Setelah pulang ke apartemen sakusa merebahkan diri sebentar namun pikirannya masih berputar tentang atsumu yang menatapnya ketakutan dan menghindarinya.
Sakusa menyentuh pipinya dan teringat ciuman atsumu kemarin sore.
'kuman sialan'
Sakusa bergerak mengambil jaket dan topi yang biasa dia pakai jika keluar rumah. Sakusa terus menepis pikiran tentang atsumu dan keluar rumah mencari udara segar.
Sakusa berjalan hingga ia menemukan sebuah taman kecil dan duduk disalah satu bangku disana.
"Haaahhh~" helaan nafas terdengar dari balik masker yang dikenakan sakusa.
'bisa-bisanya kuman itu membuatku terus memikirkannya.'
Tak lama ia duduk disana lalu terdengar suara langkah kaki mendekatinya.
'apa yang dia lakukan didekat rumahku malam-malam? Apa aku harus menyapanya.'
"Permisi" ucap atsumu pada sakusa lalu diangguki sakusa dan mulai duduk disampingnya.
Sakusa yang awal nya ingin menyapa ia urungkan setelah melihat atsumu tidak mengenalinya. Lebih baik pura-pura tidak tahu saja pikirnya sambil duduk memandang kedepan.
Atsumu mulai bercerita tentang hal yang terjadi padanya membuat sakusa merasakan sesuatu yang sakit di dadanya.
'dia bodoh atau bagaimana, dia membicarakan hal pribadi pada orang lain.' pikir sakusa awalnya.
Atsumu mulai menangis lalu hati sakusa yang melihatnya semakin sakit.
'apa-apaan ini rasanya lebih sakit daripada jatuh dari gedung lantai 4'
Atsumu terus bercerita tentang rasa suka nya terhadap sakusa. Sakusa menunduk karna meski sudah pernah di kecup pipi ia pikir itu hanya candaan anak muda.
Sakusa memandang atsumu yang berbalik menatap nya dengan nanar. Tanpa sadar sakusa menggenggam tangan atsumu.
"Gua bego kan omii, gua cerita tentang lu dan cerita nya malah ke orangnya langsung." Ucap atsumu dan membuat sakusa tertegun.
'jadi dia sudah tau ini aku.'
"Hahaha kan liat dia bahkan mau memegang tangan gua yang penuh kuman bekas air mata." Ucap atsumu sambil menepis tangan sakusa. Sakusa terdiam menatap atsumu. Sakusa bingung apa yang harus dia lakukan tentang atsumu.
"Kenapa diem? Bukanya lu mau ngomong sama gua? Dari tadi pagi lu terus deketin gua." Ucap atsumu menyingkirkan topi sakusa dengan menepisnya. Sakusa menatap dalam mata atsumu yang sembab akibat tangisannya.
"Gua bingung mau ngomong apa." Ucap sakusa sambil menunduk.
"Gua juga nggak tau kalo lu punya rasa kaya gitu ke gua." Atsumu menatap sakusa yang membuka maskernya. Sakusa memang bodoh jika soal bersosialisasi.
"Lo jijik ya? Iyalah lu bakalan jijik secara genetik gua kan cowok dan juga gua banyak kuman haha." Sakusa menggenggam tangan atsumu.
'sialan kenapa jadi kesana' hati sakusa semakin sakit mendengar ucapan atsumu.
"Nggak, bukan itu. Umm Bisa gak gantian lu pura-pura gak tau ini gua dan gua pura-pura gak tau itu Lo?" Ucap sakusa membuat atsumu terheran-heran. Sakusa bingung, dia ingin mengungkapkan isi hatinya namun harga diri sebagai seorang vampir nya masih sangat tinggi.
Atsumu sempat berpikir sejenak lalu mengangguk pelan dan mengalihkan pandangannya kearah lain.
Sakusa membuka maskernya dan menatap kearah depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Bloody
VampireDisclaimer : Haruichi furudate - sensei Summary : suatu hari murid pindahan masuk ke sekolahnya atsumu dan murid tersebut merupakan vampir dengan usia ratusan tahun dengan alasannya yang cukup unik. "samu murid baru nya ganteng banget nggak sih" "...