pada akhirnya Sunghoon yang mengalah walau berat hati, ia masuk kedalam kamarnya malas meladeni Jaeyun. Ia lebih memilih memikirkan akan memakai pakaian apa nanti malam dan Jaeyun yang makan sambil menonton acara televisi.
Malam akhirnya tiba, Sunghoon keluar dari kamar sudah dengan setelan rapi melihat Jaeyun yang setengah tertidur dengan posisi duduk itu.
"Ekhm"
"Eh, kakak perginya sekarang?"
"Iya, lo beneran ye kaga bawa cewe atau siapapun kesini, gak boleh ada cewe atau siapapun masuk kedalam rumah ini dengan alasan apapun!"
"Tapi Raya?"
"Itu pengecualian"
Jaeyun mengerucutkan bibirnya, seenak jidat sekali kakaknya. Kembali dirinya dihujani omelan omelan dari Sunghoon yang hari itu aneh bin ajaib sekali.
"Lo habis beli jajan harus langsung balik, gak boleh pergi kemana mana lagi, gak boleh ngajak siapapun masuk kerumah!"
"Iya kakak iya"
"Awas lo foya foya sama orang yang lo suka di luar! Gue hukum habis habisan lo nanti! Gue pergi nih, beneran ini, Jaeyun paham?"
"Paham kakak Sunghoon"
"Beneran keluar ini gue, inget perintah tadi! Gue balik harus udah ada lo di rumah, pokoknya gue balik rumah gak boleh sepi"
Jaeyun memutar bola matanya malas, sudah kesekian ribu kalinya Sunghoon terus mengatakan hal yang sama. Bahkan Sunghoon yang sudah di depan pintu masih menatap Jaeyun dengan galak.
Akhirnya Sunghoon keluar, walaupun dengan perasaan tidak tenang. Tidak tahu mengapa Sunghoon rasanya tidak bisa percaya adiknya itu mengatakan hal yang benar, ia curiga tanpa alasan.
Jaeyun pun memekik senang manakala Sunghoon sudah pergi, ia segera mematikan televisinya dan berlari senang keluar rumah, ia sudah tidak sabar memilih jajan dan memakannya sampai kenyang.
Disisi lain, Sunghoon sudah dalam perjalanan pergi ke tempat yang Raya maksud dan tentunya sudah bersama Raya. Sepanjang perjalanan, laki laki yang tidak tenang pikirannya itu terus melamun bahkan hampir menabrak kucing dijalan tadi.
Raya sedikit khawatir dengan Sunghoon tetapi Sunghoon bilang ia hanya tidak fokus saja. Akhirnya sejoli dimabuk asmara itu sampai ditempat tujuan mereka, sebuah pusat perbelanjaan.
Raya langsung menuju ke tempat baju baju karena ada yang ia incar, memilih warna kesukaannya. Meminta saran pada Sunghoon namun pemuda itu masih saja setia melamun, pikirannya dipenuhi dengan Jaeyun yang mungkin saja sekarang ini membawa seseorang masuk kedalam rumah atau ia pergi malam malam dengan seseorang yang tidak Sunghoon kenal. Nanti kalau Jaeyun hilang bagaimana? Kalau Jaeyun diculik bagaimana? Kalau Jaeyun kenapa napa bagaimana? Kalau ternyata saat ia pergi ke mini market, ada yang menjemputnya bagaimana?
"Argh!"
Frustasi Sunghoon mengagetkan Raya di sebelahnya, menatap gebetannya yang sedari tadi aneh itu.
"Kamu kenapa sih hoon? Kamu kaya gak niat gitu nemenin aku, apa kamu keberatan ninggalin Jaeyun sendirian dirumah? Bukannya kamu sendiri bilang Jaeyun gapapa ditinggal tadi?"
"Bukan gitu, tapi- sorry Ray, kayanya aku harus pulang"
"Loh loh Sunghoon! Sunghoon!"
Sunghoon langsung berlari meninggalkan Raya yang meneriakinya, Raya kesal namun mau bagaimana lagi. Ia tetap melanjutkan berbelanja setelah menelepon teman baikknya, Icha. Selagi memikirkan kira kira kenapakah Sunghoon terlihat sangat panik.
Laki laki dengan kepanikan tanpa alasan itu sudah tiba lagi di rumahnya, membuka paksa pintu besar berwarna putih itu dan mendapati rumah sangat sepi, tidak ada Jaeyun sesuai yang diharapkan.
"Jaeyun! Park Jaeyun!"
Tidak ada jawaban, hanya gema suaranya sendiri. Sunghoon semakin panik karena harusnya Jaeyun sudah pulang kalau hanya membeli di mini market dekat rumahnya. Ia keluar kembali, menelepon sang adik namun hpnya berada di dalam rumah.
Benak Sunghoon sudah dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif tentang Jaeyun, ia mengendarai motornya pergi ke mini market berharap bertemu Jaeyun, namun nyatanya yang ia cari tidak ada disana. Dijalan juga tidak bertemu sama sekali.
"Kan, dasar! Pasti dia pergi sama entah siapa yang dia suka diem diem, awas aja lo Jaeyun!"
see-U
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Love ⟨ SungJake ⟩
Fiksi Penggemar"ternyata cinta hanyalah sesuatu menyakitkan aneh yang rumit" Jaeyun • fanfiction! • lokal • bahasa campur aduk [ 2021.12.12 › 2022.08.23 ]