19 | bubur ayam

231 40 11
                                    

Sorry for typo(s)
.
.
.

Pergi berdua dengan Jeno bukanlah kali pertama yang Yara rasakan.

Yara sudah terlanjur menyukai apapun yang berhubungan dengan Jeno.

Bolehkah Yara meminta Jeno sebagai miliknya?

Yara tahu, hubungan mereka semu. Jeno tidak pernah sekalipun menyinggung masalah perasaan. Jadi sangat sulit mem-prediksi perasaan Jeno yang sebenarnya seperti apa.

Yara juga tidak pernah berani memulai pembicaraan tentang itu.

Awalnya, Yara menikmati kebersamaan mereka sebagai seorang teman. Tapi lama kelamaan, Yara capek sendiri. Dia butuh kepastian dari pria itu.

Jeno itu perhatian banget sama dia, persis kaya pacar perhatian sama pacarnya.

Itulah yang bikin Yara mikir, mungkin bentar lagi, tapi akhirnya cuma menunggu dan terus menunggu.

Hari ini, Yara jalan sama Jeno. Jeno ganteng banget, kaya biasanya.

Yara udah enggak tahan. Yara ingin semuanya Jelas.

"Jen."

Jeno mengalihkan pandangannya, sambil tersenyum.

Oh, Yara merasa sangat lemah dengan senyum itu.

"Hm?"

"Gue tanya boleh?"

"Ya boleh lah, tanya apa?"

"Sebenarnya, kita ini apa?"

💎

Sella lagi-lagi harus rela berangkat lebih awal, kali ini bukan untuk ketemuan sama Jeno, melainkan nganterin pempek ke majikan tiga harinya.

Awalnya ngedumel mulu dari parkiran sampai depan fakultas hukum, tapi tiba-tiba wajahnya jadi cerah kala mendengar namanya dipanggil.

"Sella." panggilnya.

Sella nengok sambil senyum lebar.

Sella hafal suaranya, mungkin kalau yang manggil bukan dia, Sella nengok enggak dengan senyuman.

"Oh, halo Jeviar."

"Lo gak lagi lupa arah kan?"

Sella ketawa.

"Ya enggak lah. Lo kan tahu gue kemarin kalah main uno, nah ini si bangsat nyuruh gue bawain pempek."

"Yaudah, barengan aja ke kelasnya."

Jalan beriringan tuh mereka berdua, sesekali Jeviar ngelawak dan Sella bagian ketawa.

"Eh, Je."

"Em-hm?"

"Kelihatannya lo tuh tipe-tipe orang cool yang cuek gitu. Gue kira awalnya juga gitu, tapi ternyata lo asik juga."

"Lo bukan orang pertama yang bilang kaya gini. Tapi emang bener kok, gue orangnya cuek, lebih ke bodoamat aja. Berhubung lo temen baiknya Hilmi, gak ada alasan buat gue cuekin lo."

"Kalo gue bukan temennya Hilmi, lo bakal cuek sama gue?"

"I don't think so, kalaupun lo bukan temennya Hilmi, kayanya gue gak bisa cuek sama lo."

Apa Sella boleh banyak berharap?

💎

Jujur, Hilmi dulu emang sempet naksir Sella. Karena menurutnya, Sella itu unik. Tapi lama kelamaan, perasaan itu memudar. Terlebih setelah acara pernikahan orangtua nya, dia jadi sering kontakan sama Karin.

LET'S MAKE MAGIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang