6 | Alergi🥀

1K 120 30
                                    

Kujujuran adalah sebuah pondasi. Kepercayaan akan ada jika terdapat sebuah kejujuran didalamnya.

🥀🥀

Felix masuk ke ruangan sang Ayah. Ia bisa melihat jelas Ayahnya tengah menyiapkan piring. Piring itu piring antik, jadi piring itu hanya bisa digunakan dan disentuh oleh keluarganya.

"Ayah?" panggil Felix pelan.

Elang menoleh, ia tersenyum sangat tipis dan menyilakan Felix duduk.

"Duduk," titah Elang.

Felix mengangguk dan duduk didepan Elang. Seketika ia merasa ruangan sedikit menghangat saat melihat senyum Elang. Walaupun hanya setipis tisu dibagi 3.

"Biar aku-- em-- Abang aja, Yah," ujar Felix berusaha memecahkan suasana.

Ayah menggeleng. "Kamu duduk aja, sebentar lagi selesai."

Felix menurut, ia melihat Ayahnya menaruh gelas terakhir di mejanya. Kemudian ia duduk dan melihat lurus kearah Felix.

"Makan," titah Elang.

"Tapi--"

"Apa tadi kata Dokter Beni?"

Deg!

"Hah?" tanya Felix bingung.

"Ayah tanya, Dokter Beni bilang apa tadi?" Elang menanyakan hal yang sama lagi pada Felix.

Felix merasa ruangan ini kembali menjadi dingin. Namun, ia berusaha tidak gugup dan memberikan senyuman tipis.

"Abang nggak apa-apa, Yah. Tadi Dokter Beni bilang kalo Abang kurang istirahat aja. Kemaren kan jadwalnya padet banget, makanya--"

"Kamu nyalahin Ayah karna jadwal kamu padat?"

Felix refleks menggeleng. "Bukan gitu, Yah. Itu salah Felix sendiri. Jadwal padat tapi nggak rajin olahraga, makan nggak sehat, terus udah gitu nggak teratur. Maaf, Yah," ujar Felix cepat. Ia tak ingin sang Ayah berpikiran yang aneh lagi.

Elang menghela napas lalu meletakkan gelas yang baru saja ia gunakan untuk minum.

"Kalo kamu mau jadi atlet atau pilot, kamu nggak boleh sakit, Son," ujar Elang sungguh-sungguh, ia menatap mata sang anak sembari tersenyum.

Felix terpaku sejenak. Ia menatap mata Elang dengan takut.

"Ayah tau kamu mau jadi atlet atau pilot. Ayah nggak masalah, selagi kamu sehat dan bahagia menjalaninya," jelas Elang.

"Ayah.."

"Ayah tau kamu masuk rumah sakit, Ayah ada disana waktu kamu masuk UGD. Ayah sengaja nggak samperin kamu, Ayah mau tau apa kamu jujur atau nggak, ternyata kamu nggak jujur. Buktinya, sampai malam kamu nggak cerita sama Ayah atau Bunda."

Memang benar Elang berada disana saat Felix dibawa oleh tim medis. Kebetulan ia sedang menjenguk koleganya dan ia secara tidak sengaja melihat Rendy bersama dengan Felix. Awalnya ia tak percaya jika yang ia lihat putra dan saudaranya, namun ternyata benar, itu putranya.

PATH OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang