22 | Menghindar

279 25 0
                                    

Pagi ini, Aza berniat untuk menghindari Rassya. Entah sampai kapan, tapi dia berniat tidak ingin menatap bahkan berbicara dengannya. Ketika ingin menuju ke tangga, dia melihat Rassya. Lantas hal itu membuat Aza berbalik menuju gerbang sekolah.

"Woi kaki, kenapa lo malah muter balik? Gue mau belajar woi bukan mau pulang!"

"Mau kemana lo?" tanya Rey tiba-tiba berada di hadapannya.

"Ya g-gue mau ke kelas, iya ke kelas" gugup Aza lalu membalikkan badannya, namun Rey malah menghalangi dirinya.

"KENAPA??! Pasti lo mau bilang kalo lo bakal dengerin gue?! Iya??! Udah stop! Muak gue dengernya" tukas Aza.

Rey menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Nggak Za, bukan git--"

"AZALEA, DIA BAKAL DENGERIN LO!" sambar teman-teman Rey.

"Ya gue bakal dengerin lo"

"Katanya lo gak bakal ucapin kata itu lagi???! Lo bercanda??!" gerutu Aza.

"Kalo sampai gue denger lo bilang kayak gitu lagi, gue bakal jambak rambut lo Fahreyza!!" ujar Aza lalu meninggalkan Rey.

"IBU NEGARA!! MAAFIN REY!"







"Yang namanya di sebutkan langsung maju ke depan untuk mengambil rapor"

"Azalea Callie"

"Sandrinna Agatha"

"Farassya Adiwijaya"

"Fahreyza Andreas"


"Peringkat 2 dari 25 siswa"

"Argh bangsat" gumam Sandrinna lalu meremas rapor miliknya. Dia marah, dia kecewa, dia sedih.

"Aish, kenapa nilai gue turun sih??! Pasti mama bakal marahin gue" batin Aza.

"Anak-anak, bapak harap kalian tidak kecewa dengan nilai kalian"

"Iya pak!"

"Kalian tau kan hari ini ada konseling orang tua? Beritahu orang tua kalian untuk membagi jadwal pertemuan konseling, mengerti?"

"Mengerti pak"

"Yasudah kalau begitu bapak tinggal ke kantor"

Ting!

Mama
Mama udah di sekolah

"Mati gue sekarang"






"Bu Indri, jika bisa dilihat di sini, ini angka keberuntungan kan? Angka tujuh" ujar pak Zein memperlihatkan nilai ujian Aza.

"Keberuntungan macam apa ini pak Zein? Kenapa nilainya tujuh semua di setiap mata pelajaran"

"Mungkin Azalea terlalu sibuk beradaptasi dengan lingkungan baru"

"Pak Zein, dengan nilai tujuh di semua mata pelajaran, apa bisa Aza masuk universitas di Bandung?"

Pak Zein menghela nafasnya. "Tidak bu"

"Yaampun Azalea itu memang suka bikin saya darting"




"Terimakasih ya bu Indri sudah menyempatkan waktu untuk datang di konseling orang tua"

"Terimakasih kembali pak Zein"

Beberapa saat kemudian, tiba lah ayah Rassya, David Adiwijaya di sekolah putranya. Kedatangan pak David membuat semua murid heboh, bahkan para guru dan ibu-ibu termasuk mama Aza ingin sekali meminta TTD dari pak David.

"Halo pak David, saya wali kelas Farassya"

"Senang bertemu dengan anda. Saya ayah Farassya"

"Pak Zein?!! Bagaimana bisa bapak meminta aktor ini untuk jauh-jauh datang ke sekolah? Bapak seharusnya yang mengunjungi rumahnya" sewot pak Danu.

Secret About AzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang