Sorry for typo(s)
.
.
.
Ryan berdeham.
"Ri, buat lo gue itu apa? I mean gue sepenting apa dihidup lo." tanya Ryan.
"Lo bestie gue yang paling baik of course. Lo tuh apa ya. Di satu sisi lo kaya saudara gue sendiri, disisi lain lo bisa banget jadi partner adu bacot gue. Ya pokoknya temen tapi bangsat lah. Lo tuh punya tempat sendiri di hati gue. Tempat yang lebih tinggi even dari pacar sekalipun, lo bisa jadi apa aja yang gue butuhin. Gue, gak pernah menyesali ada lo di hidup gue."
"...."
"Lo gak pernah ninggalin gue saat gue emang butuh lo, lo selalu ada saat gue butuh temen. Dan kalo diinget-inget kayanya lo gak pernah nolak permintaan gue. Gue ajak kemana-mana pasti lo ayo-ayo aja walaupun gue gak tahu suasana hati lo pas apa enggak buat di ajak keluar."
"Lo tahu gue berusaha keras buat jadi temen yang baik buat lo. Lo juga berjasa banget loh dalam hidup gue terlebih saat gue kesepian. Jadi i think gue harus memberi apa yang lo beri ke gue."
"Whatever it is, thanks for anything."
"Mee too."
"Uww, mellow nya udahan belum?" ucap Hilmi.
"Berisik dugong." Hilmi berdecak. "Hans, cepet kasih gue pertanyaan."
"Yan, lo pernah gak sih punya rasa lebih sama bestie lo?" tanya Hans.
Nahloh Ryan langsung batuk-batuk.
"Ebuset, gue nanya doang, Yan."
"Nanya lo gitu banget lagian."
"Pernah gak, Yan?" ulang Hilmi.
"Bestie yang mana dulu nih, Hans? Kan bestie nya Ryan cuma Sella. Masa bestie cowok? Emangnya Ryan belok?" tanya Yara.
"Ya cewek lah tai. Masa cowok. Tapi kalo Ryan..."
"Kagak ya asu, gue masih straight."
"Jadi gimana? Pernah enggak?"
Bukannya jawab, Ryan langsung ngambil gelas terus nuang lemon nya.
"Wah, ada apa-apa nih jangan-jangan."
"Eits, jangan salah paham dulu. Gue minum bukan berarti gue ada rasa lebih sama Aeri. Gue cuma gak bisa definisiin hubungan kita tuh kayak apa sebenernya. Daripada gue salah ngomong terus Aeri nya salah paham juga kan bisa retak hubungan kita. Gue gak mau ambil resiko."
Sella gak tahu mau bales kayak gimana, cuma tenggorokannya rasanya ada yang ganjel tiba-tiba. Jadi sering berdeham sama nelen ludah berkali-kali, untung enggak ada yang nanya-nanya ke dia.
"Beneran gak ada yang spesial-spesial?" goda Gara.
"Beneran elah. Gue sama Aeri kan bespren poreper."
"Iyain aja biar cepet."
"Yaudah next aja deh ya, udah Hans lagi. Berarti gue yang ngasih soal" ucap Ryan.
"Please banget ya, Yan. Soalnya jangan aneh-aneh."
"Lihat aja nanti." Ryan smirk dikit. "Hans, lo pernah gak sih cinta banget sama cewek sampai-sampai lo tuh bisa ngelakuin apa aja demi sama-sama dia?"
"Jujurly, pernah banget. Gue belum pernah ceritain ini sama oranglain kayanya. Awal kelas sepuluh kan gue punya pacar, gue sayang banget sama pacar gue. Even gue sampai mikir kaya 'wow, she's my future wife'. Gue tahu itu gila, tapi gak tahu juga dulu gue udah mikir sampai sana. Mikir kalo dia adalah orang yang gue cari dan yang gue yakin in bakal jadi istri gue kelak."
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S MAKE MAGIC
Teen Fiction[COMPLETE] kata orang-orang, sahabatan antara cowok sama cewek tidak akan berhasil. salah satunya akan mencintai yang lainnya. jika bukan aku, berarti dia. tapi ingin kubuktikan pada kalian, aku akan menghapus spekulasi itu. karena nyatanya, aku ber...
