Hallo, dari mana nih?
Kalo ada typo, kasih tau ya!
Happy reading, jangan lupa vote sama komennya.
.
.
.Beby Clarissa gadis cantik yang sering diincar oleh kaum adam di sekolahnya, dia paling risih jika ditembak oleh seseorang. Beby duduk di bangku kelas 12 SMA, ia berumur 18 bulan lalu, Januari. Gadis kelahiran bulan Januari itu, sudah mau lulus SMA. Tinggal menunggu ujian kelulusan saja.
"Cece! Bagi contekan dong," pinta Beby.
Cece Fauzia dia adalah sahabat Beby yang sangat pintar dari ketiga nya, maka dari itu Beby sering sekali meminta contekan ke Cece.
"Ambil di tas," suruh Cece, Beby segera mengambil buku Cece kemudian menyalin tugas Cece ke bukunya.
"Nyontek mulu lo beb, bodoh ya lo?" sindir Gea, Beby sama sekali tak tersinggung dengan pertanyaan Gea. Karna dirinya sudah biasa mendapatkan seperti itu.
Gea Sabina gadis cantik yang kadang bermulut pedas, asal ceplas-ceplos.
"Bukan bodoh ge, cuman males mikir." jawab Beby sambil terus menyalin tugas Cece.
"Nye nye nye," ejek Gea.
"Lo kalo mau nyontek silahkan, sini bareng gue." ajak Beby.
"Gak, makasi. Otak gue gak bodoh dan gue gak males mikir kek lo." ucap Gea santai.
"Yaelah lu,"
"Udah belom beb? Udah mau masuk," ucap Cece.
"Dikit lagi cee!" jawab Beby, sambil mengebut nyalin tugas Cece.
"Oke." ucap Cece.
"Jangan lama, dikit-" belom selesai Cece berucap, Bu Lala sudah masuk kedalam kelas dengan wajah angkuh nya.
"UDAH!" teriak Beby tanpa sadar, sembari mengangkat bukunya tinggi-tinggi.
Merasa di tatap oleh mereka semua, Beby melihat mereka semua sembari mengangkat satu alisnya. Mereka semua mengangkat dagunya ke meja guru yang terdapat Bu Lala yang sedang menatap dirinya tajam.
"Eh Bu Lala, sejak kapan disitu bu?" tanya Beby cengengesan.
"Sejak tadi!" ketus Bu Lala.
"Kok saya gak liat ya? Padahal badan Bu Lala gede, kaya gentong minyak." celetuk Beby.
"BEBY!" tegur Bu Lala.
"Kenapa bu? Ibu ngepens sama saya?" pede Beby.
"Keluar kamu! Jangan ikuti pelajaran saya untuk hari ini!" tegas Bu Lala.
"Makasih ibu, sayang ibu deh." setelah itu Beby pergi berlari keluar kelas, tujuannya kini hanya ke kantin.
Beby meminum minuman nya ketika sudah datang ke mejanya, ia melihat keseliling. Tatapan nya terkunci ke lelaki yang berjalan dengan cool ke dalam kantin. Ia terus menatap lelaki itu, tanpa sadar lelaki itu sudah berdiri di hadapannya sambil menatap Beby dingin.
"Kenapa lihatin saya?" tanya lelaki itu.
"Om duda, kok ganteng?" tanya Beby tanpa sadar, ia menahan dagu nya dengan telapak tangan nya. Tatapan sama sekali belom teralihkan dari lelaki di hadapannya.
"Tau dari mana?" tanya lelaki itu.
"Tau apaan om?" tanya Beby bingung.
"Saya duda," jawab lelaki itu sembari duduk di hadapan Beby.
"Oh, om beneran duda?" lelaki itu mengangguk.
"Kenalin om, saya Beby Clarissa. Panggil Beby aja om," ucap Beby, sambil mengulurkan tangannya.
Cantik dan.....manis
"Saya Ardan Gleoardo," jawab lelaki bernama Ardan itu. Dia Ardan, duda beranak satu, dia duda karna istrinya meninggal saat melahirkan buah hati nya. Dia merupakan pemilik sekolah yang Beby tempati, dan CEO dari perusahaan terkenal. Ardan berumur 29 jalan 30.
Perbedaan umur Ardan dan Beby sangat lah jauh, sekitar 12 tahun. Tapi jangan salah, diumurnya yang mau memasuki kepala tiga. Ardan memiliki tubuh yang sangat gagah, cool, dan wajah yang masih kelihatan sangat muda.
"Hallo duda Ardan," sapa Beby.
"Beby kayaknya pernah denger nama om deh," lanjut Beby.
Ardan menaikan sebelah alisnya, beby yang mengerti segera menjawab. "Gak tau om, lupa."
Ardan mendekatkan bibirnya ke telinga Beby. "See you." setelah itu Ardan pergi dari kantin.
•••
Hallo, gimana sama prolog nya?
Semoga suka ya sama cerita SDGM.
Bye, see you next time><
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Duda Ganteng Milikku
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [TINGGALIN JEJAK] [STATUS ON GOING | SLOW UPDATE] "Beby, kenapa kamu ngelamun? Mikirin apa? Senyum-senyum lagi," tanya Amel heran. "Mikirin duda ganteng mah," celetuk Beby tanpa sadar. Beby membulatkan matanya ketika sadar...