5 | Whats Wrong?🥀

1K 127 25
                                    

"Bertemu orang baru di lingkungan baru pasti sangat memberatkan dan menakutkan. Jangan terlalu khawatir! Menerimanya dan bergerak maju bersama juga akan membuat tumbuh bersama!"  -- Jay Enhypen

🥀🥀
_________

Kedatangan Rendy membuat semuanya menjadi mudah. Tentunya bagi Felix hal ini sangat berarti.

Rendy membawanya pergi kerumah sakit dan meminta surat izin kepada gurunya sebelum pergi. Dengan syarat, para guru tidak ada yang boleh memberitahu kondisi Felix saat ini. Karena Rendy tau, jika Elang mengetahui Felix jatuh sakit, ia akan membuat putranya itu terlihat baik-baik saja, bagaimanapun caranya.

Jujur saja, Rendy merasa kasihan melihat Felix jika sudah seperti ini. Perasaan itulah yang membuat Rendy mau datang kesekolah, tentunya atas permintaan putri kesayangannya, Yura.

Ya, saat jam istirahat tadi, Yura menelponnya. Dengan segala paksaan yang digunakan Yura, akhirnya Rendy setuju datang kesekolah dengan alasan yang jelas. Karena pada awalnya, Yura tak menjelaskan mengapa ia diminta datang kesekolah. Untuk itu, Rendy benar-benar panik, ditambah Yura menangis saat memintanya. Tanpa berpikir panjang, Rendy langsung meninggalkan meetingnya dan pergi menuju sekolah.

Dan tipu muslihatnya berhasil, Rendy datang sesuai perkiraan Yura. Akhirnya, Yura menjelaskan tujuan ia meminta Papanya datang, Yura juga tak memberitahu Ben. Karena jika ia beritahu terlebih dahulu, Yura takut Ben menolak bantuannya.

"Kamu udah nggak pa-pa, Fel?" tanya Rendy saat keponakannya itu mengganti posisinya menjadi duduk.

Felix mengangguk. "Saya udah nggak apa-apa, Om. Makasih udah mau bantuin saya," ujar Felix.

Rendy duduk dan menghela napasnya. "Kalo bukan karena tipu daya Yura. Saya nggak akan kesekolah kamu, Fel," jelas Rendy.

Felix mengerutkan keningnya. "Yura?"

"Yahhh, dia sangat-sangat pintar menipu. Apa saya masukkan Yura ke kelas acting ya? Dia bisa loh jadi artis."

Felix terkekeh. "Cita-cita Yura jadi bagian anggota BIN, Om."

Rendy mengangguk. "Kebanyakan nonton drama detektif. Emangnya jadi detektif gampang? Tapi, kamu setuju kan kalo Yura jadi artis?"

Felix lagi-lagi terkekeh, kali ini sembari mengangguk. "Apapun yang terbaik buat Yura, Om."

Rendy tersenyum tipis dan menepuk pundak Felix.

"Kamu masih pengin jadi ahli astronomi, Fel?"

"Iya, Om," jawab Felix semangat. "Kalo nggak, minimal jadi seniman, atlet atau pilot, Om. Tapi, kayanya Ayah nggak ngizinin."

Rendy menggeleng. "Itu hak kamu. Kamu yang punya badan. Kamu tau kemampuan kamu dimana. Jadi, pertahanin dulu cita-cita kamu. Belajar yang rajin, jangan nyerah ditengah jalan. Restu orang tua bakal jalan kalo kamu yakin. Kalo belum apa-apa kamu udah loyo duluan, gimana Ayah sama Bunda kamu ngizinin?"

Felix terdiam. Felix sangat ingin melakukan itu. Tapi, ia tau sikap Ayahnya. Ia tak akan mengizinkan hal itu.

"Iya, Om," ujar Felix tak ingin memperpanjang masalah.

Rendy terdiam sebentar. Rendy tau apa yang ada dipikiran lelaki ini. Rendy hanya bisa berharap, semoga Felix dapat bertahan dan kuat kedepannya.

PATH OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang